Author: Akh Ahmad
•Rabu, Maret 31, 2010
Buatlah hatiku tenang, wahai Jarir!



Dari Qais bin Abi Hazim, dari Jarir bin Abdullah al-Bajali radhiyallahu’anhu, Jarir berkata: Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Wahai Jarir, maukah engkau menenangkan hatiku dari memikirkan Dzul Khalashah?” –itu adalah sebuah rumah di Khats’am (sebuah tempat di Yaman, pent) yang dijuluki sebagai Ka’bahnya Yaman (yang di dalamnya terdapat berhala yang dipuja-puja, pent)–. Jarir berkata: Akupun bergegas berangkat -ke sana, untuk berperang, pent- bersama dengan seratus lima puluh pasukan berkuda -dari suku Ahmas, pent-. Sebenarnya aku ini tidak begitu tangguh mengendarai kuda. Hal itu aku ceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau pun menepukkan telapak tangannya ke dadaku seraya berdoa, “Ya Allah, teguhkanlah dia dan jadikan dia pemberi petunjuk dan senantiasa terbimbing.” Qais berkata: Maka berangkatlah Jarir ke sana dan berhasil membakar hangus rumah itu dengan api. Kemudian Jarir mengutus seseorang di antara kami untuk menyampaikan berita gembira ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang itu biasa dipanggil dengan sebutan Abu Arthah -nama aslinya Husain bin Rabi’ah, pent-. Sesampainya dia di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia pun melapor, “Tidaklah saya datang menghadap anda kecuali kami telah meninggalkannya dalam keadaan -hangus, pent- bagaikan seekor onta yang terkena kudis di sekujur tubuhnya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mendoakan keberkahan bagi kuda-kuda suku Ahmas beserta pasukannya sebanyak lima kali. (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [8/98-100] dan Shahih Bukhari hal. 633,635,795,900,1253,1293)
Hadits yang agung ini menyimpan berbagai mutiara hikmah, di antaranya:
Author: Akh Ahmad
•Jumat, Maret 26, 2010
Hari Jumat adalah hari yang mulia, dan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia memuliakannya. Keutamaan yang besar tersebut menuntut umat Islam untuk mempelajari petunjuk Rasulullah dan sahabatnya, bagaimana seharusnya msenyambut hari tersebut agar amal kita tidak sia-sia dan mendapatkan pahala dari Allah ta’ala. Berikut ini beberapa adab yang harus diperhatikan bagi setiap muslim yang ingin menghidupkan syariat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Jumat.
Author: Akh Ahmad
•Jumat, Maret 26, 2010
Sangat banyak ayat ataupun hadits yang menerangkan keutamaan berdzikir kepada Allah. Bahkan Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan dan menganjurkan kepada kita agar senantiasa berdzikir dan mengingat-Nya (lihat edisi 29/III tentang dzikir-dzikir setelah shalat wajib). Jangan sampai harta, anak-anak ataupun kegiatan duniawi melalaikan kita dari berdzikir kepada Allah.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al-Munaafiquun:9)
Sangat banyak ayat ataupun hadits yang menerangkan keutamaan berdzikir kepada Allah. Bahkan Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan dan menganjurkan kepada kita agar senantiasa berdzikir dan mengingat-Nya (lihat edisi 29/III tentang dzikir-dzikir setelah shalat wajib). Jangan sampai harta, anak-anak ataupun kegiatan duniawi melalaikan kita dari berdzikir kepada Allah.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al-Munaafiquun:9)
Author: Akh Ahmad
•Kamis, Maret 25, 2010
Beliau adalah seorang yang dijuluki sebagai Al-Hafizh, Al-Hujjah, Al-Muarrikh, Ats-Tsiqah Imaduddin Abul Fida’ Ismai Ibnu Umar Ibnu Katsir Al-Qurasyi Al-Bashrawi Ad-Mimasyg Asy-Syafi’i.

