tag:blogger.com,1999:blog-30054021947140722382024-02-07T19:25:34.336+07:00Sunnah Is The BestSedikit sesuai sunnah lebih baik daripada banyak tetapi bid'ahAkh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.comBlogger23125tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-84348757326602499962011-03-02T01:36:00.001+07:002011-03-02T01:38:47.610+07:00Orang Yang Marah Bila Ditimpa TAKDIR Yang Tidak Menyenangkan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div align="justify"><div align="justify"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDz_J5q3TJPU7efAL4Ba2lqk70qVW4KS728YjwOiiM3sEHwnfmrFhkqq8kE1tYjufIIbx_8ddXyxeGmbOlGzwV6l7axcpUFhOJqOgD1pSOM_i8FtAZdrvQ3k2RMU7eyfnlexUIBMcIx4zy/s1600/taqdir.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDz_J5q3TJPU7efAL4Ba2lqk70qVW4KS728YjwOiiM3sEHwnfmrFhkqq8kE1tYjufIIbx_8ddXyxeGmbOlGzwV6l7axcpUFhOJqOgD1pSOM_i8FtAZdrvQ3k2RMU7eyfnlexUIBMcIx4zy/s1600/taqdir.jpeg" /> </a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDz_J5q3TJPU7efAL4Ba2lqk70qVW4KS728YjwOiiM3sEHwnfmrFhkqq8kE1tYjufIIbx_8ddXyxeGmbOlGzwV6l7axcpUFhOJqOgD1pSOM_i8FtAZdrvQ3k2RMU7eyfnlexUIBMcIx4zy/s1600/taqdir.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">1. Orang Yang Marah Bila Ditimpa Musibah <span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin Rohimahulloh</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Pertanyaan.</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin ditanya : "Tentang orang yang marah-marah apabila ditimpa suatu musibah ?"</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Jawaban.</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Manusia terbagi menjadi empat tingkatan dalam menghadapi musibah.</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Tingkatan Pertama : Marah-Marah</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Ini terbagi kepada beberapa macam:</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">[1] Terjadi di dalam hati, misalnya jengkel terhadap Rabb-nya karena taqdir buruk menimpanya. Ini haram hukumnya, terkadang bisa menjerumuskan kepada kekufuran. Allah Ta'ala berfirman. :</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">"Artinya : Di antara manusia ada yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keaadaan itu, dan jika ditimpa suatu bencana berbaliklah ia ke belakang. Ia rugi dunia dan akhirrat" [Al-Hajj : 11]</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">[2] Dengan lidah, misalnya meminta celaka dan binasa dan yang semisal itu. Ini juga haram.</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">[3] Dengan anggota tubuh seperti menampar pipi, merobek saku, menjambak rambut dan semisalnya. Semua ini haram karena bertentangan dengan sabar yang merupakan kewajiban.</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Tingkatan Kedua : Bersabar</span></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDz_J5q3TJPU7efAL4Ba2lqk70qVW4KS728YjwOiiM3sEHwnfmrFhkqq8kE1tYjufIIbx_8ddXyxeGmbOlGzwV6l7axcpUFhOJqOgD1pSOM_i8FtAZdrvQ3k2RMU7eyfnlexUIBMcIx4zy/s1600/taqdir.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: black;"><a name='more'></a> </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Seperti diucapkan oleh seorang penyair ; sabar seperti namanya, pahit rasanya tetapi lebih manis akibatnya dari pada madu. Maka orang ini akan melihat bahwa suatu musibah itu berat, namun ia tetap menjaga imannya sehingga tidak marah-marah, meski ia berpandangan bahwa adanya musibah itu dan ketiadaannya tidaklah sama. Ini hukumnya wajib karena Allah Ta'ala memerintahkan untuk bersabar.</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Dia berfirman :</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">"Artinya : Bersabarlah kalian, sesunguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar" [ Al-Anfa : 46]</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Tingkatan Ketiga : Ridha</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Yakni manusia ridha dengan musibah yang menimpanya. Ia berpandangan bahwa ada dan tidaknya musibah sama saja baginya, sehingga adanya musibah tadi tidak memberatkannya. ia pun tidak merasa berat memikulnya. Ini dianjurkan dan tidak wajib menurut pendapat yang kuat. Perbedaan tingkatan ini dengan tingkatan sebelumnya nampak jelas karena adanya musibah dan tidak adanya sama saja dalam tingkatan ridha. Adapun pada tingkatan sebelumnya, jika ada musibah dia merasakan berat, namun ia tetap bersabar.</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Tingkatan Keempat : Bersyukur</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Ini merupakan tingkatan yang paling tinggi. Di sini seseorang bersyukur atas musibah yang menimpanya karena ia memahami bahwa musibah ini menjadi sebab pengampunan kesalahan-kesalahannya bahkan mungkin malah menambah kebaikannya. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">"Artinya : Tidaklah satu musibah menimpa seorang muslim kecuali dengannya Allah mengampuni dosa-dosanya sampai sebuah duripun yang menusuknya"</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">[Disalin kitab Al-Qadha' wal Qadar edisi Indonesia Tanya Jawab Tentang Qadha dan Qadar, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin', terbitan Pustaka At-Tibyan, penerjemah Abu Idris] </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=697&bagian=0 </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">2.Termasuk Iman Kepada Allah: Sabar Atas Segala Takdirnya </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"> </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Firman Allah Ta'ala (artinya): </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">"Tiada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (At-Taghabun: 11) </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">'Alqamah ('Alqamah bin Qais bin 'Abdullah bin Malik An-Nakha'i. Salah seorang tokoh dari ulama tabi'in. Dilahirkan pada masa hidup Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Meninggal th. 62 H / 681M) menafsirkan iman yang tersebut dalam ayat ini dengan mengatakan: </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">"Yaitu: orang ketika ditimpa musibah ia meyakini bahwa itu semua dari Allah, maka ia pun ridha dan pasrah (atas takdir-Nya)." </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">"Ada dua perkara masih dilakukan orang, padahal kedua-duanya adalah kufur, yaitu: mencela keturunan dan meratapi orang mati." </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits marfu' dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu: </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">"Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul pipi, merobek-robek pakaian dan menyeru dengan seruan jahiliyah." </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">"Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba-Nya maka Dia menyegerakan hukuman baginya di dunia; sedang apabila Allah menghendaki keburukan pada seorang hamba-Nya maka Dia menangguhkan dosanya sampai Dia penuhi balasannya nanti di hari Kiamat." (HR At-Tirmidzi dan Al-Hakim) </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">"Sungguh, besarnya pahala setimpal dengan besarnya cobaan; dan sungguh, Allah Ta'ala apabila mencintai suatu kaum, diuji-Nya mereka dengan cobaan. Untuk itu, barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan dari Allah, sedang barangsiapa yang marah maka baginya kemarahan dari Allah." (Hadits hasan, menurut At-Tirmidzi) </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Kandungan tulisan ini: </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Tafsiran ayat dalam surah At-Taghabun. Ayat ini menunjukkan keutamaan sabar atas segala takdir Allah yang pahit, seperti musibah; dan menunjukkan pula bahwa amal termasuk dalam pengertian iman. </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Sabar terhadap segala cobaan termasuk iman kepada Allah. </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Disebutkan hukum tentang perbuatan mencela keturunan. </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Ancaman keras terhadap orang yang memukul-mukul pipi, merobek-robek pakaian dan menyeru dengan seruan jahiliyah (karena meratapi orang mati). </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Tanda apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya. </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Tanda apabila Allah menghendaki keburukan kepada hamba-Nya. </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Dilarang bersikap marah dan tidak sabar atas cobaan yang diujikan Allah. </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Pahala bagi orang yang ridha atas cobaannya. </span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Dikutip dari buku: "Kitab Tauhid" karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;">Penerbit: Kantor Kerjasama Da'wah dan Bimbingan Islam, Riyadh 1418 H</span><span style="color: black;"><br />
</span><span style="color: black;"> </span></a><br />
</div></div><br />
<div align="justify"><span style="color: black;"><br />
</span></div><span class="fullpost"> </span>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-46237203267269797362011-02-02T19:06:00.002+07:002011-02-02T19:38:14.562+07:00REBO WEKASAN<div align="center" class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 14pt;"> </span> </div><div align="center" class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;">Abu Hamzah Agus Hasan Bashori</span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: center; unicode-bidi: embed;">Ibnu Qamari al-Sanuwi<br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7tQxF29IOgwfwEj9oY4UL4bsFeJGX_-2yH__QSeFdYDmLeWBDb70nqiJxz_UlqIH3j6WhZyvi1Veq5jna-APP7TtYwAWIK9O-oSI9najpMCDnmjvF-wq08l2QA3CLANCVHO-YxdHe88DF/s1600/jimat.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7tQxF29IOgwfwEj9oY4UL4bsFeJGX_-2yH__QSeFdYDmLeWBDb70nqiJxz_UlqIH3j6WhZyvi1Veq5jna-APP7TtYwAWIK9O-oSI9najpMCDnmjvF-wq08l2QA3CLANCVHO-YxdHe88DF/s200/jimat.jpg" width="190" /></a></div>Pembaca yang mulia, sebentar lagi kita akan meninggalkan bulan Shafar, sebagai muslim kita berkewajiban untuk selalu mencari ilmu dan kebenaran agar mendapatkan ridha Allah <i>-Subhanahu wa ta'ala-</i> dan selamat dari marabahaya. Untuk itu pula Allah <i>-Subhanahu wa ta'ala-</i> mewajibkan kita agar saling menasehati; yang mengetahui memberitahukan kepada yang belum mengetahui agar sama-sama selamat. Atas dasar inilah kami tulis makalah ini. Selamat membaca.</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Pengertian</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">Yang dimaksud dengan Rebo Wekasan atau Rabo pungkasan adalah hari Rabo terakhir yang ada di bulan Shafar. Mengapa harus istilah Rebo Wekasan? Karena tradisi ini berkembang di masyarakat jawa. Kami tidak tahu istilahnya di selain masyarakat jawa. Oleh karena itu kami ucapkan terima kasih bagi yang mau menginfrormasikannya kepada kami.</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Keyakinan Khurafat</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">Banyak dari kaum muslimin di dunia islam- karena ketidaktahuannya tentang Islam- banyak yang memiliki keyakinan tertentu tentang Rebo Wekasan ini. Di dalam Islam telah diajarkan bahwa keyakinan yang tidak memiliki dasar kebenaran itu di sebut khurafat. Di antara Khurafat Rebo Wekasan ini adalah:<br />
<a name='more'></a></div><ol type="1"><li class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Keyakinan bahwa pada setiap tahun, tepatnya pada hari Rebo Wekasan Allah menurunkan 320.000 (Tiga ratus duapuluh ribu) malapetaka atau bencana, sehingga hari tersebut adalah hari tersulit dalam satu tahun. Sumber khurafat ini adalah al-Buni<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3005402194714072238" name="_ftnref1"></a> dalam kitab al-Firdaus, Fariduddin dalam kitab Awradu Khawajah dan orang lain yang dianggap sebagai ahli makrifat (kasyaf) oleh kaum shufi.</li>
<li class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Keyakinan bahwa hari Rebo Wekasan adalah hari naas atau hari sial, maka-menurut mereka- wajib menahan diri di dalamnya dari amalan-amalan atau pekerjaan yang berharga atau penting, seperti pernikahan, perjalanan jauh, berdagang, transaksi-transaksi dan lain-lain. Jika tetap dilakukan maka nasibnya akan sial.</li>
</ol><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Amalan Bid'ah</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">Untuk menghindari atau mengantisipasi malapetaka dan kesialan yang ada di dalam hari Rebo Wekasan mereka melakukan dan menganjurkan orang lain untuk melakukan hal berikut:</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-right: 0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm; unicode-bidi: embed;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="ltr">Pembacaan istighatsah (permohonan pertolongan kepada Allah dengan cara-cara yang tidak dikenal dalam sunnah Rasulullah <i>-Shalallahu alaihi wa salam-</i>, misalnya dengan berjamah, penghadiaan al-Fatihah, tawassul- tawassul bid'i, bahkan tidak jarang meminta langsung kepada selain Allah seperti kepada nabi Muhammad -Shalallahu alaihi wa salam- atau para wali Allah). Dianjurkan kepada para hadirin untuk membawa air sendiri-sendiri dari rumah guna di<i>asma'i</i>. </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-right: 0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm; unicode-bidi: embed;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="ltr">Pembacaan surat Yasin, khususnya setelah maghrib sebanyak 3 kali secara bersama-sama. Yang pertama diniatkan supaya diselamatkan dari bala`, yang kedua banyak rizki, dan yang terakhir agar panjang umur.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-right: 0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm; unicode-bidi: embed;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="ltr">Membaca Azimat multi khasiat sesuai dengan niat.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-right: 0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm; unicode-bidi: embed;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="ltr">Menulis wifiq (rajah) atau azimat dengan tinta yang dapat lebur dengan air. Wifiq ini berbentuk persegi empat dan lingkaran. Lafazh JIbril, Mikael, Israfil dan Izrail ditulis membentuk kotak yang masing-masing bergaris bawah lebih panjang dari tulisannya. Di dalamnya tertuliskan <i>Allah Lathif bi'ibadihi</i>. Kemudian dilingkari dengan tulisan basmalah dan ayat-ayat salam seperti <i>Salamun</i> <i>Qaulan</i> <i>Min</i> <i>Rabbir</i> <i>Rahim</i>, <i>Salamun ala Nuhin fil'alamin</i> dll.<span style="color: red;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Bagi yang tidak bisa menulis sendiri maka dianjurkan untuk membeli. Wifiq atau azimat kecil seharga 1000 sampai 5000 rupiah sedangkan azimat besar seharga 6000 sampai 10.s000 rupiah.</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Untuk merangsang animo umat dan meyakinkan mereka, para pemuka agama melakukan promosi (pembodohan) yang tidak tanggung-tanggung. Mereka menulis: Khasiat Azimat besar/komplit:<span dir="rtl"> </span></div><ul><li>Dimasukkan ke dalam air (di dalam sumur, teko, botol, gentong) kemudian diminum: Menyembuhkan segala macam penyakit, mencerdaskan otak dan penerang hati, menghilangkan kesusahan dan lail-lain.</li>
<li>Dipasang di rumah: Aman dari kebakaran dan pencurian serta perampokan, aman dari fitnah, penghuni rumah tenteram dan damai, tidak mudah dimasuki sihir dan gangguan lain</li>