Lahir disebuah desa bernama Mijdal daerah bagian Bushra pada tahun 700H. Ayahnya meninggal ketika beliau berusia tiga tahun dan beliau terkenal sebagai khatib di kota itu. Adapun Ismail Ibnu Katsir merupakan anak yang paling bungsu. Beliau dinamai Ismail sesuai dengan nama kakaknya yang paling besar yang wafat ketika menimba ilmu di kota Damaskus sebelum Beliau lahir.
Author: Akh Ahmad
•Kamis, Maret 25, 2010
Nama lengkap beliau ialah Imam Abdul Husain bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Dia dilahirkan di Naisabur tahun 206 H. Sebagaimana dikatakan oleh al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya "Ulama'ul Amsar. Imam Muslim adalah penulis kitab syahih dan kitab ilmu hadits. Dia adalah ulama terkemuka yang namanya tetap dikenal sampai kini.

Kehidupan dan Pengembaraannya
Author: Akh Ahmad
•Kamis, Maret 25, 2010
Nabi ingin berwasiat tetapi tidak jadi, mengapa Nabi tidak jadi berwasiat? Apa yang ingin disampaikan Nabi dalam wasiatnya? Episode yang tak pernah diungkap oleh syiah. Banyak peristiwa yang terjadi saat Nabi sakit. Ada peristiwa yang diekspose, dan ada pula yang sengaja ditutupi. Agar mendapat gambaran yang utuh, pembaca harus menelaah seluruh riwayat yang ada.
Salah satunya adalah peristiwa wasiat hari kamis. Di mana pada hari itu Nabi ingin berwasiat, dan meminta untuk diambilkan pena dan kertas, tapi ahlulbait yang saat itu berada di sekitar Nabi, tidak beranjak mentaati perintahNya. Akhirnya Nabi pun tidak jadi wasiat. Nabi tidak jadi berwasiat bukan karena takut pada Umar, atau pada siapa pun juga.
Author: Akh Ahmad
•Kamis, Maret 25, 2010
Berikut ini akan kami bawakan risalah yang berisi tanya-jawab dalam hal aqidah Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Dengan mencermati karya beliau ini akan tampaklah bagi kita sebenarnya bagaimana aqidah [keyakinan] beliau yang mungkin bagi sebagian kalangan telah mendapatkan kesan negatif mengenai beliau. Silakan anda telaah dengan pikiran yang jernih dan hati yang tenang. Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kita.
Tanya : Siapakah Rabbmu?
Jawab : Rabbku adalah Allah yang telah memeliharaku dan memelihara seluruh alam dengan segala nikmat-Nya. Dia lah sesembahanku, tidak ada bagiku sesembahan selain-Nya. Sebagaimana yang difirmankan Allah ta’ala dalam surat al-Fatihah (yang artinya), “Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam.”
Tanya : Apakah makna kata Rabb?
Jawab : Yang menguasai dan yang mengatur, dan hanya Dia (Allah) yang berhak untuk diibadahi
Tanya : Apa makna kata Allah?
Author: Akh Ahmad
•Kamis, Maret 25, 2010
Muhammad bin Hatim Warraq Al-Bukhari rahimahullah menceritakan, “Aku bermimpi melihat Bukhari berjalan di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setiap kali Nabi mengangkat telapak kakinya maka Abu Abdillah (Bukhari) pun meletakkan telapak kakinya di situ.” (Hadyu Sari, hal. 656)