<li>Dibawa kemanapun pergi: Untuk keselamatan, dan mahabbah (pengasihan), memperlancar pergaulan dan memperbanyak teman.</li>
<li>Ditaruh di toko atau dagangan: Sebagai penglaris dan penarik pembeli, menambah barokah, tidak dihasud orang</li>
<li><span style="font-family: Wingdings;"></span>Ditaruh di kendaraan: Aman dan selamat dari kecelakaan, tidak dicuri orang dll.</li>
</ul><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">5. Shalat tolak bala'. Diantara bentuknya adalah<span dir="rtl"> </span>shalat di waktu dhuha sebanyak 4 rakaat satu kali salam. Pada setiap rakaatnya membaca al-Fatihah dan surat al-Kautsar 17x, al-Ikhlash 50x, al-Falaq 1x dan an-Nas 1x. Ketika salam dianjurkan membaca:</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 14pt;">وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">sebanyak 360x, dilanjutkan dengan <i>Jauharatul Kamal</i> 3x dan ditutup dengan:</div><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: right;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 14pt;">سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وسلامٌ على المرسَلِينَ، والحمدُ لله رَبِّ العالَمِينَ</span><span dir="ltr" lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;">Lalu bersedekah dengan sedikit roti untuk fakir miskin. Khasiatnya adalah untuk tolak balak yang turun pada hari Rebo Wekasan.</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Ajaran Yang Benar</div><ol type="1"><li class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Semua keyakinan tentang kesialan bulan Shafar atau Rabu terakhir pada bulan Shafar adalah batil. Rasulullah -Shalallahu alaihi wa salam- bersabda:</li>
</ol><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="margin-right: 1.3pt; text-align: right;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 14pt;">لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ، وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ، وَفِرَّ مِنَ اْلمَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ اْلاَسَدِ</span><span dir="ltr" lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">"Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada kesialan karena (suara atau arah terbang) burung , tidak ada <i>Hamah</i> (kesialan karena burung malam seperti burung hantu, atau tidak ada yang namanya ruh gentayangan yang menjadi burung karena tidak dibalaskan dendamnya), dan tidak ada Shafar. Larilah dari orang yang penderita penyakit kusta seperti larimu dari singa." (HR. Bukhari: 5579, Muslim: 101)</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Yang terpenting dari hadits ini di sini adalah sabda Nabi -Shalallahu alaihi wa salam- : <i>Tidak ada Shafar</i>. Artinya Rasulullah -Shalallahu alaihi wa salam- menolak adanya keyakinan-keyakinan Jahiliyyah tentang shafar, yang tafsirannya menurut para ulama adalah:</div><ol type="a"><li class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Tidak ada kesialan nasib karena bulan Shafar (Shahih Bukhari:5380, Abu Daud: 3915 ). Al-Baidhawi berkata: "Sabda nabi -Shalallahu alaihi wa salam-: <i>'Tidak</i> <i>ada</i> <i>Shafar</i>' adalah penolakan terhadap anggapan bahwa pada bulan Shafar ada banyak malapetaka" (al-Qasthalani, Syarah Bukhari: 8/318, hal senada juga ditulis oleh al-Fatani dalam Majma' Biharil Anwar: 2/251)</li>
</ol><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 36pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Syekh Ismail al-Dahlawi (w.1246) berkata: "Masuk dalam hal ini adalah apa yang diyakini oleh orang-orang bodoh di India bahwa 13 hari pertama bulan Shafar adalah hari naas, banyak diturunkan bala'. Mereka menyebutnya <i>Tirah Tizi </i>artinya hari-hari tiga belas yang berat." (ad-Dahlawi, Risalah Tauhid, diterjemahkan ke bahasa arab oleh abul hasan an-Nadwi, diterbitkan oleh Dinas Urusan Masjidil Haram dan masjid nabawi, cet, 1424/ 2004, hal.73-74)</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">b. Tidak ada penyakit cacing atau ular dalam perut yang disebut shafar, yang diyakini oleh orang arab bahwa ia akan berontak pada saat lapar dan bahkan dapat membunuh orangnya, dan yang diyakini lebih menular dari pada <i>Jarab</i> (penyakit kulit/gatal) (Shahih Muslim: 1742, Ibnu Majah: 3539) Juga tidak ada keyakinan bahwa orang yang doyan makan tetapi tidak merasa kenyang, berarti ada setan atau ifrit di dalam perutnya yang memakan semua makanannya. (ad-Dahlawi, Risalah at-Tauhid, hal.73)</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">c. Tidak ada aturan Shafar model jahiliyyah, yang mana mereka dulu menghalalkannya (menjadikanya sebagai bulan halal untuk berperang) setahun dan mengharamkannya (menjadikannya sebagai bulan suci yang haram untuk berperang) setahun. (Abu Daud: 3913, 3914)</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Termasuk dalam hal ini adalah tidak ada keyakinan bahwa umroh pada bulan-bulan haji (Syawwal, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah) adalah kejahatan paling buruk di dunia. Mereka dulu mengatakan:</div><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="margin-right: 1.3pt; text-align: right;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 14pt;">إِذَا بَرَأَ الدَّبْرُ وَعَفَا اْلأَثَرُ وَانْسَلَخَ صَفَرُ حَلَّتِ اْلعُمْرَةُ لِمَنِ اعْتَمَرَ</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">"Jika <i>dabr</i> (bekas memikul beban berat di punggung unta ada musim haji) telah sembuh, bekas jejak kaki (unta, pada musim haji) telah tiada dan Muharram (yang waktu itu masih disebut Shafar awal) telah masuk maka halallah umrah bagi yang berumrah." (Bukhari: 1489, Muslim: 1240, 1679, (Ini kami dapat dari At-Tamhid: 8/356)</div><ol type="1"><li class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Shalat tolak balak adalah bid'ah:</li>
</ol><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 18pt; unicode-bidi: embed;">Para ulama besar yang tergabung dalam komisi tetap untuk riset dan fatwa, ketika ditanya tentang pertanyaan di atas menjawab sebagai berikut:</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">"Shalat sunnah yang dimaksud dalam soal di atas, kami tidak mengetahui asal usulnya dari al-Qur'an dan sunnah. Juga tidak kami ketahui seorangpun dari salafus salih yang mengamalkan shalat ini. Jadi ia adalah bid'ah yang mungkar. Telah shahih dari nabi -Shalallahu alaihi wa salam- bahwa beliau bersabda:</div><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="margin-right: 1.3pt; text-align: right;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 14pt;">مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">"Barang siapa mengamalkan satu amalan yang tidak didasari oleh syariatku maka ia ditolak."</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">(Bukhari: 60, Muslim: 4447)</div><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="margin-right: 1.3pt; text-align: right;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 14pt;">مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَـٰذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">"Barang siapa membuat hal baru dalam agamaku ini, sesuatu yang bukan dari bagiannya maka ia ditolak."</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">(Bukhari: 2641, Muslim: 4446)</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Maka barang siapa menisbatkan shalat ini kepada Nabi -Shalallahu alaihi wa salam- atau kepada salah seorang sahabatnya berarti ia telah berbohong besar, maka ia terkena laknah Allah dan diancam dengan hukuman orang-orang yang berdusta. Hanya pada Allah adanya hidayah taufiq. Semoga shalawat dan salam tercurah untuk nabi kita Muhammad <i>-Shalallahu alaihi wa salam-</i> beserta para keluarga dan sahabatnya.</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 18pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">(al-Lajnah ad-Daimah Lilbuhuts wal-Ifta' 4/140-141. Ketua Syekh Abdul Aziz Ibn Bazz. Wakil: Abdurrazzaq Afifi. Anggota: Abdullah Qu'ud sdan Abdullah Ghudayyan.</div><ol type="1"><li class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">Rajah, Wifiq, Azimat</li>
</ol><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; text-indent: 18pt; unicode-bidi: embed;">Dalam hal ini Syekh Muhammad al-Syuqairi al-Mishri berkata: "Telah menjadi tradisi orang-orang bodoh, menulis ayat-ayat salam seperti: <span dir="rtl"> <span lang="AR-SA">سلام على نوح في العالمين </span></span>dan lain-lain pada hari rabo terakhir dari bulan Shafar, kemudian mereka meletakkannya dalam wadah-wadah lalu mereka meminumnya dan bertabarruk dengannya, saling menghadiahkan (kalau sekarang banyak yang memperjual belikan), karena keyakinan mereka bahwa hal itu dapat menghilangkan keburukan-keburukan. Ini adalah keyakinan rusak dan perasaan bernasib sial yang tercela serta bid'ah yang buruk, wajib diingkari oleh setiap orang yang melihatnya." (<i>al-Sunan wal Mubtada'at</i>, hal. 137-138)</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">Kewajiban setiap muslim adalah berttauhid kepada Allah –Subhanahu wa ta'ala- dan berittiba' (mengikut) kepada Rasul Allah <i>-Shalallahu alaihi wa salam-</i>. Tidak menyembah kecuali kepada Allah, dan hanya dengan aturan syari'at yang dibawa oleh utusan-Nya. Takut kepada sesuatu yang bahayanya dinyatakan oleh Allah dan Rasul-Nya (wahyu ) atau akal sehat dan bukti empiris (indrawi) adalah takut yang benar dan wajar, akan tetapi takut kepada sesuatu yang bahayanya hanya dinyatakan oleh khurafat maka itu adalah ketakutan yang buruk dan bersifat syirik jika diikuti. Rasulullah <i>-Shalallahu alaihi wa salam-</i> bersabda:</div><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: right;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 14pt;">الطِّيَرَة شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ثَلاَثاً وَمَا مِنَّا إلاَّ وَلٰكِنَّ الله يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">"<i>Thiyarah</i> (pesimis, merasa akan bernasib sial karena khurafat) itu adalah syirik" sebanyak tiga kali, "tidaklah setiap kita melainkan (pernah mengalaminya) akan tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakkal." (Abu Daud: 3910)</div><div class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: right;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 14pt;">مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ» قالوا: يا رسول الله، فما كفارة ذلك؟ قال: «يَقُوْلُ أَحَدُهُمْ اللَّهُمَّ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ، ولا طَيْرَ إلا طَيْرُكَ، ولا إله غَيْرُكَ</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">"Siapa yang dibatalkan dari hajatnya oleh <i>thiyarah</i> maka ia telah berbuat syirik." Mereka bertanya: "Wahai rasulullah, kalau begitu apa tebusannya? Beliau bersabda: "Salah seorang mereka berkata: "Ya Allah tidak ada kebaikan kecuali kebaikan-Mu, tidak ada kesialan nasib (keburukan, musibah) kecuali kesialan nasib (dalam takdir) Mu, dan tidak ada sesembahan yang benar selain-Mu." (Abu Daud: 8412)</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">Dengan demikian maka mengikuti khurafat-khurafat di atas bukan malah menambah iman dan membawa selamat, melainkan justru merusak iman dan mendatangkan murka Allah <i>-Subhanahu wa ta'ala-</i>. Jika adanya malapetaka pada bulan shafar atau pada hari Rabo terakhir bulan Shafdar adalah khurafat berarti semua amalan yang dilakukan untuk menanggulanginya adalah khurafat dan bid'ah. Keselamatan hanya ada pada mengikuti Rasuluillah <i>-Shalallahu alaihi wa salam-</i> dan menyembah serta bertawakkal kepada Allah <i>-Subhanahu wa ta'ala-</i>.</div><br />
<br />
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3005402194714072238" name="_ftn1"></a></div>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-5102830853329788862010-03-31T06:47:00.002+07:002011-02-02T16:42:03.217+07:00Sebuah Nasehat Untuk Ulil Abshar<span class="fullpost"><span style="font-size: large;"><b style="color: blue;">Buatlah hatiku tenang, wahai Jarir!</b></span><br />
</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmh0tm4eDpiDyVRCEDLi5ji8694NFe0W5sk9FS-5sebO8Yux59cU7ohghunYq7lwUKOS2gqYiFMfxnnF5J2I7iusi9eOrnwi3tZFmeZG0GHMugdiQU0wu9B8TG1yB1aX1xSWOXU2YyUNRn/s1600/nasehat.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmh0tm4eDpiDyVRCEDLi5ji8694NFe0W5sk9FS-5sebO8Yux59cU7ohghunYq7lwUKOS2gqYiFMfxnnF5J2I7iusi9eOrnwi3tZFmeZG0GHMugdiQU0wu9B8TG1yB1aX1xSWOXU2YyUNRn/s200/nasehat.jpg" width="200" /></a></div>Dari Qais bin Abi Hazim, dari Jarir bin Abdullah al-Bajali <i>radhiyallahu’anhu</i>, Jarir berkata: Suatu ketika Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> berkata kepadaku, <i>“Wahai Jarir, maukah engkau menenangkan hatiku dari memikirkan Dzul Khalashah?”</i> –itu adalah sebuah rumah di Khats’am (sebuah tempat di Yaman, pent) yang dijuluki sebagai <b>Ka’bahnya Yaman</b> (yang di dalamnya terdapat berhala yang dipuja-puja, pent)–. Jarir berkata: Akupun bergegas berangkat -ke sana, untuk berperang, pent- bersama dengan seratus lima puluh pasukan berkuda -dari suku Ahmas, pent-. Sebenarnya aku ini tidak begitu tangguh mengendarai kuda. Hal itu aku ceritakan kepada Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, maka beliau pun menepukkan telapak tangannya ke dadaku seraya berdoa, <i>“Ya Allah, teguhkanlah dia dan jadikan dia pemberi petunjuk dan senantiasa terbimbing.” </i>Qais berkata: Maka berangkatlah Jarir ke sana dan berhasil membakar hangus rumah itu dengan api. Kemudian Jarir mengutus seseorang di antara kami untuk menyampaikan berita gembira ini kepada Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>. Orang itu biasa dipanggil dengan sebutan Abu Arthah -nama aslinya Husain bin Rabi’ah, pent-. Sesampainya dia di hadapan Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, dia pun melapor, <i>“Tidaklah saya datang menghadap anda kecuali kami telah meninggalkannya dalam keadaan -hangus, pent- bagaikan seekor onta yang terkena kudis di sekujur tubuhnya.” </i>Maka Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> pun mendoakan keberkahan bagi kuda-kuda suku Ahmas beserta pasukannya sebanyak lima kali. (<b>HR. Bukhari dan Muslim</b>, lihat <i>Syarh Muslim</i> [8/98-100] dan <i>Shahih Bukhari</i> hal. 633,635,795,900,1253,1293)<br />
<b>Hadits yang agung ini menyimpan berbagai mutiara hikmah, di antaranya:</b><br />
<a name='more'></a><b></b><br />
<ol><li>Anjuran untuk mengirimkan utusan yang menyampaikan kabar gembira berupa keberhasilan penaklukan musuh dan yang semacamnya (lihat <i>Syarh Muslim</i> [8/99]). Hadits ini juga menunjukkan anjuran untuk memberikan kabar gembira kepada sesama muslim yang dapat membuat hatinya senang, sebagaimana dalam hadits Mu’adz bin Jabal yang populer itu.</li>
<li>Kesenangan dan kebahagiaan jiwa Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> dan para sahabatnya adalah dengan berjayanya tauhid dan tumbangnya syirik. Maka perhatikanlah hal ini baik-baik <i>wahai saudaraku terutama para da’i</i>,… Hendaknya kita berupaya untuk meneladani mereka. Betapa besarnya perjuangan mereka -generasi salaf- dalam mendakwahkan tauhid ke berbagai penjuru dunia. Yang hal itu menunjukkan kepada kita bahwa yang menjadi <b>cita-cita tertinggi</b> perjuangan mereka adalah agar umat manusia menyembah kepada Allah saja dan mengingkari thaghut/sesembahan selain Allah. Bukankah Allah telah menegaskan tujuan agung ini dalam firman-Nya (yang artinya), <i>“Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyeru; sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.”</i> (QS. an-Nahl: 36). Sehingga dakwah tauhid itulah yang menjadi ruh perjuangan mereka, bukan dakwah menuju kekuasaan ataupun kesejahteraan ekonomi, apalagi tendensi untuk meraih simpati duniawi semua umat beragama! <i>Camkan hal ini baik-baik, wahai para pemuda!</i></li>