Nama dan Nasabnya
Beliau bernama Muhammad, putra dari Isma’il bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fi, biasa dipanggil dengan sebutan Abu ‘Abdillah. Beliau dilahirkan pada hari Jum’at setelah shalat Jum’at 13 Syawwal 194 H di Bukhara (Bukarest). Ketika masih kecil, ayahnya yaitu Isma’il sudah meninggal sehingga dia pun diasuh oleh sang ibu. Ghinjar dan Al-Lalika’i menceritakan bahwa ketika kecil kedua mata Bukhari buta. Suatu ketika ibunya bermimpi melihat Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah memulihkan penglihatan putramu karena banyaknya doa yang kamu panjatkan kepada-Nya.” Pagi harinya dia dapati penglihatan anaknya telah sembuh (lihat Hadyu Sari, hal. 640)
Sanjungan Para Ulama Kepadanya
Author: Akh Ahmad
•Kamis, Maret 25, 2010
Pondok Pesantren Islamic Centre Bin Baz membuka pendaftaran santri baru tahun ajaran 2010 – 2011. Pendaftaran dibuka mulai tanggal 13 Maret sampai dengan 26 Juni 2010 untuk jenjang Raudhatul Athfal (TK), Salafiyah Ula (SD), Salafiyah Wustha (SMP), I’dad Lughawi (Persiapan Bahasa Arab) dan Madrasah Aliyah (SMU). Penerimaan santri baru menggunakan ONE DAY SERVICE, pengumuman diterima atau tidak dilaksanakan pada hari yang sama dengan pelaksanaan ujian masuk.

SYARAT-SYARAT

Author: Akh Ahmad
•Kamis, Maret 25, 2010
PENERIMAAN SANTRI BARU 2010 / 2011 PONDOK PESANTREN AL-I’TISHAM WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA Di Bawah Yayasan Islam Al-I’tisham, Akte Notaris: Koesharyati Tito,SH Nomor: 002 : 1996 / 10 April 1996 Alamat Ma’had :
  1. Kampus Putra : Gg.Wijayakusuma 140, Kepek, Wonosari, Gunungkidul, DI.Yogyakarta 55813 (0274) 7486796, HP: 085228438506(Kepsek)
  2. Kampus Putri : Dusun Banaran RT 12 RW 03 Playen, Kec.Playen.Gunungkidul, DI.Yogyakarta. HP.085228320016 atau 081229401928
Pada tahun pembelajaran 2010-2011 kembali membuka kesempatan kepada segenap putra-putri kaum muslimin untuk menimba ilmu-ilmu agama dengan akidah dan pemahaman yang lurus, serta pengetahuan umum lainnya dengan program pendidikan sebagai berikut :
  1. 1. PROGRAM PENDIDIKAN
1. MTS (Madrasah Tsanawiyah)PUTRA / PUTRI (Terpisah) Status Terakreditasi B, BAP S/M No.22/01/BAP/TU/XI Tgl. 22 Oktober 2008 Daya tampung Pa:40 Pi:40, masa belajar 3 th, ditambah 1 tahun pendalaman materi untuk putri. Target pendidikan : Mengetahui agama Islam dengan benar sesuai dengan pemahaman salaf as-sholih, beraqidah dan beramal secara benar, berakhlaq karimah, hafal 6 juz bagi putra dan 10 juz bagi putri, hafal hadits-hadits, mengetahui ilmu-ilmu syar’i secara baik dan menguasai dasar-dasar bahasa arab, serta mengenal ilmu-ilmu umum pendukung. 2. SMK Jur.THP Bidang Keahlian Pengolahan Hasil Pertanian Pangan PLUS I’DAD SHOLIHAT (Khusus Putri) Ijin Kemandirian : Dinas Pendidikan Kab.GK 2009 Daya tamping : Pi:40 masa belajar 3 th ditambah 1 th pendalaman materi. Target pendidikan : Mengetahui agama Islam dengan benar sesuai dengan pemahaman salaf as-sholih, beraqidah dan beramal secara benar, berakhlaq karimah, hafal 10 juz, hafal hadits-hadits, mengetahui ilmu-ilmu syar’i secara baik dan menguasai dasar-dasar bahasa arab, serta mengenal ilmu-ilmu umum pendukung, menguasai ketrampilan pengolahan hasil pertanian pangan seperti pembuatan aneka macam kue dan roti,manisan,susu kedelai dll, pengemasan hingga penjualan.
  1. 2. FASILITAS PENDIDIKAN
Sarana pendidikan Ma’had, MTs, SMK terpisah baik  putra/putri, Masjid, Asrama, Ruang kelas representatif, Ruang Praktek untuk SMK THP, Koperasi, Lab. Komputer, dll.
  1. 3. TENAGA PENGAJAR
Pengajar dari alumni pondok pesantren bermanhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang terpercaya & Perguruan tinggi terkemuka yang memiliki komitmen terhadap pendidikan Islam.
  1. 4. EKSTRAKULIKULER
Author: Akh Ahmad
•Kamis, Maret 25, 2010
STIKes Madani membuka pendaftaran mahasiswa baru tahun akademis 2010-2011. Program studi yang ditawarkan adalah S-1 Ilmu Keperawatan, D-3 Kebidanan dan D-3 Farmasi.i
Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan.
Dengan memerhatikan program-program kesehatan seperti yang digariskan di seluruh Indonesia, bahwasanya pada tahun 2010 dibutuhkan 1.535.078 orang. Adapun proyeksi kebutuhan tenaga kesehatan untuk menunjang program menuju Indonesia Sehat 2010, untuk Ners & Ners Specialis sebanyak 72.610 orang. Sedangkan untuk luar negeri, dewasa ini ada kecenderungan permintaan tenaga kesehatan untuk kebutuhan luar negeri terus meningkat. Diperkirakan, seperti untuk melayani permintaan dari Malaysia sebanyak 400 orang, dan belum terhitung untuk wilayah Timur Tengah, dan lainnya. Selain itu, pada tahun 2000 Pemerintah Kuwait telah melayangkan surat permintaan tenaga kesehatan Indonesia melalui Indonesian Network for International Healthcare Training Program (IHTP) untuk kebutuhan perawat 1.000 orang.
Program Studi D III Kebidanan.
Harus disyukuri bahwa program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup. Namun demikian masih banyak masalah kesehatan yang belum bisa tertangani secara tuntas, atau bahkan di beberapa daerah di Indonesia ada kecenderungan meningkat.
Author: Akh Ahmad
•Kamis, Maret 25, 2010
Sragen 2010-2011
Penerimaan Santri Baru
Pondok Pesantren Ibnu Abbas As-Salafy Sragen
Tahun Ajaran 2010-2011
Segala Puji Bagi Allah Ta’ala, semoga sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Amma ba’du:
Pondok Pesantren Ibnu Abbas as Salafy, di bawah Yayasan Ibnu Abbas Sragen semenjak tahun 2006 berusaha mewujudkan lembaga pendidikan yang berkualitas dengan biaya pendidikan yang terjangkau.
Pondok Pesantren Ibnu Abbas As Salafy, memberikan ijazah kepada lulusan pada masing-masing program. Untuk program mutawasithoh kami juga
Pondok Pesantren Ibnu Abbas As Salafy, Insya Allah berijazah MA (dalam proses), siap melanjutkan ke Perguruan Tinggi Dalam Negeri / Luar Negeri (Universitas Madinah, LIPIA, dll).
PROGRAM PENDIDIKAN
  1. 1. MUTAWASITHOH (MTW)
Masa Pendidikan:
3 tahun (santri tinggal di asrama) dan telah mendapatkan piagam sebagai penyelenggara Wajar Dikdas dari Departemen Agama.
  1. 2. ALIYAH  (ALY)
Masa Pendidikan:
3 tahun (santri tinggal di asrama) dan Insya Allah berijazah MA (dalam proses), siap melanjutkan ke Perguruan Tinggi Dalam Negeri / Luar Negeri (Universitas Madinah, LIPIA, dll).
  1. 3. PROGRAM UNGGULAN
Tahfidzul Qur’an
TENAGA PENGAJAR
Diasuh oleh alumni-alumni dari Timur Tengah, LIPIA, pondok pesantren yang bermanhaj salaf dan Universitas-universitas dalam negeri serta para Hafidz yang berpengalaman.