<li>al-Hafizh Ibnu Hajar <i>rahimahullah</i> berkata, <i>“Tidak ada sesuatu pun yang lebih melelahkan bagi hati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melainkan keberadaan sosok pujaan selain Allah ta’ala yang dipersekutukan dengan-Nya -dalam hal ibadah-.”</i> (<i>Fath al-Bari</i> [7/671] pdf). Maka hal ini mencerminkan kebencian dan keresahan yang amat mendalam pada diri Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> karena bercokolnya kemusyrikan di atas muka bumi ini. Tentunya hal ini sangat bertolak belakang dengan sikap sebagian orang yang dijuluki sebagai cendekiawan Islam dan ‘kelompok pembaharu’ (baca: <b>JIL dan antek-anteknya</b>) yang sangat tidak suka apabila rasa kebencian terhadap syirik dan pelakunya itu ditanamkan dalam hati umat Islam. Tidakkah kita ingat, wahai pembaca yang budiman.. indahnya firman Allah <i>ta’ala</i> (yang artinya), <i>“Sungguh telah ada bagi kalian teladan yang baik pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya. Yaitu ketika mereka berkata kepada kaumnya, ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah. Kami mengingkari kalian dan </i><i><b>telah tampak jelas adanya permusuhan dan kebencian antara kami dengan kalian</b></i><i>, untuk selama-lamanya sampai kalian mau beriman (beribadah) kepada Allah semata…”</i> (QS. al-Mumtahanah: 4). Maka ambillah pelajaran, wahai <i>ulil abshar</i> (orang yang punya pikiran)…!</li>
<li>al-Hafizh Ibnu Hajar <i>rahimahullah</i> berkata, <i>“Di dalam hadits ini terkandung ajaran yaitu disyari’atkannya melenyapkan sesuatu yang memicu merajalelanya fitnah/keburukan bagi manusia, baik yang berujud bangunan atau selainnya; apakah dia tergolong jenis manusia, binatang, atau bahkan benda mati.” </i>(<i>Fath al-Bari</i> [7/673] pdf). Di antara pemicu fitnah terbesar di negeri ini yang harus [segera] dilenyapkan adalah keberadaan Jaringan Islam Liberal beserta segala institusi yang mereka bangun untuk mempropagandakan kesesatan mereka. Mudah-mudahan pemerintah negeri ini -<i>semoga Allah membimbing mereka</i>- bisa segera mengambil tindakan demi keselamatan akidah kaum muslimin, <i>Allahumma amin</i>. Demikian juga tindakan ini mestinya diberlakukan kepada semua penebar fitnah kekafiran dan kemusyrikan di mana saja. Hal ini mengisyaratkan pentingnya pemerintah kaum muslimin untuk <b>memahami akidah yang benar dan berjuang mempertahankannya</b> dengan kekuasaan yang mereka miliki.</li>
<li>Ajaran untuk menjinakkan hati suatu masyarakat dengan mengangkat orang sebagai pemimpin bagi mereka yang dia itu adalah berasal dari masyarakat itu sendiri (putra daerah) (<i>Fath al-Bari</i> [7/673] pdf). <i> </i> <i> </i></li>
<li>Keutamaan pasukan penunggang kuda di dalam peperangan (<i>Fath al-Bari</i> [7/673] pdf). Hal ini merupakan bagian dari perwujudan firman Allah <i>ta’ala</i> (yang artinya), <i>“Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka -orang kafir- kekuatan apa saja yang mampu kalian siapkan, dan juga kuda-kuda yang ditambatkan -khusus untuk perang- dalam rangka menakut-nakuti musuh Allah dan musuh kalian serta musuh lain selain mereka…”</i> (QS. al-Anfal: 60)</li>
<li>Wajibnya menerima <b>hadits ahad</b> (<i>Fath al-Bari</i> [7/673] pdf). Yaitu tatkala Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> menerima berita seorang utusan Jarir yang menyampaikan kabar gembira tersebut. Dan tentu saja di dalam berita itu terkandung konsekuensi aqidah; yaitu meyakini kebenarannya. Maka hadits yang mulia ini merupakan bantahan bagi sebagian gerakan dakwah yang menyerukan untuk kembali kepada syari’at Islam namun pada saat yang sama mereka sendiri justru tidak memahami syari’ah, bahkan tidak paham aqidah, <i>Sadarlah wahai Syabaab..</i></li>
<li>Bolehnya tindakan yang agak berlebihan dalam menghancurkan musuh (<i>Fath al-Bari</i> [7/673] pdf). Tentu saja hal ini dengan mempertimbangkan maslahat dan madharat yang ditimbulkan. Karena kita mengetahui bahwa salah satu kaidah baku dalam bab <i>amar ma’ruf dan nahi mungkar</i> adalah tidak boleh melakukan ingkarul mungkar tatkala dampaknya justru melahirkan kemungkaran lain yang lebih besar (lihat <i>al-Amru bil Ma’ruf wa an-Nahyu ‘anil Munkar</i> oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hal. 33).</li>
<li>Keutamaan sahabat Jarir bin Abdullah al-Bajali <i>radhiyallahu’anhu</i> beserta kaumnya (<i>Fath al-Bari</i> [7/673] pdf). Yaitu berupa kepatuhan beliau terhadap Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> dan perjuangannya dalam menumpas kesyirikan.</li>
<li>Barokah yang ada pada telapak tangan Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> dan doa yang beliau panjatkan (<i>Fath al-Bari</i> [7/673] pdf).</li>
<li>Dianjurkan untuk mengulangi doa sebanyak jumlah bilangan ganjil. Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> terkadang mengulangi doanya lebih dari 3 kali. Maka hadits ini merupakan dalil pengkhusus/<i>takhshish</i> terhadap ucapan Anas, <i>“Beliau/Nabi kalau berdoa -mengulanginya- sebanyak tiga kali.”</i> Sehingga 3 kali itu ditafsirkan sebagai kebiasaan beliau secara umum. Kejadian ini menunjukkan bahwa kondisinya memang menuntut hal itu -yaitu mendoakan mereka lebih dari 3 kali- dikarenakan jasa mereka yang sangat besar dalam memberantas kekafiran dan membela Islam (<i>Fath al-Bari</i> [7/673] pdf).</li>
</ol>Penulis: <a href="http://abumushlih.com/">Abu Mushlih Ari Wahyudi</a><br />
Artikel <a href="http://muslim.or.id/">www.muslim.or.id</a><br />
<br />
<span class="fullpost"> <br />
</span>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-85402897936906939482010-03-26T10:48:00.002+07:002011-02-02T16:47:59.215+07:00Amalan Sunnah Pada Hari Jumat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSdrfw4KPCEeZALfg0ksY0-tcWBeOUICUg9RbLgs2Io_YjkkOihuIZYxIbm1e65KDlBU4qJbATBpJL-vxwiKAKAoqUvoyiX3oa9zp2AizA6XS1TAnVIZxybpyAUYjquBcww2CCrQ8cYA0S/s1600/amalan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="140" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSdrfw4KPCEeZALfg0ksY0-tcWBeOUICUg9RbLgs2Io_YjkkOihuIZYxIbm1e65KDlBU4qJbATBpJL-vxwiKAKAoqUvoyiX3oa9zp2AizA6XS1TAnVIZxybpyAUYjquBcww2CCrQ8cYA0S/s200/amalan.jpg" width="200" /></a></div>Hari Jumat adalah hari yang mulia, dan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia memuliakannya. Keutamaan yang besar tersebut menuntut umat Islam untuk mempelajari petunjuk Rasulullah dan sahabatnya, bagaimana seharusnya msenyambut hari tersebut agar amal kita tidak sia-sia dan mendapatkan pahala dari Allah ta’ala. Berikut ini beberapa adab yang harus diperhatikan bagi setiap muslim yang ingin menghidupkan syariat Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> pada hari Jumat.<br />
<a name='more'></a><br />
<span id="more-184"></span><br />
<b>1. Memperbanyak Sholawat Nabi</b><br />
Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda yang artinya, <i>“Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah sholawat kepadaku di dalamnya, karena sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku, para sahabat berkata: ‘Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah?’ Nabi bersabda: ‘Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.”</i> (Shohih. HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i)<br />
<b>2. Mandi Jumat</b><br />
Mandi pada hari Jumat wajib hukumnya bagi setiap muslim yang balig berdasarkan hadits Abu Sa’id Al Khudri, di mana Rasulullah bersabda yang artinya, <i>“Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang baligh.”</i> (HR. Bukhori dan Muslim). Mandi Jumat ini diwajibkan bagi setiap muslim pria yang telah baligh, tetapi tidak wajib bagi anak-anak, wanita, orang sakit dan musafir. Sedangkan waktunya adalah sebelum berangkat sholat Jumat. Adapun tata cara mandi Jumat ini seperti halnya mandi janabah biasa. Rasulullah bersabda yang artinya, <i>“Barang siapa mandi Jumat seperti mandi janabah.”</i> (HR. Bukhari dan Muslim)<br />
<b>3. Menggunakan Minyak Wangi</b><br />
Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda yang artinya, <i>“Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu sholat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat berikutnya.”</i> (HR. Bukhari dan Muslim)<br />
<b>4. Bersegera Untuk Berangkat ke Masjid</b><br />
Anas bin Malik berkata, <i>“Kami berpagi-pagi menuju sholat Jumat dan tidur siang setelah sholat Jumat.”</i> (HR. Bukhari). Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, <i>“Makna hadits ini yaitu para sahabat memulai sholat Jumat pada awal waktu sebelum mereka tidur siang, berbeda dengan kebiasaan mereka pada sholat zuhur ketika panas, sesungguhnya para sahabat tidur terlebih dahulu, kemudian sholat ketika matahari telah rendah panasnya.”</i> (Lihat <i>Fathul Bari</i> II/388)<br />
<b>5. Sholat Sunnah Ketika Menunggu Imam atau Khatib</b><br />
Abu Huroiroh <i>radhiallahu ‘anhu</i> menuturkan bahwa Nabi Muhammad <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda, <i>“Barang siapa mandi kemudian datang untuk sholat Jumat, lalu ia sholat semampunya dan dia diam mendengarkan khotbah hingga selesai, kemudian sholat bersama imam maka akan diampuni dosanya mulai jum’at ini sampai jum’at berikutnya ditambah tiga hari.”</i> (HR. Muslim)<br />
<b>6. Tidak Duduk dengan Memeluk Lutut Ketika Khatib Berkhotbah</b><br />
<i>“Sahl bin Mu’ad bin Anas mengatakan bahwa Rasulullah melarang Al Habwah (duduk sambil memegang lutut) pada saat sholat Jumat ketika imam sedang berkhotbah.”</i> (Hasan. HR. Abu Dawud, Tirmidzi)<br />
<b>7. Sholat Sunnah Setelah Sholat Jumat</b><br />
Rasulullah bersabda yang artinya, <i>“Apabila kalian telah selesai mengerjakan sholat Jumat, maka sholatlah empat rakaat.”</i> Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, <i>“Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka sholatlah dua rakaat di masjid dan dua rakaat apabila engkau pulang.”</i> (HR. Muslim, Tirmidzi)<br />
<b>8. Membaca Surat Al Kahfi</b><br />
Nabi bersabda yang artinya, <i>“Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat maka Allah akan meneranginya di antara dua Jumat.”</i> (HR. Imam Hakim dalam Mustadrok, dan beliau menshahihkannya)<br />
Demikianlah sekelumit etika yang seharusnya diperhatikan bagi setiap muslim yang hendak menghidupkan ajaran Nabi Muhammad <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> ketika di hari Jumat. Semoga kita menjadi hamba-Nya yang senantiasa di atas sunnah Nabi-Nya dan selalu istiqomah di atas jalan-Nya.<br />
(Disarikan dari majalah Al Furqon edisi 8 tahun II oleh Abu Abdirrohman Bambang Wahono)<br />
***<br />
Penulis: Abu Abdirrohman Bambang Wahono<br />
Artikel www.muslim.or.idAkh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-3492317036929699122010-03-26T06:42:00.001+07:002011-02-02T16:50:19.070+07:00Dzikir Pagi dan Petang Sesuai Tuntunan Rasulullah Serta Keutamaannya<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii2V17giuUAhv_hmOzvhywCW9Z2U6-SXAQN9i0efKfiCByJmUz-13g6U8CSNF46yIGkMulyWY8lBM1vKG7tjxBUovIb37LTenqtZgscWDCYA9Yih-i67HPyUw4mJUlxQ3f4-mhyJqF2g89/s1600/dzikir.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii2V17giuUAhv_hmOzvhywCW9Z2U6-SXAQN9i0efKfiCByJmUz-13g6U8CSNF46yIGkMulyWY8lBM1vKG7tjxBUovIb37LTenqtZgscWDCYA9Yih-i67HPyUw4mJUlxQ3f4-mhyJqF2g89/s200/dzikir.jpg" width="149" /></a></div><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sangat banyak ayat ataupun hadits yang menerangkan keutamaan berdzikir kepada Allah. Bahkan Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan dan menganjurkan kepada kita agar senantiasa berdzikir dan mengingat-Nya (lihat edisi 29/III tentang dzikir-dzikir setelah shalat wajib). Jangan sampai harta, anak-anak ataupun kegiatan duniawi melalaikan kita dari berdzikir kepada Allah.<span id="more-241"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi</i>.” (Al-Munaafiquun:9)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sangat banyak ayat ataupun hadits yang menerangkan keutamaan berdzikir kepada Allah. Bahkan Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan dan menganjurkan kepada kita agar senantiasa berdzikir dan mengingat-Nya (lihat edisi 29/III tentang dzikir-dzikir setelah shalat wajib). Jangan sampai harta, anak-anak ataupun kegiatan duniawi melalaikan kita dari berdzikir kepada Allah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi</i>.” (Al-Munaafiquun:9)<a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Di antara dzikir-dzikir yang disunnahkan untuk dibaca dan diamalkan adalah dzikir pagi dan sore. Dzikir pagi dilakukan setelah shalat shubuh sampai terbit matahari atau sampai matahari meninggi saat waktu dhuha, kira-kira jam tujuh atau jam delapan. Adapun dzikir sore dilakukan setelah shalat ‘ashar sampai terbenam matahari atau sampai menjelang waktu ‘isya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Banyak sekali keutamaan dzikir pagi dan sore sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun bacaannya dan penjelasan tentang keutamaannya adalah sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">1. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca sekali ketika pagi dan sore. Dari Anas yang dia memarfu’kannya (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), “<i>Sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat shubuh sampai terbitnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan/memerdekakan empat orang dari keturunan Nabi Isma’il (bangsa ‘Arab). Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat ‘ashar sampai terbenamnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan empat orang (budak)</i>.” (HR. Abu Dawud no.3667 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih Abu Dawud 2/698)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">2. Membaca ayat kursi (Al-Baqarah:255)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “<i>Barangsiapa membacanya di pagi hari maka akan dilindungi dari (gangguan) jin sampai sore, dan barangsiapa yang membacanya di sore hari maka akan dilindungi dari gangguan mereka (jin).”</i> (HR. Al-Hakim 1/562 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">3. Membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “<i>Barangsiapa yang membacanya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka dia akan dicukupi dari segala sesuatu.</i>” (HR. Abu Dawud 4/322, At-Tirmidziy 5/567, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/182)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">4. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Jika sore hari membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ … رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا …</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca sekali. (HR. Muslim 4/2088 no.2723 dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">5. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Jika sore hari membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca sekali. (HR. At-Tirmidziy 5/466, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">6. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “<i>Barangsiapa yang mengucapkannya dalam keadaan yakin dengannya ketika sore hari lalu meninggal di malam harinya, niscaya dia akan masuk surga. Dan demikian juga apabila di pagi hari.”</i> (HR. Al-Bukhariy 7/150)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">7. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca 3x ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.22 dan Ibnus Sunniy no.69, serta Al-Bukhariy di dalam Al-Adabul Mufrad dan dihasankan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.26)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">8. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ، وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ، وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">9. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidziy, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">10. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “<i>Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore, tidak akan membahayakannya sesuatu apapun</i>.” (HR. Abu Dawud 4/323, At-Tirmidziy 5/465, Ibnu Majah dan Ahmad, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">11. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “<i>Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka ada hak atas Allah untuk meridhainya pada hari kiamat</i>.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Boleh juga membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">… وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">(HR. Ahmad 4/337, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.4 dan Ibnus Sunniy no.68, Abu Dawud 4/418, At-Tirmidziy 5/465 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.39)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">12. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabiy 1/545, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">13. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Jika sore hari membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ …</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca sekali. (HR. Ahmad 3/406, 407, Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.34, lihat Shahiihul Jaami’ 4/209)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">14. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca 100x ketika pagi dan sore. “<i>Barangsiapa yang membacanya seratus kali ketika pagi dan sore maka tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang membaca seperti apa yang dia baca atau yang lebih banyak lagi.”</i> (HR. Muslim 4/2071)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">15. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca 10x. (HR. An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.24, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/272)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Atau dibaca sekali ketika malas/sedang tidak bersemangat. (HR. Abu Dawud 4/319, Ibnu Majah, Ahmad 4/60, lihat Shahih Abu Dawud 3/957 dan Shahih Ibnu Majah 2/331)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">16. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca 100x ketika pagi. “<i>Barangsiapa yang membacanya seratus kali dalam sehari maka (pahalanya) seperti membebaskan sepuluh budak, ditulis untuknya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus kesalahan, dan dia akan mendapat perlindungan dari (godaan) syaithan pada hari itu sampai sore, dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak dari itu.”</i> (HR. Al-Bukhariy 4/95 dan Muslim 4/2071)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">17. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca 3x ketika pagi. (HR. Muslim 4/2090)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">18. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca sekali ketika pagi. (HR. Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.54, Ibnu Majah no.925 dan dihasankan sanadnya oleh ‘Abdul Qadir dan Syu’aib Al-Arna`uth di dalam tahqiq Zaadul Ma’aad 2/375)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">19. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca 100x dalam sehari. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baari 11/101 dan Muslim 4/2075)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">20. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca 3x ketika sore. “<i>Barangsiapa yang mengucapkannya ketika sore tiga kali maka tidak akan membahayakannya panasnya malam itu</i>.” (HR. Ahmad 2/290, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/187 dan Shahih Ibnu Majah 2/266)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">21. Membaca:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibaca 10x ketika pagi dan sore. “<i>Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku ketika pagi sepuluh kali dan ketika sore sepuluh kali maka dia akan mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat.</i>” (HR. Ath-Thabraniy dengan dua sanad, salah satu sanadnya jayyid, lihat Majma’uz Zawaa`id 10/120 dan Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Inilah di antara dzikir-dzikir yang disunnahkan dibaca ketika pagi dan sore. Ada juga bacaan yang lainnya akan tetapi kebanyakan sanadnya dha’if sebagaimana yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dan Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy. Walaupun tidak menutup kemungkinan sebagiannya ada yang shahih.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Lafazh-lafazh dzikir ini belum diterjemahkan mengingat terbatasnya tempat. Bagi yang ingin melihat terjemahan dan keterangannya bisa dilihat dalam “<i>Perisai Seorang Muslim: Doa dan Dzikir dari Al-Qur`an dan As-Sunnah</i>“.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Keutamaan Shalat Isyraaq</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dengan membaca dzikir-dzikir tersebut kita bisa mengamalkan sunnah yang lainnya yaitu shalat isyraaq (shalat ketika telah terbitnya matahari sekitar 15-20 menit). Hal ini dijelaskan dalam hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 15pt;">مَنْ صَلَّى الْفَجْرَ فِيْ جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، كَانَتْ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ، تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Barangsiapa yang shalat shubuh dengan berjama’ah kemudian dia berdzikir kepada Allah Ta’ala sampai terbitnya matahari lalu dia shalat dua raka’at, maka pahalanya seperti pahala berhaji dan ‘umrah, sempurna, sempurna, sempurna</i>.” (HR. At-Tirmidziy no.591 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy di dalam Shahih Sunan At-Tirmidziy no.480, Al-Misykat no.971 dan Shahih At-Targhiib no.468, lihat juga Shahih Kitab Al-Adzkaar 1/213 karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Betapa besarnya keutamaan amalan tersebut! Selayaknya bagi kita untuk melaksanakannya semaksimal mungkin. Jangan sampai terlewat pahala yang begitu besar ini. Jangan sampai waktu kita terbuang untuk ngobrol kesana kemari yang sifatnya mubah sehingga hilanglah kesempatan mendapatkan pahala yang besar ini. Konsentrasikanlah setelah shalat shubuh dengan dzikir. Dzikir setelah shalat subuh dilanjutkan dengan dzikir pagi sampai selesai. Kemudian membaca Al-Qur`an atau muraja’ah hafalan sampai terbit matahari sekitar 15-20 menit. Setelah itu kita shalat dua raka’at yang diistilahkan dengan shalat isyraaq (jangan shalat ketika tepat matahari terbit, karena hal ini dilarang di dalam syari’at).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Janganlah waktu ini disibukkkan dengan urusan lain yang kurang penting. Kecuali amalan lain yang mempunyai keutamaan yang besar seperti ta’lim atau urusan lainnya yang sifatnya sangat urgen dan mendesak. Mudahan-mudahan kita mendapatkan pahala yang besar ini sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits tersebut. Aamiin. Wallaahu A’lam.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Maraaji’: Hishnul Muslim karya Asy-Syaikh Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthaniy, Shahih Kitab Al-Adzkar wa Dha’ifuhu, Syarh Riyadhush Shalihin bab Adz-Dzikr ‘indash Shabah wal Masa`, dan Al-Kalimuth Thayyib karya Ibnu Taimiyah.</span></div><br />
<span class="fullpost"> <br />
<br />
</span>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-40987564039400529822010-03-25T16:29:00.001+07:002010-03-25T16:30:37.262+07:00Biografi Al Imam Ibnu Katsir dan Kitab Al Bidayah Wan NihayahBeliau adalah seorang yang dijuluki sebagai Al-Hafizh, Al-Hujjah, Al-Muarrikh, Ats-Tsiqah Imaduddin Abul Fida’ Ismai Ibnu Umar Ibnu Katsir Al-Qurasyi Al-Bashrawi Ad-Mimasyg Asy-Syafi’i.<br />
<br />
Lahir disebuah desa bernama Mijdal daerah bagian Bushra pada tahun 700H. Ayahnya meninggal ketika beliau berusia tiga tahun dan beliau terkenal sebagai khatib di kota itu. Adapun Ismail Ibnu Katsir merupakan anak yang paling bungsu. Beliau dinamai Ismail sesuai dengan nama kakaknya yang paling besar yang wafat ketika menimba ilmu di kota Damaskus sebelum Beliau lahir.<br />
<a name='more'></a>Pada tahun 707H, Ibnu Katsir pindah ke Damaskus, dan di sanalah Beliau mulai menuntut ilmu dari saudara kandungnya Abdul Wahhab, ketika itu Beliau telah hafal Al-Qur’an dan sangat menggandrungi pelajaran hadits, fikih maupun tarikh. Beliau juga turut menimba ilmu dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (wafat tahun 728H). Begitu besar cintanya kepada gurunya ini sehingga beliau terus-menerus bermulazamah (mengiringi), dan begitu terpengaruh dengannya hingga mendapat berbagai macam cobaan dan hal-hal yang menyakitinya demi membela dan mempertahannkan gurunya ini.<br />
<br />
Pergaulan dengan gurunya ini membuahkan bermacam faedah yang turut membentuk keilmuannya, akhlaknya dan tarbiyah kemandirian dirinya yang begitu mendalam. Karena itulah beliau menjadi seorang yang benar-benar mandiri dalam berpendapat. Beliau akan selalu berjalan sesuai dengan dalil, tidak pernah ta’assub (fanatic) dengan mazhbnya, palagi mazhab orang lain, dan karya-karya besarnya menjadi saksi atas sikapnya ini. Beliau selalu berjalan diatas sunnah, konsekuen mengamalkannya, serta selalu memerangi berbagai bentuk bid’ah dan fanatic mazhab.<br />
<br />
Di antara uru beliau yang terkemuka selain Ibnu Taimiyah adalah Alamuddin Al-Qashim bin Muhammad Al-Barzali (wafat tahun 739H) dan Abul Hajjaj Yusuf Bin Az-zaki Al-Mizzi (wafat tahun 748H).<br />
<br />
Para ulama di zamannya maupun yang dating sesudahnya banyak memberikan kata pujian terhadap dirinya, diantaranya Al-Imam Adz Dzahabi yang berkata mengenai dirinya “Beliau adalah Al-Imam Al-Faqih Al-Muhaddits yang ternama, seorang faqih yang handal, ahli hadits yang tersohor, serta seorang ahli tafsir yang banyak menukil.”<br />
<br />
Muridnya yang bernama Ibnu Hijji berkata, “Beliau adalah orang yang pernah kami temui dan paling kuat hafalannya terhadap matan hadits, paling paham dengan takhrij dan para perawinya, dapat membedakan hadits yang shahih dengan yang lemah, banyak menghafal diluar kepala berbagai kitab tafsir dan tarikh, jarang sekali lupa, dan memiliki pemahaman yang baik serta dien yang benar.”<br />
<br />
Al-Allamah Al-Aini berkata, “Beliau adalah rujukan ilmu tarikh, hadits dan tafsir.”<br />
<br />
Ibnu Habib berkata, “Beliau Masyhur dengan kekuatan hafalan dan redaksi yang bagus, dan menjadi rujukan ilmu tarikh, hadits maupun tafsir.”<br />
<br />
Diantara karya besarnya adalah Tafsir Al-Qur’anul Azhim, Jami’ Al-Masanid Wa As-Sunan, At-Takmil Fi Ma’rifatits Tsiqat Wa Adh-Dhuafa’ Wa Al-Majahil – dalam kitab ini beliau menggabungkan apa yang terdapat dalam kitab Tahdzibul Kamal karya besar Al-Mizzi dan Mizanul I’tidal karya Adz-Dzahabi dengan sedikit penambahan dlam ilmu jarh wa at-ta’dil – dan kitab lainnya yaitu Al-Bidayah Wan Nihayah.<br />
<br />
Kitab terakhir ini merupakan ensiklopedi ilmu sejarah. Beliau memulai kitab ini dengan menyebutkan kejadian makhluk-makhluk besar seperti ‘Arsy, kursi, langit, bumi, apa-apa yang terdapat didalamnya dan apa-apa yang terdapat di antara langit dan bumi berupa para malaikat, jin maupun setan-setan kemudian beliau berbicara tentang proses penciptaan Adam AS, kisah para nabi dan rasul hingga zaman Isa bin Maryam AS, kisah umat-umat yang semasa dengan mereka, sikap para umat terhadap para rasulyang diutus ketengah mereka, dan bagaimana akhir dari perjalanan dan nasib umat-umat tersebut, dengan inilah beliau mengakhiri bagian pertama dari kitabnya.<br />
<br />
Adapun bagian kedua kitab ini memuat berita uamat-umat terdahulu dari bani Israel dan umat lainnya, hingga akhir zaman al-fatrah (masa kekosongan nabi, pent.) kecuali zaman Arab pra Islam dan masa jahiliyah.<br />
<br />
Bagian ketiga kitab ini memuat berita tentang sejarah Arab dan diakhiri dengan pernikahan antara Abdullah Bin Abdul Muthalib dengan Aminah Binti Wahab, Ibu Rasulullah SAW.<br />
Bagian keempat kitab ini memuat sirah (sejarah) Rasulullah SAW. Penulis mulai menerangkan tema sirah Nabi dengan pembahasan ang panjang, beliau membaginya menjadi beberapa bagian, yaitu:<br />
Pertama, mulai masa kelahiran Rasul hingga beliau diutus sebagai Rasul,<br />
Kedia, mulai masa beliau diutus sebagai Rasul hingga hijrah, dan<br />
Ketiga, peperangan-peperangan, pasukan-pasukan kecil yang dikirim (datasemen/saariayah), pengiriman para utusan, haji wada’, sakit beliau hingga wafatnya. Ibnu Katsir mengulasnya sesuai dengan kronologis waktu. Dimulai dari tahun pertama hijriyah, kemuadian beliau menulis biografi Nabi, istri-istri beliau, surat-surat yang belau kirim, para penjaganya, kuda-kudanya, pakaian-pakaiannya … dan seterusnya, kemudian menutup pembicaraan tentang sirah nabi dengan tema-tema yang berkaiatan dengan sirah diantaranya: ktab Syama’il, kemudian kitab Dala’il An-Nubuwah (tanda-tanda kenabian), kemudian beliau berbicara mengenai fadha’il (keutamaan-keutamaan nabi) dan kekhususan beliau.<br />
<br />
Bagian kelima kitab ini memuat sejarah Islam pertama, catatan kejadian-kejadian penting pada masa itu, serta catatan wafatnya tokoh-totkoh penting.<br />
Beliau menyusun keadian-kejadian itu sesuai dengan urutan tahun. Dimulai dari tahun ke-11 Hijriyah, metode beliau dalam bagian kelima ini, yaitu menyebutkan kejadian-kejadian penting setiap tahun, kemudian barulah beliau menyebutkan wafatnya tokoh-tokoh penting pada tahun itu. Beliau banyak menyebutkan biografi dari tokoh-tokoh tersebut, walaupun terkadang beliau hanya menyebutkan tahun wafat mereka saja, dan begitilah seterusnya metode penulis hingga akhir buku ini. Kitab tarikh yang beliau tulis ini berhenti hingga tahun 768H, yaitu tujuh tahun sebelum beliau wafat.<br />
<br />
Bagian keenam kitab ini memuat tentang fitnah dan bencana yang akan terjadi di akhir zaman, tanda-tanda hari kiamat, kemudian mengenai hari berbangkit, berkumpulnya manusia dipadang maksyar, karakter neraka maupun surga. Namun saying bagian ini tidak dicetak bersamaan dalam kitab ini, tetapi dicetak secara terpisah dengan judul An-Nihayah Fi Al-Fitan Wa Al-Malahim walaupun sebenarnya beliau telah menyebutkan bagian ini dalam mukaddimah, dan beliau kembali menyebutkan perihal ini diakhir pembahasan tentang sirah nabi, dan itulah yang beliau maksud dari kata Wan Nihayah dalam judul kitab.Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-10772209468531648722010-03-25T16:22:00.000+07:002010-03-25T16:22:04.543+07:00Mengenal Imam MuslimNama lengkap beliau ialah Imam Abdul Husain bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Dia dilahirkan di Naisabur tahun 206 H. Sebagaimana dikatakan oleh al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya "Ulama'ul Amsar. Imam Muslim adalah penulis kitab syahih dan kitab ilmu hadits. Dia adalah ulama terkemuka yang namanya tetap dikenal sampai kini.<br />
<br />