SYARAT PENDAFTARAN
Author: Akh Ahmad
•Rabu, Maret 24, 2010
Syaikh Abdul Muhsin bin Hamad Al-Abad
 
MUKADIMAH
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas penyempurna dan pelengkap agama dan penghulu para rasul serta imam orang-orang yang bertaqwa nabi kita, Muhammad dan atas keluarga serta shahabat-shahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari Kiamat. Amma ba’du

Ini adalah risalah singkat berupa nasihat untuk para pegawai dan karyawan dalam menunaikan pekerjaan-pekerjaan yang diamanahkan kepada mereka. Aku menulisnya dengan harapan agar mereka mendapat manfaat darinya, dan supaya mambantu mereka untuk mengikhlaskan niat-niat mereka serta bersungguh-sungguh dalam bekerja dan menjalankan kewajiban-kewajiban mereka. Aku memohon kepada Allah agar semua mendapatkan taufik dan bimbingan-Nya.
Author: Akh Ahmad
•Rabu, Maret 24, 2010

معهد الإمام البخاري

لتعليم القرآن والسنة على نهج سلف الأمة


INFORMASI PENERIMAAN SANTRI BARU

PONDOK PESANTREN IMAM BUKHARI

TAHUN PELAJARAN 2010-2011


Tujuan  : Membentuk Generasi Thalibul Ilmi Yang Bermanhaj Salaf dalam Beraqidah,  Beribadah, Berakhlak, Bermuamalah, dan Berdakwah.
Visi  : Menjadi Lembaga Pendidikan dan Dakwah Islam Bermanhaj Salaf yang Unggul dan Amanah.
Misi : Mengemban Risalah Dakwah Melalui Jalur Lembaga Kaderisasi Ilmiah Berbentuk Pondok Pesantren yang Bermanhaj Salaf
Author: Akh Ahmad
•Rabu, Maret 24, 2010
Bagian I
Muqaddimah
disusun oleh:

I. PENGANTAR
Insya Alloh, tidak terlalu berlebihan kalau saya katakan bahwa kisah mempunyai pengaruh yang sangat besar pada jiwa seseorang, mulai dari anak kecil sampaipun orang dewasa bahkan terkadang yang sudah lanjut usia.
Kisah bisa mempengaruhi jiwa sehingga menjadi pemberani, jujur, berpikir optimis dan lainnya, namun disisi lainnya juga bisa mempengaruhinya sehingga menjadi penakut, cengeng, pemalu dan lainnya.
Oleh karena itu Alloh dalam kitab suci Al Qur’an banyak sekali menyebutkan kisah umat terdahulu, baik kisah para nabi dan orang-orang sholih untuk dijadikan ibroh kebaikannya, juga kisah kaum yang dholim untuk dijadikan pelajaran akan akibat perbuatan dholimnya.

Alloh Ta’ala berfirman :
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
“Sungguh dalam kisah-kisah mereka terdapat sebuah pelajaran bagi orang-orang yang berakal.”
(QS. Yusuf : 111)
فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al A’rof : 176)
begitu pula Rosululloh, beliau sering menceritakan banyak kisah yang terjadi pada ummat yang telah lampau, sebagaimana hal ini diketahui bersama oleh orang-orang yang menelaah sunnah beliau. Begitu pula dengan salafus sholeh dan para ulama’ ahlus sunnah setelahnya

II. ANTARA KISAH SHAHIH DAN LEMAH
Author: Akh Ahmad
•Selasa, Maret 23, 2010
Oleh : Majid bin Su’ud Alu ‘Usyin
Penerjemah Fuad Hamzah, Lc

Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Dan dalam menuntut ilmu itu ada beberapa ada yang harus diperhatikan, berikut di antaranya.