Kehidupan dan Pengembaraannya<a name='more'></a>Kehidupan Imam Muslim penuh dengan kegiatan mulia. Beliau meran-tau ke berbagai negeri untuk mencari hadits. Dia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya. Dia belajar hadits sejak masih kecil, yakni mulai tahun 218 H. Dalam perjalanannya, Muslim bertemu dan berguru pada ulama hadis.<br />
<br />
Di Khurasan, dia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih. Di Ray, dia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu Ansan. Di Irak, dia belajar kepada Ahmad bin Hanbal dan Abdullah bin Maslamah. Di Hijaz, berguru kepada Sa'id bin Mansur dan Abu Mas'ab. Di Mesir, belajar kepada 'Amar bin Sawad dan Harmalah bin Yahya dan berguru kepada ulama hadits lainnya.<br />
<br />
Imam Muslim berulangkali pergi ke Bagdad untuk belajar hadits, dan kunjungannya yang terakhir tahun 259 H. Ketika Imam Bukhari datang ke Naisabur, Muslim sering berguru kepadanya. Sebab dia mengetahui kelebihan ilmu Imam Bukhari. Ketika terjadi ketegangan antara Bukhari dengan az--Zuhali, dia memihak Bukhari. Sehingga hubungannya dengan az-Zuhali menjadi putus. Dalam kitab syahihnya maupun kitab lainnya, Muslim tidak memasukkan hadits yang diterima dari az-Zuhali, meskipun dia adalah guru Muslim. Dan dia pun tidak memasukkan hadits yang diterima dari Bukhari, padahal dia juga sebagai gurunya. Bagi Muslim, lebih baik tidak memasukkan hadits yang diterimanya dari dua gurunya itu. Tetapi dia tetap mengakui mereka sebagai gurunya.<br />
<br />
Wafatnya<br />
<br />
Setelah mengarungi kehidupan yang penuh berkah, Muslim wafat pada hari Ahad sore, dan di makamkan di kampong Nasr Abad daerah Naisabur pada hari Senin, 25 Rajab 261 H. dalam usia 55 tahun. Selama hidupnya, Muslim menulis beberapa kitab yang sangat bermanfaat.<br />
<br />
Para Gurunya<br />
<br />
Imam Muslim mempunyai guru hadits sangat banyak sekali, diantaranya adalah: Usman bin Abi Syaibah, Abu Bakar bin Syaibah, Syaiban bin Farukh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harab, 'Amar an-Naqid, Muhammad bin Musanna, Muhammad bin Yasar, Harun bin Sa'id al-Aili, Qutaibah bin sa'id dan lain sebagainya. <br />
<br />
Murid yang meriwayatkan Haditsnya<br />
<br />
Banyak para ulama yang meriwayatkan hadits dari Imam Muslim, bahkan di antaranya terdapat ulama besar yang sebaya dengan dia. Di antaranya, Abu Hatim ar-Razi, Musa bin Harun, Ahmad bin Salamah, Abu Bakar bin Khuzaimah, Yahya bin Said, Abu Awanah al-Isfarayini, Abi isa at-Tirmidzi, Abu Amar Ahmad bin al-Mubarak al-Mustamli, Abul Abbas Muhammad bin Ishaq bin as-Sarraj, Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan al-Faqih az-Zahid. Nama terakhir ini adalah perawi utama bagi Syahih Muslim. Dan masih banyak lagi muridnya yang lain.<br />
<br />
Pujian para Ulama<br />
<br />
Apabila Imam Bukhari sebagai ahli hadits nomor satu, ahli tentang ilat--ilat (cacat) hadits dan seluk beluk hadits, dan daya kritiknya sangat tajam, maka Muslim adalah orang kedua setelah Bukhari, baik dalam ilmu, keistimewaan dan kedudukannya. Hal ini tidak mengherankan, karena Muslim adalah salah satu dari muridnya. Al-Khatib al-Bagdadi berkata: "Muslim telah mengikuti jejak Bukhari, mengembangkan ilmunya dan mengikuti jalannya." Pernyataan ini bukanlah menunjukkan bahwa Muslim hanya seorang pengikut saja. Sebab ia mempunyai ciri khas tersendiri dalam menyusun kitab, serta memperkenalkan metode baru yang belum ada sebelumnya.<br />
Imam Muslim mendapat pujian dari ulama hadis dan ulama lainnya. Al--Khatib al-Bagdadi meriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, katanya "Saya me-lihat Abu Zur'ah dan Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim bin al-Hajjaj dari pada guru- guru hadits lainnya. Ishak bin Mansur al-Kausaj berkata kepada Muslim: "Kami tidak akan kehilangan kebaikan selama Allah menetapkan engkau bagi kaum muslimin."<br />
Ishak bin Rahawaih pernah mengatakan: "Adakah orang lain seperti Muslim?". Ibnu Abi Hatim mengatakan: "Muslim adalah penghafal hadits. Saya menulis hadits dari dia di Ray." Abu Quraisy berkata: "Di dunia ini, orang yang benar- benar ahli hadits hanya empat orang. Di antaranya adalah Muslim." Mak-sudnya, ahli hadits terkemuka di masa Abu Quraisy. Sebab ahli hadits itu cukup banyak jumlahnya.<br />
<br />
Kitab tulisan Imam Muslim<br />
<br />
Imam muslim mempunyai kitab hasil tulisannya yang jumlahnya cukup banyak. Di antaranya:<br />
1. Al-Jamius Syahih<br />
2. Al-Musnadul Kabir Alar Rijal<br />
3. Kitab al-Asma' wal Kuna<br />
4. Kitab al-Ilal<br />
5. Kitab al-Aqran<br />
6. Kitab Sualatihi Ahmad bin Hanbal<br />
7. Kitab al-Intifa' bi Uhubis Siba'<br />
8. Kitab al-Muhadramain<br />
9. Kitab Man Laisa Lahu illa Rawin Wahidin<br />
10. Kitab Auladus Sahabah<br />
11. Kitab Auhamul Muhadisin. <br />
<br />
Kitabnya yang paling terkenal sampai kini ialah Al-Jamius Syahih atau Syahih Muslim. <br />
<br />
Kitab Sahih Muslim<br />
<br />
Di antara kitab-kitab di atas yang paling agung dan sangat bermanfat luas, serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al Jami’ as-Sahih, terkenal dengan Sahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling sahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Sahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.<br />
<br />
Imam Muslim telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi, menyaring hadits-hadits yang diriwayatkan, membandingkan riwayat riwayat itu satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-hati dalam menggunakan lafaz-lafaz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbedaan antara lafaz-lafaz itu. Dengan usaha yang sedeemikian rupa, maka lahirlah kitab Sahihnya.<br />
<br />
Bukti kongkrit mengenai keagungan kitab itu ialah suatu kenyataan, di mana Muslim menyaring isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Diceritakan, bahwa ia pernah berkata: "Aku susun kitab Sahih ini yang disaring dari 300.000 hadits."<br />
<br />
Diriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, yang berkata : "Aku menulis bersama Muslim untuk menyusun kitab Sahihnya itu selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 buah hadits.<br />
<br />
Dalam pada itu, Ibn Salah menyebutkan dari Abi Quraisy al-Hafiz, bahwa jumlah hadits Sahih Muslim itu sebanyak 4.000 buah hadits. Kedua pendapat tersebut dapat kita kompromikan, yaitu bahwa perhitungan pertama memasukkan hadits-hadits yang berulang-ulang penyebutannya, sedangkan perhitungan kedua hanya menghitung hadits-hadits yang tidak disebutkan berulang.<br />
<br />
Imam Muslim berkata di dalam Sahihnya: "Tidak setiap hadits yang sahih menurutku, aku cantumkan di sini, yakni dalam Sahihnya. Aku hanya mencantumkan hadits-hadits yang telah disepakati oleh para ulama hadits."<br />
<br />
Imam Muslim pernah berkata, sebagai ungkapan gembira atas karunia Tuhan yang diterimanya: "Apabila penduduk bumi ini menulis hadits selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad ini."<br />
<br />
Ketelitian dan kehati-hatian Muslim terhadap hadits yang diriwayatkan dalam Sahihnya dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut : "Tidaklah aku mencantumkan sesuatu hadits dalam kitabku ini, melainkan dengan alasan; juga tiada aku menggugurkan sesuatu hadits daripadanya melainkan dengan alasan pula."<br />
<br />
Imam Muslim di dalam penulisan Sahihnya tidak membuat judul setiap bab secara terperinci. Adapun judul-judul kitab dan bab yang kita dapati pada sebagian naskah Sahih Muslim yang sudah dicetak, sebenarnya dibuat oleh para pengulas yang datang kemudian. Di antara pengulas yang paling baik membuatkan judul-judul bab dan sistematika babnya adalah Imam Nawawi dalam Syarahnya.<br />
<br />
Sumber: Kitab Hadis Sahih yang Enam, Muhammad Muhammad Abu Syuhbah*Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-32986764409556430952010-03-25T16:15:00.003+07:002011-02-02T16:53:41.396+07:00Apa Isi wasiat Nabi saat Nabi sakit ?<div class="entry"><div class="snap_preview"><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUCCg4rvVZM8P7M_GnewLDYOElVfISoes7AimP0MvcwDXSFfV6r-qI1rZYp9Bk3P2Ce5PL_8OrjIGSXiHK7IOSPuSth35g1O9yUYXvA728nq42mi2Bxp0dwMALevlcjVpqBTs2alx75miN/s1600/wasiat.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUCCg4rvVZM8P7M_GnewLDYOElVfISoes7AimP0MvcwDXSFfV6r-qI1rZYp9Bk3P2Ce5PL_8OrjIGSXiHK7IOSPuSth35g1O9yUYXvA728nq42mi2Bxp0dwMALevlcjVpqBTs2alx75miN/s1600/wasiat.jpg" /></a></div>Nabi ingin berwasiat tetapi tidak jadi, mengapa Nabi tidak jadi berwasiat? Apa yang ingin disampaikan Nabi dalam wasiatnya? Episode yang tak pernah diungkap oleh syiah. Banyak peristiwa yang terjadi saat Nabi sakit. Ada peristiwa yang diekspose, dan ada pula yang sengaja ditutupi. Agar mendapat gambaran yang utuh, pembaca harus menelaah seluruh riwayat yang ada.<span id="more-225"></span></div><div style="text-align: justify;">Salah satunya adalah peristiwa wasiat hari kamis. Di mana pada hari itu Nabi ingin berwasiat, dan meminta untuk diambilkan pena dan kertas, tapi ahlulbait yang saat itu berada di sekitar Nabi, tidak beranjak mentaati perintahNya. Akhirnya Nabi pun tidak jadi wasiat. Nabi tidak jadi berwasiat bukan karena takut pada Umar, atau pada siapa pun juga.<br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;">Meski tidak ada bukti apa pun, dan Nabi tidak jadi berwasiat, ada juga yang mengklaim bahwa Nabi hendak menuliskan wasiat pengangkatan Ali bin Abi Thalib. Sekali lagi, klaim ini tidak memiliki bukti. Di sini kita bertanya-tanya lagi, mengapa teman-teman syiah kali ini kehilangan sikap kritisnya.</div>Peristiwa hari kamis terjadi menjelang wafatnya Nabi. Jauh hari sebelumnya, saat Nabi tinggal di mekkah, Nabi tetap berdakwah menjelaskan kesesatan kaum Quraisy. Seperti syiah yang marah ketika hakekat kesesatannya diungkap, kaum Quraisy pun murka pada Nabi, berusaha sekuat tenaga agar bisa membungkam mulut Nabi yang membuat repot mereka. Mereka ingin membungkam mulut Nabi yang melaksanakan perintah Allah, agar tidak menjelaskan kesesatan kaum Quraisy lagi. Tetapi upaya itu gagal total. Nabi tetap melaksanakan perintah Allah untuk menyampaikan Islam, meski dihadapi oleh gangguan dan serangan dari kaum Quraisy, dari mulai psywar dengan isu-isu sampai dengan serangan fisik. Sebagian peristiwa itu direkam oleh baris-baris buku sejarah kehidupan Nabi.<br />
Apakah Nabi yang tetap teguh menjelaskan kesesatan Quraisy meski menghadapi gangguan, tidak jadi menyampaikan wasiatnya hanya karena Umar bin Khattab? Dalam gambaran teman-teman syiah, Umar bin Khattab sengaja menghalangi Nabi agar tidak jadi berwasiat. Padahal, yang dikatakan Umar hanyalah : Nabi telah sakit parah, cukup bagi kami Kitab Allah.<br />
<div style="text-align: justify;">Ini yang sering kita dengar dan kita baca. Namun ada riwayat yang tidak pernah tereskpos, tentang peristiwa yang terjadi pada hari-hari terakhir kehidupan Nabi, saat Nabi sakit menjelang wafatnya. Riwayat ini tercantum dalam kitab shahih Muslim. Kitab yang juga memuat riwayat peristiwa hari kamis. Tetapi hadits ini selalu dilupakan. Hadits ini membuat kita memiliki pemahaman yang utuh. Tanpa data yang lengkap, hasil kesimpulan kita akan keliru. Data yang lengkap adalah syarat mutlak agar kesimpulan kita pas.</div><div style="text-align: justify;">عَنِ الزُّهْرِىِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى مَرَضِهِ « ادْعِى لِى أَبَا بَكْرٍ وَأَخَاكِ حَتَّى أَكْتُبَ كِتَابًا فَإِنِّى أَخَافُ أَنْ يَتَمَنَّى مُتَمَنٍّ وَيَقُولَ قَائِلٌ أَنَا أَوْلَى. وَيَأْبَى اللَّهُ وَالْمُؤْمِنُونَ إِلاَّ أَبَا بَكْرٍ ».</div>Dari Az Zuhri, dari Urwah dari Aisyah mengatakan : Rasulullah berkata padaku saat sakitnya : panggillah Abubakar dan saudaramu agar aku menulis tulisan wasiat, karena aku takut ada yang berangan-angan, dan ada yang mengatakan : aku lebih layak, Allah dan orang beriman enggan kecuali pada Abubakar.<br />
<div style="text-align: justify;">Ternyata bukan di hari kamis saja Nabi ingin berwasiat. Ada lagi saat-saat Nabi ingin berwasiat. Tapi kali ini isi wasiat jelas. Nabi takut jika ada yang merasa lebih dari Abubakar. Nabi takut ada orang yang merasa lebih berhak dari Abubakar. Tetapi Nabi tidak jadi berwasiat, karena berita dari langit telah turun, menyebutkan bahwa kelak Abubakar yang akan menjadi khalifah. Allah dan orang beriman enggan kecuali Abubakar yang menjadi khalifah.</div><div style="text-align: justify;">Ini bukti kuat yang melemahkan seluruh pendapat syiah. Ketika Allah dan orang beriman enggan kecuali Abubakar yang menjadi khalifah, seluruh orang syiah menghendaki Ali yang menjadi khalifah. Dan yang terjadi adalah kehendak Allah, bukan kehendak syiah. Namun syiah sampai hari ini masih belum bisa menerima ketentuan Allah. Kalimat yang disampaikan oleh Nabi adalah kalimat berita, yang memberitahu kita tentang apa yang terjadi di hari depan. Namun kalimat berita ini mengandung perintah, yaitu perintah untuk mengikuti apa yang diridhai Allah, dan perintah untuk selalu bersama orang beriman, dan tidak menyimpang dari jalan mereka. Allah mengancam orang yang menyimpang dari jalan kaum beriman:</div><div style="text-align: justify;">Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. QS. an-Nisa’ (4) : 115</div><div style="text-align: justify;">Syiah bukan lagi menyimpang dari jalan kaum mukminin yang meridhai Abubakar, tetapi mengkafirkan sahabat Nabi karena tidak membaiat Ali menjadi khalifah. Ketika orang mukmin dianggap kafir, maka sesungguhnya yang menganggap kafir itulah yang kafir.</div><div style="text-align: justify;">Meski tercantum dalam shahih Muslim, riwayat ini tidak pernah terungkap pada pembahasan saat-saat akhir kehidupan Nabi, apalagi pada pembahasan kamis kelabu. Karena jelas riwayat ini mementahkan seluruh argumen syiah tentang wasiat Nabi. Syiah tidak suka dengan keputusan Allah, yang disampaikan oleh Rasul dan diikuti oleh orang-orang beriman saat itu. Selain itu, hadits ini juga menunjukkan dengan jelas bahwa para sahabat adalah kaum beriman.</div><div style="text-align: justify;">hakekat.com</div></div></div><br />
<span class="fullpost"> <br />
<br />
</span>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-17653849162856600592010-03-25T07:03:00.001+07:002011-02-02T16:56:09.669+07:00Inilah Aqidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0KnIyTmXzo6Yohk5nzIMvdgRnt6eSlfV60zL10g5pkRzvJdc5ovlCbhPL1kNaAOnZBNEvQWh518BeMPSgpCkvDXT2VxhghQH72lxCWORuBgU88fYLJV5-y80eKauKLKLGjOvr7Rzpqis1/s1600/aqidah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0KnIyTmXzo6Yohk5nzIMvdgRnt6eSlfV60zL10g5pkRzvJdc5ovlCbhPL1kNaAOnZBNEvQWh518BeMPSgpCkvDXT2VxhghQH72lxCWORuBgU88fYLJV5-y80eKauKLKLGjOvr7Rzpqis1/s200/aqidah.jpg" width="198" /></a></div>Berikut ini akan kami bawakan risalah yang berisi tanya-jawab dalam hal aqidah Islam yang ditulis oleh <span style="color: red;"><b>Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab</b></span> <i>rahimahullah</i>.<br />
<span style="text-decoration: underline;">Dengan mencermati karya beliau ini akan tampaklah bagi kita sebenarnya bagaimana aqidah [keyakinan] beliau yang mungkin bagi sebagian kalangan telah mendapatkan kesan negatif mengenai beliau</span>. Silakan anda telaah dengan pikiran yang jernih dan hati yang tenang. Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kita.<br />
<b>Tanya : Siapakah Rabbmu?</b><br />
Jawab : Rabbku adalah Allah yang telah memeliharaku dan memelihara seluruh alam dengan segala nikmat-Nya. Dia lah sesembahanku, tidak ada bagiku sesembahan selain-Nya. Sebagaimana yang difirmankan Allah ta’ala dalam surat al-Fatihah (yang artinya), “Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam.”<br />
<b>Tanya : Apakah makna kata Rabb?</b><br />
Jawab : Yang menguasai dan yang mengatur, dan hanya Dia (Allah) yang berhak untuk diibadahi<br />
<b>Tanya : Apa makna kata Allah?</b><br />
<a name='more'></a><br />
Jawab : Yaitu yang memiliki sifat ketuhanan dan berhak diibadahi oleh seluruh makhluk-Nya<br />
<b>Tanya : Dengan apa kamu mengenal Rabbmu?</b><br />
Jawab : Dengan memperhatikan ayat-ayat-Nya dan makhluk-makhluk ciptaan-Nya<br />
<b>Tanya : Makhluk apakah yang terbesar yang bisa kamu lihat di antara makhluk ciptaan-Nya?</b><br />
Jawab : Langit dan bumi<br />
<b>Tanya : Apakah ayat (tanda kekuasaan)-Nya yang paling besar?</b><br />
Jawab : Malam dan siang, matahari dan bulan<br />
<b>Tanya : Apakah dalil atas hal itu?</b><br />
Jawab : Dalilnya adalah firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya Rabb kalian adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Allah menutupkan malam kepada siang dan mengikutinya dengan cepat, matahari dan bulan serta bintang-bintang semuanya ditundukkan dengan perintah-Nya. Ingatlah, sesungguhnya penciptaan dan pemberian perintah adalah hak-Nya, Maha berkah Allah Rabb seluruh alam.” (QS. al-A’raf : 54).<br />
<b>Tanya : Untuk apakah Allah menciptakan kita?</b><br />
Jawab : Untuk beribadah kepada-Nya<br />
<b>Tanya : Apa yang dimaksud beribadah kepada-Nya?</b><br />
Jawab : Mentauhidkan Allah dan menaati-Nya<br />
<b>Tanya : Dalam hal apa kita menaati-Nya?</b><br />
Jawab : Kita taati perintah-Nya dan kita jauhi segala yang dilarang-Nya kepada kita<br />
<b>Tanya : Apa dalil untuk hal itu?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat : 56).<br />
<b>Tanya : Apa makna ’supaya mereka beribadah kepada-Ku’?</b><br />
Jawab : Maknanya adalah agar mereka mentauhidkan Allah<br />
<b>Tanya : Apa yang dimaksud dengan tauhid?</b><br />
Jawab : Tauhid adalah mengesakan Allah dalam beribadah<br />
<b>Tanya : Apakah perkara terbesar yang dilarang Allah untuk kita?</b><br />
Jawab : Perkara terbesar yang dilarang Allah adalah syirik yaitu berdoa kepada selain Allah [saja] atau berdoa kepada selain-Nya di samping berdoa kepada-Nya.<br />
<b>Tanya : Apakah dalilnya?</b><br />
Jawab : Dalilnya adalah firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya (dalam beribadah) dengan sesuatu apapun.” (QS. an-Nisaa’ : 36).<br />
<b>Tanya : Apa yang dimaksud dengan ibadah?</b><br />
Jawab : Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah baik berupa ucapan maupun perbuatan, yang tampak maupun yang tersembunyi<br />
<b>Tanya : Apa sajakah yang termasuk macam-macam ibadah?</b><br />
Jawab : Ibadah itu banyak jenisnya, di antaranya adalah : doa, takut, harap, tawakal, roghbah (keinginan), rohbah (kekhawatiran), khusyu’, khas-yah (takut yang dilandasi ilmu), inabah (taubat), isti’anah (meminta pertolongan), isti’adzah (meminta perlindungan), istighotsah (meminta keselamatan dari bahaya), menyembelih, nadzar, dan jenis-jenis ibadah yang lainnya.<br />
<b>Tanya : Apakah dalilnya?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Seluruh masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyeru bersama-Nya sesuatu pun.” (QS. al-Jin : 18).<br />
<b>Tanya : Apa hukum bagi orang yang mengalihkan ibadah kepada selain Allah?</b><br />
Jawab : Orang yang melakukannya dihukumi musyrik dan kafir<br />
<b>Tanya : Apakah dalilnya?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Barangsiapa yang menyeru bersama Allah sesembahan yang lain padahal tidak ada bukti baginya, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada akan beruntung.” (QS. al-Mukminun : 117).<br />
<b>Tanya : Perkara apakah yang diwajibkan pertama kali oleh Allah kepada kita?</b><br />
Jawab : Yaitu mengingkari thaghut dan beriman kepada Allah<br />
<b>Tanya : Apa yang dimaksud dengan thaghut?</b><br />
Jawab : Segala sesuatu yang menyebabkan hamba melampaui batas, yang berupa sesembahan, orang yang diikuti atau sosok yang ditaati, maka dia adalah thaghut<br />
<b>Tanya : Ada berapakah thaghut itu?</b><br />
Jawab : Jumlah mereka banyak, namun pembesarnya ada lima : Iblis -semoga Allah melaknatnya-, orang yang diibadahi dan ridha dengan hal itu, orang yang menyeru orang lain untuk beribadah kepada dirinya, orang yang mengaku mengetahui ilmu gaib, dan orang yang berhukum dengan selain hukum yang diturunkan Allah<br />
<b>Tanya : Apakah dalilnya?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Tidak ada paksaan dalam agama, sungguh telah jelas antara petunjuk dengan kesesatan. Barangsiapa yang mengingkari thaghut dan beriman kepada Allah maka sesungguhnya dia telah berpegang dengan buhul tali yang sangat kuat dan tidak akan putus, Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. al-Baqarah : 256).<br />
<b>Tanya : Apa yang dimaksud dengan <i>Urwatul Wutsqa</i> (buhul tali yang sangat kuat)?</b><br />
Jawab : Maksudnya adalah <i>laa ilaha illallah</i><br />
<b>Tanya : Apa makna laa ilaha illallah?</b><br />
Jawab : Laa ilaha adalah penolakan, sedangkan illallah adalah penetapan<br />
<b>Tanya : Apa yang ditolak dan apa yang ditetapkan?</b><br />
Jawab : Aku menolak segala sesembahan selain Allah dan aku tetapkan bahwa seluruh jenis ibadah harus ditujukan kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya<br />
<b>Tanya : Apakah dalilnya?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada ayah dan kaumnya; sesungguhnya aku berlepas diri dari semua sesembahan kalian kecuali dari Dzat yang telah menciptakanku, sesungguhnya Dia pasti menunjuki diriku. Dan Allah menjadikan kalimat itu tetap ada pada keturunannya (Ibrahim) semoga mereka mau kembali (kepada kebenaran).” (QS. az-Zukhruf : 26-28).<br />
<b>Tanya : Apakah agamamu?</b><br />
Jawab : Agamaku Islam, yaitu menyerahkan diri kepada Allah dengan bertauhid, patuh kepada-Nya dengan melakukan ketaatan, dan berlepas diri dari syirik dan pelakunya<br />
<b>Tanya : Apakah dalilnya?</b><br />
Jawab : Yaitu firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah hanya Islam.” (QS. Ali Imran : 19). Dan juga firman-Nya (yang artinya), “Barangsiapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima darinya, dan di akhirat nanti dia pasti termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali Imran : 85).<br />
<b>Tanya : Ada berapakah rukun Islam?</b><br />
Jawab : Ada lima; syahadat laa ilaha illallah wa anna Muhammadar rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke rumah Allah yang suci jika memiliki kemampuan.<br />
<b>Tanya : Apakah dalil syahadat laa ilaha illallah?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Allah bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain-Nya, demikian pula para malaikat dan orang-orang yang berilmu, dengan menegakkan keadilan. Tidak ada sesembahan yang benar selain Dia, Yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana.” (QS. Ali Imran : 18).<br />
<b>Tanya : Apakah dalil syahadat anna Muhammadar rasulullah?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sekali-kali Muhammad itu bukanlah ayah salah seorang lelaki di antara kalian, namun dia adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi.” (QS. al-Ahzab : 40).<br />
<b>Tanya : Apa makna syahadat anna Muhammadar rasulullah?</b><br />
Jawab : Maknanya adalah menaati perintahnya, membenarkan beritanya, menjauhi segala larangannya, dan beribadah kepada Allah hanya dengan syari’atnya<br />
<b>Tanya : Apakah dalil sholat, zakat serta tafsir dari tauhid?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Dan tidaklah mereka disuruh melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan penuh ikhlas melakukan amal karena-Nya (tanpa disertai kesyirikan), mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus.” (QS. al-Bayyinah : 5)<br />
<b>Tanya : Apakah dalil puasa?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. al-Baqarah : 183).<br />
<b>Tanya : Apakah dalil haji?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Wajib bagi umat manusia untuk menunaikan ibadah haji ke baitullah karena Allah, yaitu bagi orang yang mampu melakukan perjalanan ke sana. Barangsiapa yang kufur maka sesungguhnya Allah Maha kaya dan tidak membutuhkan seluruh alam.” (QS. Ali Imran : 97).<br />
<b>Tanya : Apakah pondasi ajaran dan kaidah dalam agama Islam?</b><br />
Jawab : Ada dua perkara : [Pertama] adalah perintah untuk beribadah kepada Allah semata dan memotivasi manusia untuk melakukannya, membangun loyalitas di atasnya dan mengkafirkan orang yang meninggalkannya (tidak beribadah kepada Allah). [Perkara Kedua] adalah memperingatkan manusia dari kesyirikan dalam hal ibadah kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya, bersikap keras dalam hal itu (mengingkari syirik), membangun permusuhan di atasnya, dan mengakfirkan orang yang melakukannya (kemusyrikan).<br />
<b>Tanya : Ada berapakah rukun iman?</b><br />
Jawab : Ada enam; yaitu iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada takdir baik dan yang buruk<br />
<b>Tanya : Apakah dalilnya?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Bukanlah kebaikan itu kamu memalingkan wajahmu ke arah timur ataupun barat, akan tetapi yang disebut kebaikan adalah orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab, dan para nabi.” (QS. al-Baqarah : 177).<br />
<b>Tanya : Apakah dalil iman kepada takdir?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan dengan ukuran/takdir.” (QS. al-Qamar : 49).<br />
<b>Tanya : Apa yang dimaksud ihsan?</b><br />
Jawab : Ihsan terdiri dari satu rukun yaitu; kamu beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya dan jika kamu tidak bisa maka yakinlah bahwa Dia senantiasa melihatmu<br />
<b>Tanya : Apakah dalilnya?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya Allah akan bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS. an-Nahl : 128).<br />
<b>Tanya : Siapakah Nabimu?</b><br />
Jawab : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim, sedangkan Hasyim berasal dari keturunan Quraisy, Quraisy dari bangsa Arab, sedangkan Arab merupakan keturunan Nabi Ismail putra Ibrahim al-Khalil (kekasih Allah) semoga shalawat dan salam yang paling utama tercurah kepadanya dan kepada nabi kita.<br />
<b>Tanya : Berapakah umur Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?</b><br />
Jawab : Enam puluh tiga tahun; empat puluh tahun sebelum diangkat menjadi nabi dan dua puluh tiga tahun sebagai nabi dan rasul<br />
<b>Tanya : Dengan apakah beliau diangkat menjadi Nabi? Dan dengan apa diangkat sebagai rasul?</b><br />
Jawab : Beliau diangkat menjadi Nabi dengan turunnya Iqra’ dan diangkat sebagai rasul dengan turunnya al-Muddatstsir<br />
<b>Tanya : Di manakah negerinya?</b><br />
Jawab : Beliau berasal dari Mekah lalu berhijrah ke Madinah, dan kemudian beliau wafat di sana -semoga shalawat dari Allah dan keselamatan senantiasa tercurah kepadanya- setelah Allah sempurnakan agama dengan mengutus beliau (beserta ajarannya).<br />
<b>Tanya : Apa yang dimaksud dengan hijrah?</b><br />
Jawab : Berpindah dari negeri syirik menunju negeri Islam, sementara hijrah itu tetap berlaku hingga tegaknya hari kiamat<br />
<b>Tanya : Apakah dalilnya?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh para malaikat itu dalam keadaan menganiaya diri mereka sendiri. Maka malaikat bertanya kepadanya; Di manakah dulu kalian berada? Mereka menjawab; Kami dulu berada dalam keadaan tertindas dan lemah di muka bumi. Mereka berkata; bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kalian dapat berhijrah di atasnya? Mereka itulah orang-orang yang tempat kembalinya adalah neraka Jahannam dan sungguh neraka itu adalah sejelek-jelek tempat kembali.” (QS. an-Nisaa’ : 97).<br />
<b>Tanya : Apakah dalilnya dari Sunnah (Hadits)?</b><br />
Jawab : Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah terputus hijrah sampai taubat terputus, dan tidak akan terputus [kesempatan] bertaubat hingga matahari terbit dari arah tenggelamnya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan ad-Darimi).<br />
<b>Tanya : Apakah Rasul masih hidup atau sudah mati?</b><br />
Jawab : Beliau telah meninggal sedangkan agamanya masih tetap ada hingga hari kiamat tiba<br />
<b>Tanya : Apakah dalilnya?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya kamu pasti mati dan mereka pun akan mati, kemudian nanti pada hari kiamat di sisi Rabb kalian maka kalian pun akan saling bermusuhan.” (QS. az-Zumar : 31).<br />
<b>Tanya : Apakah setelah mati manusia akan dibangkitkan?</b><br />
Jawab : Iya, benar<br />
<b>Tanya : Apakah dalilnya?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Dari tanah itulah Kami ciptakan kalian dan kepadanya kalian Kami kembalikan, dan dari dalamnya Kami akan mengeluarkan kalian untuk kedua kalinya.” (QS. Thaha : 55).<br />
<b>Tanya : Apakah hukum orang yang mendustakan hari kebangkitan?</b><br />
Jawab : Orang yang melakukan hal itu adalah kafir<br />
<b>Tanya : Apakah dalilnya?</b><br />
Jawab : Firman Allah ta’ala (yang artinya), “Orang-orang kafir itu mengira bahwa mereka tidak akan dibangkitkan lagi, katakanlah; sekali-kali tidak, demi Rabbku, kalian benar-benar akan dibangkitkan kemudian akan dikabarkan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan [di dunia], dan hal itu bagi Allah sangatlah mudah.” (QS. at-Taghabun : 7).<br />
Diterjemahkan dari :<br />
Maa yajibu ‘alal muslim ma’rifatu wal ‘amalu bihi<br />
Oleh Syaikhul Islam Muhammad bin Sulaiman at-Tamimi rahimahullah<br />
Dengan pengantar Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Alu Jarullah<br />
Penerjemah: <a href="http://abumushlih.com/">Abu Mushlih Ari Wahyudi</a><br />
Artikel <a href="http://muslim.or.id/">www.muslim.or.id</a><br />
<br />
<span class="fullpost"> <br />
<br />
</span>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-11253230668063984062010-03-25T07:01:00.000+07:002010-03-25T07:01:04.659+07:00Mengenal Imam Bukhori<div class="post-single clearfix" id="post-640"> <div class="image-feature"> </div><!-- img blog--> Muhammad bin Hatim Warraq Al-Bukhari <em>rahimahullah</em> menceritakan, “Aku bermimpi melihat Bukhari berjalan di belakang Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>. Setiap kali Nabi mengangkat telapak kakinya maka Abu Abdillah (Bukhari) pun meletakkan telapak kakinya di situ.” (<em>Hadyu Sari</em>, hal. 656)<br />
<span id="more-640"></span><br />
<strong>Nama dan Nasabnya</strong><br />
Beliau bernama Muhammad, putra dari Isma’il bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fi, biasa dipanggil dengan sebutan Abu ‘Abdillah. Beliau dilahirkan pada hari Jum’at setelah shalat Jum’at 13 Syawwal 194 H di Bukhara (Bukarest). Ketika masih kecil, ayahnya yaitu Isma’il sudah meninggal sehingga dia pun diasuh oleh sang ibu. Ghinjar dan Al-Lalika’i menceritakan bahwa ketika kecil kedua mata Bukhari buta. Suatu ketika ibunya bermimpi melihat Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah memulihkan penglihatan putramu karena banyaknya doa yang kamu panjatkan kepada-Nya.” Pagi harinya dia dapati penglihatan anaknya telah sembuh (lihat <em>Hadyu Sari</em>, hal. 640)<br />
<strong>Sanjungan Para Ulama Kepadanya<a name='more'></a></strong><br />
Abu Mush’ab <em>rahimahullah</em> (di dalam cetakan tertulis Abu Mu’shab, sepertinya ini salah tulis karena dalam kalimat sesudahya ditulis Abu Mush’ab, pent) Ahmad bin Abi Bakr Az Zuhri mengatakan, “Muhammad bin Isma’il (Bukhari) lebih fakih dan lebih mengerti hadits dalam pandangan kami daripada Imam Ahmad bin Hambal.” Salah seorang teman duduknya berkata kepadanya, “Kamu terlalu berlebihan.” Kemudian Abu Mush’ab justru mengatakan, “Seandainya aku bertemu dengan Malik (lebih senior daripada Imam Ahmad, pent) dan aku pandang wajahnya dengan wajah Muhammad bin Isma’il niscaya aku akan mengatakan: Kedua orang ini sama dalam hal hadits dan fiqih.” (<em>Hadyu Sari</em>, hal. 646)<br />