BEBERAPA ADAB MENUNTUT ILMU
  1. Mengikhlaskan niat karena Allah ta’âlâ.
  2. Berdoa kepada Allah ta’âlâ supaya mendapatkan taufiq dalam menuntut ilmu.
  3. Bersemangat (antusias) untuk melakukan perjalanan dalam menuntut ilmu.
  4. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghadiri kajian-kajian ilmu.
  5. Apabila ada seseorang yang datang belakangan di tempat kajian hendaknya tidak mengucapkan salam apabila dapat memotong pelajaran yang berjalan, kecuali kalau tidak mengganggu maka mengucapkan salam itu sunnah. (Pendapat  Syaikh al-Utsaimin dalam Fatawa Islamiyyah:, jilid 1, hlm. 170)
  6. Tidak mengamalkan ilmu merupakan salah satu sebab hilangnya barakah ilmu. Allah ta’âlâ mencela orang-orang yang tidak mengamalkan ilmunya dalam firman-Nya:
Author: Akh Ahmad
•Selasa, Maret 23, 2010
Malik bin Anas mengatakan,
لا يؤخذ العلم عن أربعة ، سفيه معلن السفه وصاحب هوى يدعو الناس إليه ، ورجل معروف بالكذب في أحاديث الناس وإن كان لا يكذب على رسول الله صلى الله عليه وسلم ، ورجل له فضل وصلاح لا يعرف ما يحدث به
“Ilmu agama tidak boleh diambil dari empat jenis manusia. Pertama, orang bodoh yang jelas kebodohannya. Kedua, pengikut hawa nafsu (baca:ahli bid’ah) yang mendakwahkan kebid’ahannya. Ketiga, seorang yang diketahui suka berdusta dalam pembicaraan keseharian dengan sesama manusia meski belum pernah terbukti membuat hadits palsu. Keempat, orang yang shalih dan bagus agamanya namun dia tidak mengetahui apa yang dia sampaikan” (Jami’ Bayan al Ilmi karya Ibnu Abdil Barr, 3/35, Maktabah Syamilah).
Terkait dengan ilmu ada dua prinsip penting yang harus diketahui dan dibedakan oleh seorang muslim.

Author: Akh Ahmad
•Senin, Maret 22, 2010

Oleh Ustadz Zainal Abidin, Lc. hafizhahullah

Para pengusaha muslim harus memiliki dedikasi yang tinggi dalam mengembangkan usahanya, bersemangat memerangi kemalasan, mengenali medan usaha, tidak berputus asa dalam menghadapi kendala dan hambatan dalam berusaha sehingga menjadi pengusaha yang tangguh, mandiri dan mampu memberantas kemiskinan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:“Tidak ada makanan yang dimakan seseorang yang lebih baik dari makanan yang merupakan usaha tangannya sendiri, karena Nabi Allah, Daud, makan dari hasil usaha tangannya sendiri.”(1)


Islam sangat membenci pemalas yang menjadi beban orang dan pengemis yang menjual harga diri dengan meminta-minta belas kasihan orang sebagaimana yang ditegaskan dalam sebuah hadits dari Abdullah Ibnu Umar radhiyallohu’anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: "Tidaklah sikap meminta-minta terdapat pada diri seseorang di antara kalian kecuali ia bertemu dengan Allah sementara di wajahnya tidak ada secuil dagingpun.(2)

Abu Qasim Al Khatly bertanya kepada Imam Ahmad: Apa komentar anda terhadap orang yang hanya berdiam di rumah atau di sebuah masjid lalu berkata aku tidak perlu bekerja karena rizkiku tidak akan lari dan pasti datang? Maka beliau menjawab: "Orang tersebut bodoh terhadap ilmu, apakah tidak mendengarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam: Allah menjadikan rizkiku di bawah kilatan pedang (jihad). (3)

Sahl bin Abdullah At Tustary berkata: Barangsiapa yang merusak tawakkal berarti telah merusak pilar keimanan dan siapa yang merusak pekerjaan berarti telah membuat kerusakan dalam sunnah. (4)

Allah subhanahu wata’ala tidak melarang para hamba-Nya berusaha, bahkan Allah mencintai segala bentuk usaha asalkan sesuai dengan kaidah dan prinsip agama, maka tidak ada alasan untuk mencela jalur-jalur usaha yang halal, tetapi yang tercela adalah usaha yang haram atau melalaikan ibadah kepada Allah. Bahkan Allah akan memberi ampunan kepada orang yang kelelahan karena mencari nafkah dan gigih bekerja sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam: Barangsiapa yang bermalam badannya lelah karena pekerjaannya, maka bermalam dalam keadaan terampuni dosanya. (5)