Qutaibah bin Sa’id <em>rahimahullah</em> mengatakan, “Aku telah duduk bersama para ahli fikih, ahli zuhud, dan ahli ibadah. Aku belum pernah melihat semenjak aku bisa berpikir ada seorang manusia yang seperti Muhammad bin Isma’il. Dia di masanya seperti halnya Umar di kalangan para sahabat.” (<em>Hadyu Sari</em>, hal. 646)<br />
Muhammad bin Yusuf Al Hamdani <em>rahimahullah</em> menceritakan: Suatu saat Qutaibah ditanya tentang kasus “perceraian dalam keadaan mabuk”, lalu masuklah Muhammad bin Isma’il ke ruangan tersebut. Seketika itu pula Qutaibah mengatakan kepada si penanya, “Inilah Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rahawaih, dan Ali bin Madini yang telah dihadirkan oleh Allah untuk menjawab pertanyaanmu.” Seraya mengisyaratkan kepada Bukhari (<em>Hadyu Sari</em>, hal. 646)<br />
Ahmad bin Hambal <em>rahimahullah</em> mengatakan, “Negeri Khurasan belum pernah melahirkan orang yang seperti Muhammad bin Isma’il.” (<em>Hadyu Sari</em>, hal. 647)<br />
Bundar Muhammad bin Basyar <em>rahimahullah</em> mengatakan tentang Bukhari, “Dia adalah makhluk Allah yang paling fakih di zaman kami.” (<em>Hadyu Sari</em>, hal. 647)<br />
Hasyid bin Isma’il rahimahullah menceritakan: Ketika aku berada di Bashrah aku mendengar kedatangan Muhammad bin Isma’il. Ketika dia datang, Muhammad bin Basyar pun mengatakan, “Hari ini telah datang seorang pemimpin para fuqoha’.” (<em>Hadyu Sari</em>, hal. 647)<br />
Muslim bin Hajjaj <em>rahimahullah</em> -penulis Shahih Muslim, murid <a href="http://muslim.or.id/biografi/mengenal-imam-bukhari.html" title="Imam Bukhari">Imam Bukhari</a>- mengatakan, “Aku bersaksi bahwa di dunia ini tidak ada orang yang seperti dirimu (yaitu seperti Bukhari).” (<em>Hadyu Sari</em>, hal. 650)<br />
<strong>Kekuatan Hafalan Imam Bukhari dan Kecerdasannya</strong><br />
Muhammad bin Abi Hatim Warraq Al Bukhari menceritakan: Aku mendengar Bukhari mengatakan, “Aku mendapatkan ilham untuk menghafal hadits ketika aku masih berada di sekolah baca tulis (kuttab).” Aku berkata kepadanya, “Berapakah umurmu ketika itu?” Dia menjawab, “Sepuluh tahun atau kurang dari itu. Kemudian setelah lulus dari Kuttab, aku pun bolak-balik menghadiri majelis haditsnya Ad-Dakhili dan ulama hadits lainnya. Suatu hari tatkala membacakan hadits di hadapan orang-orang dia (Ad-Dakhili) mengatakan, ‘Sufyan meriwayatkan dari Abu Zubair dari Ibrahim.’ Maka aku katakan kepadanya, ‘Sesungguhnya Abu Zubair tidak meriwayatkan dari Ibrahim.’ Maka dia pun menghardikku, lalu aku berkata kepadanya, ‘Rujuklah kepada sumber aslinya, jika kamu punya.’ Kemudian dia pun masuk dan melihat kitabnya lantas kembali dan berkata, ‘Bagaimana kamu bisa tahu wahai anak muda?’ Aku menjawab, ‘Dia adalah Az Zubair (bukan Abu Zubair, pen). Nama aslinya Ibnu Adi yang meriwayatkan hadits dari Ibrahim.’ Kemudian dia pun mengambil pena dan membenarkan catatannya. Dan dia pun berkata kepadaku, ‘Kamu benar’. Menanggapi cerita tersebut, Bukhari ini Warraq berkata, “Biasa, itulah sifat manusia. Ketika membantahnya umurmu berapa?” Bukhari menjawab, “Sebelas tahun.” (<em>Hadyu Sari</em>, hal. 640)<br />
Hasyid bin Isma’il menceritakan: Dahulu Bukhari biasa ikut bersama kami bolak-balik menghadiri pelajaran para masayikh (para ulama) di Bashrah, pada saat itu dia masih kecil. Dia tidak pernah mencatat, sampai-sampai berlalu beberapa hari lamanya. Setelah 6 hari berlalu kami pun mencela kelakuannya. Menanggapi hal itu dia mengatakan, “Kalian merasa memiliki lebih banyak hadits daripada aku. Cobalah kalian tunjukkan kepadaku hadits-hadits yang telah kalian tulis.” Maka kami pun mengeluarkan catatan-catatan hadits tersebut. Lalu ternyata dia menambahkan hadits yang lain lagi sebanyak lima belas ribu hadits. Dia membacakan hadits-hadits itu semua dengan ingatan (di luar kepala), sampai-sampai kami pun akhirnya harus membetulkan catatan-catatan kami yang salah dengan berpedoman kepada hafalannya (<em>Hadyu Sari</em>, hal. 641)<br />
Muhammad bin Al Azhar As Sijistani <em>rahimahullah</em> menceritakan: Dahulu aku ikut hadir dalam majelis Sulaiman bin Harb sedangkan Bukhari juga ikut bersama kami. Dia hanya mendengarkan dan tidak mencatat. Ada orang yang bertanya kepada sebagian orang yang hadir ketika itu, “Mengapa dia tidak mencatat?” Maka orang itu pun menjawab, “Dia akan kembali ke Bukhara dan menulisnya berdasarkan hafalannya.” (<em>Hadyu Sari</em>, hal. 641)<br />
Suatu ketika Bukhari <em>rahimahullah</em> datang ke Baghdad. Para ulama hadits yang ada di sana mendengar kedatangannya dan ingin menguji kekuatan hafalannya. Mereka pun mempersiapkan seratus buah hadits yang telah dibolak-balikkan isi hadits dan sanadnya, matan yang satu ditukar dengan matan yang lain, sanad yang satu ditukar dengan sanad yang lain. Kemudian seratus hadits ini dibagi kepada 10 orang yang masing-masing bertugas menanyakan 10 hadits yang berbeda kepada Bukhari. Setiap kali salah seorang di antara mereka menanyakan kepadanya tentang hadits yang mereka bawakan, maka Bukhari menjawab dengan jawaban yang sama, “Aku tidak mengetahuinya.” Setelah sepuluh orang ini selesai, maka gantian Bukhari yang berkata kepada 10 orang tersebut satu persatu, “Adapun hadits yang kamu bawakan bunyinya demikian. Namun hadits yang benar adalah demikian.” Hal itu beliau lakukan kepada sepuluh orang tersebut. Semua sanad dan matan hadits beliau kembalikan kepada tempatnya masing-masing dan beliau mampu mengulangi hadits yang telah dibolak-balikkan itu hanya dengan sekali dengar. Sehingga para ulama pun mengakui kehebatan hafalan Bukhari dan tingginya kedudukan beliau (lihat <em>Hadyu Sari</em>, hal. 652)<br />
Muhammad bin Hamdawaih <em>rahimahullah</em> menceritakan: Aku pernah mendengar Bukhari mengatakan, “Aku hafal seratus ribu hadits sahih.” (<em>Hadyu Sari</em>, hal. 654). Bukhari <em>rahimahullah</em> mengatakan, “Aku menyusun kitab <em>Al-Jami’</em> (<em>Shahih Bukhari</em>, pent) ini dari enam ratus ribu hadits yang telah aku dapatkan dalam waktu enam belas tahun dan aku akan menjadikannya sebagai hujjah antara diriku dengan Allah.” (<em>Hadyu Sari</em>, hal. 656)<br />
Al-Hafizh Ibnu Hajar <em>rahimahullah</em> menuturkan bahwa apabila Bukhari membaca Al-Qur’an maka hati, pandangan, dan pendengarannya sibuk menikmati bacaannya, dia memikirkan perumpamaan-perumpamaan yang terdapat di dalamnya, dan mengetahui hukum halal dan haramnya (lihat <em>Hadyu Sari</em>, hal. 650)<br />
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala membalas jasa-jasa beliau dengan sebaik-baik balasan dan memasukkannya ke dalam Surga Firdaus yang tinggi. Dan semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang dapat melanjutkan perjuangannya dalam membela Sunnah Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dan menyebarkannya kepada umat manusia. Wa <em>shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.</em><br />
***<br />
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi<br />
Artikel <a href="http://muslim.or.id/biografi/mengenal-imam-bukhari.html" title="Imam Bukhari">www.muslim.or.id</a><br />
</div>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-57695190283223848392010-03-25T06:59:00.000+07:002010-03-25T06:59:04.092+07:00Penerimaan Santri Baru Islamic Centre Bin Baz 2010-2011Pondok Pesantren Islamic Centre Bin Baz membuka pendaftaran santri baru tahun ajaran 2010 – 2011. Pendaftaran dibuka mulai tanggal 13 Maret sampai dengan 26 Juni 2010 untuk jenjang Raudhatul Athfal (TK), Salafiyah Ula (SD), Salafiyah Wustha (SMP), I’dad Lughawi (Persiapan Bahasa Arab) dan Madrasah Aliyah (SMU). Penerimaan santri baru menggunakan <strong>ONE DAY SERVICE</strong>, pengumuman diterima atau tidak dilaksanakan pada hari yang sama dengan pelaksanaan ujian masuk.<br />
<h3>SYARAT-SYARAT<a name='more'></a>A. Umum</h3><ol><li>Mengisi formulir pendaftaran</li>
<li>Membayar uang pendaftaran sebesar Rp 150.000,00</li>
<li>Menyerahkan pas foto ukuran 3 x 4 (4 lembar)</li>
<li>Menyerahkan surat keterangan sehat dari dokter</li>
<li>Diantar oleh orang tua / wali</li>
<li>Tidak mengidap penyakit berat, seperti jantung, TBC, hepatitis, dll</li>
</ol><h2>B. Khusus</h2><strong> Jenjang Raudhatul Athfal</strong><br />
<ol><li>Menyerahkan 2 lembar fotokopi akte/surat kelahiran</li>
<li>Berumur 4 – 5 tahun</li>
</ol><strong> Jenjang Salafiyah Ula</strong><br />
<ol><li>Berumur minimal 6 tahun</li>
<li>Menyerahkan 2 lembar fotokopi akte/surat kelahiran</li>
<li>Sudah mandiri</li>
</ol><strong> Jenjang Salafiyah Wustha</strong><br />
<ol><li>Menyerahkan fotokopi ijazah SD/sederajat dengan menunjukkan yang asli</li>
<li>Menyerahkan 2 lembar fotokopi rapor kelas 4 – 6 SD/sederajat</li>
<li>Nilai rata-rata akumulatif rapor kelas 4-6 SD/sederajat minimal 6,5</li>
</ol><strong> Jenjang I’dad Lughowi</strong><br />
<ol><li>Menyerahkan 2 fotokopi ijazah SMP/sederajat dengan menunjukkan yang asli</li>
<li>Menyerahkan 2 lembar fotokopi rapor kelas 1 – 3 SMP/sederajat</li>
<li>Nilai rata-rata akumulatif rapor kelas 1-3 SMP/sederajat minimal 6,5</li>
</ol><strong> Jenjang Madrasah Aliyah</strong><br />
<ol><li>Menyerahkan 2 fotokopi ijazah SMP/sederajat dengan menunjukkan yang asli</li>
<li>Menyerahkan 2 lembar fotokopi rapor kelas 1 – 3 SMP/sederajat</li>
<li>Nilai rata-rata akumulatif rapor kelas 1-3 SMP/sederajat minimal 6,5</li>
<li>Mampu membaca dan menulis tulisan arab gundul (tidak berharokat)</li>
<li>Lulus tes masuk</li>
</ol><h3>WAKTU DAN TEMPAT PENDAFTARAN</h3><strong>Waktu mulai </strong><br />
13 Maret 2010<br />
<strong>Tempat Pendaftaran</strong><br />
Pondok Pesantren Islamic Centre Bin Baz<br />
Jl. Wonosari KM 10, Karanggayam, Sitimulyo,<br />
Piyungan, Bantul, DI.Yogyakarta, 55792<br />
Telp. 0274-4353272 Fax: 0274-4353411<br />
<h3>SELEKSI, PENGUMUMAN DAN DAFTAR ULANG</h3>Seleksi dilakukan saat mendaftar dan hasilnya langsung disampaikan.<br />
Pendaftaran ulang langsung dilakukan setelah calon santri dinyatakan diterima dan menyerahkan ijazah (bagi jenjang SW dan SA) atau akte kelahiran asli (bagi jenjang SU).<br />
<h3>MATERI TES</h3>- Wawancara<br />
- Membaca al-Quran<br />
- Membaca dan Menulis Arab (Khusus Aliyah)<br />
- Tes Psikologi<br />
<h3>ORIENTASI DAN AWAL BELAJAR</h3>Orientasi Santri : 3 & 8 Juli 2010<br />
Awal Belajar : 3 Juli 2010<br />
<h3>BIAYA PENDIDIKAN</h3><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="height: 383px; width: 498px;"><tbody>
<tr> <td width="161"><strong>JENIS BIAYA</strong></td> <td width="48"><strong>SU</strong></td> <td width="48"><strong>SW</strong></td> <td width="45"><strong>I’dad Lughowi</strong></td> </tr>
<tr> <td width="161">Biaya Pembangunan</td> <td width="48">1000000</td> <td width="48">1000000</td> <td width="45">1000000</td> </tr>
<tr> <td width="161">Biaya Pengembangan Pendidikan</td> <td width="48">500000</td> <td width="48">500000</td> <td width="45">500000</td> </tr>
<tr> <td width="161">Biaya Pengembangan Perpustakaan</td> <td width="48">250000</td> <td width="48">250000</td> <td width="45">250000</td> </tr>
<tr> <td width="161">Biaya Peralatan; meliputi: ranjang, meja belajar, kasur, sprei, bantal, sarung bantal, almari</td> <td width="48">1300000</td> <td width="48">1300000</td> <td width="45">1300000</td> </tr>
<tr> <td width="161"><br />
</td> <td width="48"><br />
</td> <td width="48"><br />
</td> <td width="45"><br />
</td> </tr>
<tr> <td width="161">Biaya kebutuhan awal meliputi:</td> <td width="48"><br />
</td> <td width="48"><br />
</td> <td width="45"><br />
</td> </tr>
<tr> <td width="161">Biaya buku pelajaran</td> <td width="48">150000</td> <td width="48">300000</td> <td width="45">300000</td> </tr>
<tr> <td width="161">Biaya OSPIC *</td> <td width="48">50000</td> <td width="48">50000</td> <td width="45">50000</td> </tr>
<tr> <td width="161">Biaya ekstrakulikuler</td> <td width="48">0</td> <td width="48">150000</td> <td width="45">150000</td> </tr>
<tr> <td width="161">Biaya rihlah dan outbond</td> <td width="48">150000</td> <td width="48">150000</td> <td width="45">150000</td> </tr>
<tr> <td width="161">Biaya perawatan kesehatan</td> <td width="48">90000</td> <td width="48">90000</td> <td width="45">90000</td> </tr>
<tr> <td width="161">Biaya seragam sekolah (2 stel)</td> <td width="48">200000</td> <td width="48">250000</td> <td width="45">250000</td> </tr>
<tr> <td width="161">Biaya seragam olah raga</td> <td width="48">75000</td> <td width="48">100000</td> <td width="45">100000</td> </tr>
<tr> <td width="161">Biaya Fatawa</td> <td width="48">85000</td> <td width="48">85000</td> <td width="45">85000</td> </tr>
<tr> <td width="161"><br />
</td> <td width="48"><br />
</td> <td width="48"><br />
</td> <td width="45"><br />
</td> </tr>
<tr> <td width="161"><strong>TOTAL BIAYA</strong></td> <td width="48"><strong>3850000</strong></td> <td width="48"><strong>4225000</strong></td> <td width="45"><strong>4225000</strong></td> </tr>
</tbody> </table>SPP / SYAHRIYAH : 350.000 / BULAN<br />
UANG CUCI (KHUSUS SU): 40.000 / BULAN<br />
<h3>INFO SELANGKAPNYA BISA MENGHUBUNGI:</h3>Umum: Ust. Abu Sa’ad 08122745704<br />
Ust. Sumarji: 085228114558<br />
Salafiyah Ula dan RA: Ust. Abu Athifah 08175488363<br />
Salafiyah Wustha & I’dad Lughowi: Ust. Jundi 081931744143<br />
Madrasah Aliyah: Ust. Iqbal 081311456939Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-2905367927239103532010-03-25T06:57:00.000+07:002010-03-25T06:57:04.559+07:00Penerimaan Santri Baru 2010/2011 PP Al-I’tisham Wonosari Gunungkidul Yogyakarta<div class="post-single clearfix" id="post-2442"> <div class="image-feature"> </div><!-- img blog--> <strong>PENERIMAAN SANTRI BARU 2010 / 2011</strong> <strong>PONDOK PESANTREN AL-I’TISHAM WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA</strong> <strong>Di Bawah Yayasan Islam Al-I’tisham, Akte Notaris: Koesharyati Tito,SH Nomor: 002 : 1996 / 10 April 1996</strong> <strong> </strong> <strong>Alamat Ma’had :</strong><br />
<ol><li>Kampus Putra : Gg.Wijayakusuma 140, Kepek, Wonosari, Gunungkidul, DI.Yogyakarta 55813 (0274) 7486796, HP: 085228438506(Kepsek)</li>
<li>Kampus Putri : Dusun Banaran RT 12 RW 03 Playen, Kec.Playen.Gunungkidul, DI.Yogyakarta. HP.085228320016 atau 081229401928</li>
</ol><strong> </strong> <strong>Pada tahun pembelajaran 2010-2011 kembali membuka kesempatan kepada segenap putra-putri kaum muslimin untuk menimba ilmu-ilmu agama dengan akidah dan pemahaman yang lurus, serta pengetahuan umum lainnya dengan program pendidikan sebagai berikut :</strong><strong> </strong> <strong> </strong><br />
<ol><li><strong>1. </strong><strong>PROGRAM PENDIDIKAN</strong></li>
</ol><strong>1. MTS (Madrasah Tsanawiyah)PUTRA / PUTRI (Terpisah) Status Terakreditasi B, BAP S/M No.22/01/BAP/TU/XI Tgl. 22 Oktober 2008</strong> Daya tampung Pa:40 Pi:40, masa belajar 3 th, ditambah 1 tahun pendalaman materi untuk putri. <strong>Target pendidikan :</strong> Mengetahui agama Islam dengan benar sesuai dengan pemahaman salaf as-sholih, beraqidah dan beramal secara benar, berakhlaq karimah, hafal 6 juz bagi putra dan 10 juz bagi putri, hafal hadits-hadits, mengetahui ilmu-ilmu syar’i secara baik dan menguasai dasar-dasar bahasa arab, serta mengenal ilmu-ilmu umum pendukung. <strong>2. SMK Jur.THP Bidang Keahlian Pengolahan Hasil Pertanian Pangan PLUS I’DAD SHOLIHAT (Khusus Putri) Ijin Kemandirian : Dinas Pendidikan Kab.GK 2009</strong> Daya tamping : Pi:40 masa belajar 3 th ditambah 1 th pendalaman materi. <strong>Target pendidikan :</strong> Mengetahui agama Islam dengan benar sesuai dengan pemahaman salaf as-sholih, beraqidah dan beramal secara benar, berakhlaq karimah, hafal 10 juz, hafal hadits-hadits, mengetahui ilmu-ilmu syar’i secara baik dan menguasai dasar-dasar bahasa arab, serta mengenal ilmu-ilmu umum pendukung, menguasai ketrampilan pengolahan hasil pertanian pangan seperti pembuatan aneka macam kue dan roti,manisan,susu kedelai dll, pengemasan hingga penjualan.<br />