Wahai saudaraku, saya sengaja memaparkan beberapa atsar dari para ulama yang mulia untuk menepis anggapan sebagian orang bodoh bahwa mencari nafkah dengan cara yang benar agar hidup mandiri dan tidak menjadi beban orang lain merupakan cinta dunia yang menodai sikap kezuhudan. Padahal tidaklah demikian bahkan Abu Darda’ berkata: Termasuk tanda kefahaman seseorang terhadap agamanya, adalah adanya kemauan untuk mengurusi nafkah rumah tangganya.(6)

Pengusaha Muslim Harus Bangkit

Krisis global yang melanda sebagian pengusaha sekarang ini jangan mematahkan semangat para pengusaha muslim untuk mengembangkan usahanya, justru keadaan ini digunakan untuk mengoreksi apa yang menjadi sebab terjadinya krisis ekonomi. Jangan bersikap seperti orang-orang kafir, berputus asa dengan melampiaskannya ke diskotik, menenggak khamer atau bahkan tidak sedikit yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Seorang Muslim dalam menghadapi setiap krisis, hendaknya menyadari bahwa kehidupan adalah sebuah realita yang harus dihadapi dengan bekal kesungguhan, ilmu, ketawakalan dan menjauhi sifat pengecut serta pandai mengolah kelemahan menjadi sebuah kekuatan.

Situasi krisis harus menjadi cambuk bagi para pengusaha muslim untuk bangkit mencari peluang bisnis dan membuka kran rizki yang mampet. Karena pengusaha muslim dituntut menjadi teladan paripurna, termasuk semangatnya dalam mengais rizki dan membuka lapangan kerja yang halal. Abdurrahman bin Auf radhiyallohu’anhu ketika datang di Madinah dengan segala keterbatasan dan kehidupan yang serba susah, karena konsekwensi hijrah, beliau harus meninggalkan seluruh hartanya di Makkah. Pada kondisi seperti itu beliau mendapat tawaran bantuan namun beliau mengatakan “Tunjukkan kepadaku di mana pasar Madinah”. Dalam waktu yang tidak begitu lama beliau sudah mampu hidup mandiri dan menikah dari hasil usahanya.

Kesibukan para utusan Allah subhanahu wata’ala dan para ulama salaf, dalam mencari ilmu dan berda’wah tidak melalaikan mereka mengais rizki yang halal untuk menafkahi keluarganya. Maka, para pengusaha muslim harus bisa meneladani mereka, kesibukannya dalam berusaha jangan membuatnya lalai menuntut ilmu atau alasan menuntut ilmu membuatnya malas untuk mencari nafkah.

Apapun bentuk usaha seorang muslim asalkan halal dan diperoleh dengan cara yang benar harus ditekuni dan dijalani dengan sungguh-sungguh dan penuh suka cita, hilangkan perasaan rendah diri, malu atau gengsi dengan profesi yang dijalaninya karena mungkin dianggap oleh kebanyakan orang sebagai bentuk profesi hina dan tidak bermartabat, sementara mulia dan tidaknya sebuah usaha atau profesi tidak bergantung pada bergengsi atau tidaknya di pandangan manusia seperti bekerja di perusahan asing ternama atau jabatan kelas tinggi atau bekerja ditempat yang basah duitnya, namun kemuliaan sebuah usaha sangat ditentukan oleh kehalalan dan benarnya jenis usaha dihadapan Allah serta terpuji dipandangan syariat islam.

Para nabi dan rasul telah memberikan contoh kepada kita dalam berusaha dan berkarya untuk menopang kelangsungan dakwah dan tersebarnya risalah, nabi Zakaria menjadi tukang kayu, nabi Idris menjahit pakaian dan nabi Daud membuat baju perang, sehingga bekerja untuk bisa hidup mandiri merupakan sunnah para utusan Allah subhanahu wata’ala dan berusaha untuk mencari nafkah baik dengan berniaga, bertani atau berternak tidak dianggap menjatuhkan martabat dan tidak bertentangan dengan sikap tawakkal.(7)

Begitu pula para ulama salaf mereka tergolong orang-orang yang rajin bekerja dan ulet dalam berusaha, tapi mereka juga gigih dan tangguh dalam menuntut ilmu dan menyebarkan agama. Tidak mengapa seorang bekerja di bidang dakwah dan urusan kaum muslimlin lalu mendapat imbalan dari pekerjaan tersebut karena Umar bin Khaththab radhiyallohu’anhu ketika menjadi Khalifah mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dari baitul mal.(8)

Perlu diketahui bahwa kualitas seseorang sangat tergantung pada keberhasilannya, daya tariknya untuk memberi manfaat orang lain, hasil pekerjaannya, dan martabatnya di hadapan Allah dan hamba-Nya, maka seorang pengusaha muslim harus hidup berkecukupan agar menuntut ilmu menjadi mudah, beribadah menjadi lancar, bersosialisasi menjadi gampang, bergaul semakin indah, berdakwah semakin sukses, berumah tangga semakin stabil dan beramal shalih semakin tangguh.

Footnote:
1. Shahih diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahihnya (2072) dan Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, 8/ 6
2. H.R Bukhari, Muslim dan Nasa’i dalam sunannya.
3. Talbisul Iblis, Ibnul Jauzi, Hal: 302.
4. Talbisul Iblis, Ibnul Jauzi, Hal: 299.
5. LIhat fathul Bari, 4/353.
6. Diriwayatkan Ibnu Abu Dunya dalam Ishlahul Mal Hal:223, Ibnu Abu Syaibah (34606) dan Al Baihaqi dalam As Syuab (2/365)
7. Lihat Fathul Bary, Juz 4. / l 358 dan Al Minhaj Syarah Sahih Muslim Juz, 15/ 133.
8. Lihat Fathul Bary, 4 / 357.

Author: Akh Ahmad
•Jumat, Maret 12, 2010
Sebenarnya adakah kaitan antara cinta Rasul dan perayaan maulid, alias hari kelahiran beliau? Pertanyaan ini mungkin terdengar aneh bagi mereka yang kerap merayakannya. Bagaimana tidak, sedang disana dibacakan sejarah hidup beliau, diiringi dengan syair-syair pujian dalam bahasa Arab untuk beliau (yang dikenal dengan nama burdah), yang kesemuanya tak lain demi mengenang jasa beliau dan memupuk cinta kita kepadanya?


Dalam sebuah muktamar negara-negara Islam sedunia, salah seorang dai kondang dari Saudi yang bernama Dr. Said bin Misfir Al Qahthani, berjumpa dengan seorang tokoh Islam (syaikh) dari negara tetangga. Melihat pakaiannya yang khas ala Saudi, Syaikh tadi memulai pembicaraan (Sebagaimana yang dituturkan sendiri oleh Dr. Said Al Qahthani ketika berkunjung ke kampus kami, Universitas Islam Madinah dan memberikan ceramah di sana.):

Author: Akh Ahmad
•Jumat, Maret 12, 2010
Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah menjawab:


Pertama, malam kelahiran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak diketahui secara pasti kapan. Bahkan sebagian ulama masa kini menyimpulkan hasil penelitian mereka bahwa sesungguhnya malam kelahiran beliau adalah pada tanggal 9 Robi’ul Awwal dan bukan malam 12 Robi’ul Awwal. Oleh sebab itu maka menjadikan perayaan pada malam 12 Robi’ul Awwal tidak ada dasarnya dari sisi latar belakang historis.
Author: Akh Ahmad
•Jumat, Maret 12, 2010
“Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan angin ini, dan aku berlindung kepadaMu dari kejelekannya.”*1