<ol><li><strong>2. </strong><strong>FASILITAS PENDIDIKAN</strong></li>
</ol>Sarana pendidikan Ma’had, MTs, SMK terpisah baik putra/putri, Masjid, Asrama, Ruang kelas representatif, Ruang Praktek untuk SMK THP, Koperasi, Lab. Komputer, dll.<br />
<ol><li><strong>3. </strong><strong>TENAGA PENGAJAR</strong></li>
</ol>Pengajar dari alumni pondok pesantren bermanhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang terpercaya & Perguruan tinggi terkemuka yang memiliki komitmen terhadap pendidikan Islam.<br />
<ol><li><strong>4. </strong><strong>EKSTRAKULIKULER<a name='more'></a></strong></li>
</ol>Sepakbola, Beladiri, Menjahit, Tataboga<br />
<ol><li><strong>5. </strong><strong>SYARAT-SYARAT PENDAFTARAN</strong></li>
</ol><strong>SYARAT KHUSUS</strong> Calon santri MTs :<br />
<ol><li>Putra / Putri</li>
<li>Tamatan SD/MI/SU</li>
</ol>Calon Santri SMK PHP :<br />
<ol><li>Putri</li>
<li>Tamatan SMP/MTs/SW</li>
</ol><strong>PERSYARATAN UMUM</strong><br />
<ol><li>Diantar orang tua / wali santri.</li>
<li>Mengisi Formulir pendaftaran.</li>
<li>Mengisi Pernyataan Izin orangtua / wali.</li>
<li>Mengisi Blangko kesanggupan orangtua/wali.</li>
<li>Menyerahkan ijazah asli & SKHUN asli</li>
<li>FC Ijazah = 5 lembar dilegalisir</li>
<li>FC SKHUN = 5 lembar dilegalisir</li>
<li>FC Akte kelahiran = 2 lembar</li>
<li>FC KK dan KTP orang tua= 1 lembar</li>
</ol>10. Surat keterangan /Kartu miskin (yg menghendaki keringanan biaya) 11. Pas Photo terbaru 2 x 3 = 4 Lbr, 3 x 4 = 4 lbr (putrid wajib berjilbab) 12. Biaya pendaftaran Rp.50.000 <strong> </strong><br />
<ol><li><strong>6. </strong><strong>BIAYA –BIAYA</strong></li>
</ol><strong>Masa orientasi siswa baru (MOS) : Rp. 50.000</strong> <strong>Pembelian Kitab & Buku pelajaran : Rp.200.000</strong> <strong>Biaya Pengembangan : Rp.200.000</strong> <strong>Uang Sarana prasarana : Rp.150.000</strong> <strong>Uang pangkal koperasi : Rp. 50.000</strong> <strong>Syahriah bulan I /Juli <span style="text-decoration: underline;">: Rp. 100.000</span></strong> <strong> Jumlah : Rp. 750.000</strong> <strong>Dibayarkan setelah diterima menjadi santri Ma’had Al-I’tisham</strong> <strong> </strong><br />
<ol><li><strong>7. </strong><strong>WAKTU PENDAFTARAN & SELEKSI</strong></li>
</ol>Pendaftaran : 28 Juni – 10 Juli 2010<br />
Tes Seleksi : 11 Juli 2010<br />
Pengumuman : 12 Juli 2010<br />
Daftar ulang : 13 Juli – 14 Juli 2010<br />
MOS Santri baru : 15 Juli – 18 Juli 2010<br />
Mulai Belajar : 19 Juli 2010 <strong> </strong><br />
<ol><li><strong>8. </strong><strong>ROUTE KENDARAAN</strong></li>
</ol>PP.AL-I’TISHAM PUTRI Dari terminal Giwangan Yogya naik bus Jur.Wonosari turun di Pasa Hewan Siyono à naik Kobutri Jur.Playen turun di perempatan Banaran kemudian jalan kaki kebarat 300 m (lihat papan nama) pertigaan kekiri/selatan. PP.AL-I’TISHAM PUTRA Dari terminal Giwangan Yogya naik bus Jur.Wonosari turun di Pasar Hewan Siyono naik Kobutri ke Jur.Wonosari turun di KPN Tunas Harapan jalan keselatan 200 m (lihat papan nama) <strong> </strong> <strong>Contac Person :</strong> 1. Ustadz Said Syamsul Huda : 085228320016 2. Ustadz Mustofa : 085292607055 3. Ustadz Gunarto : 081804380943 http://pontrenalitisham.wordpress.com<br />
</div>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-12206237405764227712010-03-25T06:55:00.000+07:002010-03-25T06:55:07.343+07:00Penerimaan Mahasiswa Baru STIKes Madani 2010-2011STIKes Madani membuka pendaftaran mahasiswa baru tahun akademis 2010-2011. Program studi yang ditawarkan adalah S-1 Ilmu Keperawatan, D-3 Kebidanan dan D-3 Farmasi.i<br />
<strong>Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan.</strong><br />
Dengan memerhatikan program-program kesehatan seperti yang digariskan di seluruh Indonesia, bahwasanya pada tahun 2010 dibutuhkan 1.535.078 orang. Adapun proyeksi kebutuhan tenaga kesehatan untuk menunjang program menuju Indonesia Sehat 2010, untuk Ners & Ners Specialis sebanyak 72.610 orang. Sedangkan untuk luar negeri, dewasa ini ada kecenderungan permintaan tenaga kesehatan untuk kebutuhan luar negeri terus meningkat. Diperkirakan, seperti untuk melayani permintaan dari Malaysia sebanyak 400 orang, dan belum terhitung untuk wilayah Timur Tengah, dan lainnya. Selain itu, pada tahun 2000 Pemerintah Kuwait telah melayangkan surat permintaan tenaga kesehatan Indonesia melalui Indonesian Network for International Healthcare Training Program (IHTP) untuk kebutuhan perawat 1.000 orang.<br />
<strong>Program Studi D III Kebidanan.</strong><br />
Harus disyukuri bahwa program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup. Namun demikian masih banyak masalah kesehatan yang belum bisa tertangani secara tuntas, atau bahkan di beberapa daerah di Indonesia ada kecenderungan meningkat.<br />
<a name='more'></a><br />
Di Indonesia, pada saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) masih 41,4% per 1.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKB di negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Philipina, maka AKB di negara kita tergolong tinggi. Demikian pula Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu mencapai 373 per 100.000 kelahiran hidup. Bandingkan dengan empat negara tetangga, seperti Malaysia (39 per 100.000), Singapura (6 per 100.000), Thailand (14 per 100.000), dan Philipina (210 per 100.000).<br />
Oleh karena itu, sangatlah wajar jika pemerintah merencanakan tenaga kesehatan di seluruh Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 1.535.078 orang. Nampaknya jumlah ini cukup seimbang, namun bila ditinjau secara spesifik, penyediaan untuk beberapa kategori tenaga masih kurang, terutama untuk Bidan (D III dan D IV). Proyeksi tenaga Bidan untuk menunjang program kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 sebanyak 134.653 orang.<br />
<strong>Program Studi D III Farmasi.</strong><br />
Ditinjau dari segi kebutuhan pasar tenaga kerjanya, di Indonesia saat ini terdapat sekitar 250 pabrik farmasi dan 1.000 distributor farmasi. Ini berarti banyak tenaga farmasi yang dibutuhkan.<br />
Untuk jabatan medical representative, sales representative, dan merchandiser saja saat ini masih lebih banyak diisi oleh tenaga dengan bekal pendidikan yang kurang sesuai sehingga tingkat turn over pegawai di bidang ini sangat tinggi. Di lain pihak pada bidang rumah sakit dan pelayanan kesehatan lain, misalnya Puskesmas dan Apotik, tenaga farmasi juga masih dibutuhkan. Yaitu untuk mengisi lowongan pekerjaan di lebih dari 1.000 rumah sakit dan puluhan ribu Puskesmas, serta ribuan apotik yang ada di seluruh Indonesia.<br />
<strong>RINCIAN BIAYA</strong><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 451px;"><tbody>
<tr> <td rowspan="2" valign="top" width="54">Smt</td> <td colspan="2" valign="top" width="132">Prodi Keperawatan</td> <td colspan="2" valign="top" width="132">Prodi Kebidanan</td> <td colspan="2" valign="top" width="132">Prodi Farmasi</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="66">SPP</td> <td valign="top" width="66">Biaya Praktikum</td> <td valign="top" width="66">SPP</td> <td valign="top" width="66">Biaya Praktikum</td> <td valign="top" width="66">SPP</td> <td valign="top" width="66">Biaya Praktikum</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="54">I</td> <td valign="top" width="66">2.600.000</td> <td valign="top" width="66">400.000</td> <td valign="top" width="66">3.000.000</td> <td valign="top" width="66">1.200.000</td> <td valign="top" width="66">2.500.000</td> <td valign="top" width="66">1.800.000</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="54">II</td> <td valign="top" width="66">2.500.000</td> <td valign="top" width="66">1.000.000</td> <td valign="top" width="66">3.100.000</td> <td valign="top" width="66">900.000</td> <td valign="top" width="66">3.000.000</td> <td valign="top" width="66">1.350.000</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="54">III</td> <td valign="top" width="66">2.700.000</td> <td valign="top" width="66">800.000</td> <td valign="top" width="66">2.500.000</td> <td valign="top" width="66">1.950.000</td> <td valign="top" width="66">2.500.000</td> <td valign="top" width="66">1.950.000</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="54">IV</td> <td valign="top" width="66">2.300.000</td> <td valign="top" width="66">1.400.000</td> <td valign="top" width="66">2.500.000</td> <td valign="top" width="66">1.950.000</td> <td valign="top" width="66">2.200.000</td> <td valign="top" width="66">2.100.000</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="54">V</td> <td valign="top" width="66">2.400.000</td> <td valign="top" width="66">1.200.000</td> <td valign="top" width="66">2.200.000</td> <td valign="top" width="66">1.650.000</td> <td valign="top" width="66">2.200.000</td> <td valign="top" width="66">1.950.000</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="54">VI</td> <td valign="top" width="66">2.400.000</td> <td valign="top" width="66">1.400.000</td> <td valign="top" width="66">1.700.000</td> <td valign="top" width="66">1.350.000</td> <td valign="top" width="66">1.500.000</td> <td valign="top" width="66">1.500.000</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="54">VII</td> <td valign="top" width="66">1.800.000</td> <td valign="top" width="66">1.000.000</td> <td valign="top" width="66"><br />
</td> <td valign="top" width="66"><br />
</td> <td valign="top" width="66"><br />
</td> <td valign="top" width="66"><br />
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="54">VIII</td> <td valign="top" width="66">1.000.000</td> <td valign="top" width="66">900.000</td> <td valign="top" width="66"><br />
</td> <td valign="top" width="66"><br />
</td> <td valign="top" width="66"><br />
</td> <td valign="top" width="66"><br />
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="54">Jumlah</td> <td valign="top" width="66">17.700.000</td> <td valign="top" width="66">9.100.000</td> <td valign="top" width="66">15.000.000</td> <td valign="top" width="66">9.000.000</td> <td valign="top" width="66">13.900.000</td> <td valign="top" width="66">10.650.000</td> </tr>
</tbody> </table><strong>Catatan:</strong><br />
<ul><li>Total biaya belum termasuk biaya seragam, wisuda dan asrama.</li>
<li>Total biaya sudah termasuk biaya skripsi.</li>
<li>Infaq jariyah minimal: untuk Prodi Keperawatan Rp 5.000.000,00, Prodi Kebidanan Rp 5.000.000,00, Prodi Farmasi Rp 7.000.000,00.</li>
<li>Biaya asrama dan makan Rp 350.000,00 per bulan.</li>
</ul><strong>Ketentuan Umum Pendaftaran Mahasiswa Baru</strong><br />
1. Pendaftaran khusus dibuka sampai Maret 2010<br />
2. Persyaratan Umum calon Mahasiswa Baru:<br />
<ul><li>Menyerahkan STTB/Ijazah/Surat Keterangan Lulus 2 eks, dari SMU/Aliyah/SMK</li>
<li>Sehat jasmani dan rohani</li>
<li>Menyerahkan pas foto ukuran 3×4: 4 (empat) eks, 4×6: 4 (empat) eks.</li>
<li>Membayar biaya pendaftaran Rp. 100.000,- (dapat via wesel atau transfer)</li>
</ul>3. Mekanisme Pendaftaran:<br />
<ul><li>Mengisi secara lengkap formulir pendaftaran</li>
<li>Menyerahkan formulir pendaftaran secara langsung di kantor STIKes atau dikirim via pos kepada Pantia Penerimaan Mahasiswa Baru STIKes Madani Yogyakarta, Jl. Wonosari KM 10, Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta 55792. Disertai perangko balasan 2 lembar @Rp.2.000,- dan bukti pembayaran pendaftaran.</li>
</ul>4. Program masuk tanpa tes/ujian seleksi:<br />
<ul><li>Program Minat dan Prestasi (PMDP): raport SLTA semester I-VI rata-rata > 6,5</li>
<li>Memiliki prestasi dalam bidang agama, bahasa asing atau bidang akademik minimal tingkat daerah.</li>
<li>Menyerahkan tazkiyah/rekomendasi dari ustadz di masing-masing kota asal.</li>
</ul><strong>INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI</strong><br />
<strong>Ustadz Maulana : 081 328 484 585. </strong><br />
<br />
<span class="fullpost"> <br />
<br />
</span>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-5355636841073680212010-03-25T06:54:00.000+07:002010-03-25T06:54:13.960+07:00Penerimaan Santri Baru PP Ibnu Abbas As-Salafy Sragen 2010-2011<a href="http://muslim.or.id/info-lembaga-pendidikan/penerimaan-santri-baru-pp-ibnu-abbas-as-salafy-sragen-2010-2011.html" rel="bookmark" title="Permanent Link Penerimaan Santri Baru PP Ibnu
Abbas As-Salafy Sragen 2010-2011">Sragen 2010-2011</a> <div class="post-single clearfix" id="post-2459"> <div class="image-feature"> </div><!-- img blog--> <strong>Penerimaan Santri Baru</strong><br />
<strong>Pondok Pesantren Ibnu Abbas As-Salafy Sragen</strong><br />
<strong>Tahun Ajaran 2010-2011</strong><br />
Segala Puji Bagi Allah Ta’ala, semoga sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Amma ba’du:<br />
<strong>Pondok Pesantren Ibnu Abbas as Salafy</strong>, di bawah Yayasan Ibnu Abbas Sragen semenjak tahun 2006 berusaha mewujudkan lembaga pendidikan yang berkualitas dengan biaya pendidikan yang terjangkau.<br />
<strong>Pondok Pesantren Ibnu Abbas As Salafy</strong>, memberikan ijazah kepada lulusan pada masing-masing program. Untuk program mutawasithoh kami juga<br />
<strong>Pondok Pesantren Ibnu Abbas As Salafy</strong>, Insya Allah berijazah MA (dalam proses), siap melanjutkan ke Perguruan Tinggi Dalam Negeri / Luar Negeri (Universitas Madinah, LIPIA, dll).<br />
<strong>PROGRAM PENDIDIKAN</strong><br />
<ol><li><strong>1. </strong><strong>MUTAWASITHOH (MTW)</strong></li>
</ol><strong>Masa Pendidikan:</strong><br />
3 tahun (santri tinggal di asrama) dan telah mendapatkan piagam sebagai penyelenggara Wajar Dikdas dari Departemen Agama.<br />
<ol><li><strong>2. </strong><strong>ALIYAH (ALY)</strong></li>
</ol><strong>Masa Pendidikan:</strong><br />
3 tahun (santri tinggal di asrama) dan Insya Allah berijazah MA (dalam proses), siap melanjutkan ke Perguruan Tinggi Dalam Negeri / Luar Negeri (Universitas Madinah, LIPIA, dll).<br />
<ol><li><strong>3. </strong><strong>PROGRAM UNGGULAN</strong></li>
</ol><strong>Tahfidzul Qur’an</strong><br />
<strong>TENAGA PENGAJAR</strong><br />
Diasuh oleh alumni-alumni dari Timur Tengah, LIPIA, pondok pesantren yang bermanhaj salaf dan Universitas-universitas dalam negeri serta para Hafidz yang berpengalaman.<br />
<strong> </strong><br />
<strong>SYARAT PENDAFTARAN<a name='more'></a></strong><br />
<ol><li>Putra</li>
<li>Pernyataan ijin tertulis dari orang tua/wali</li>
<li>Lulus SD/MI/sederajat untuk MTW</li>
<li>Lulus Ponpes sederajat SLTP/MTS (Bisa Bahasa Arab Aktif & Pasif) untuk Aliyah</li>
<li>Mengisi Formulir pendaftaran</li>
<li>Membayar biaya pendaftaran Rp. 150.000</li>
<li>Foto kopi akte/kenal lahir dari Desa.</li>
<li>Foto kopi ijazah dan atau rapot kelas 4,5,6 SD (MTW), Rapor Kelas 2,3 Ponpes (ALY)</li>
<li>Pas photo 2 X 3 = 4 lbr, 3 X 4= 4 lbr</li>
</ol><strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong>JADWAL KEGIATAN</strong><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td width="169"><strong>Kegiatan</strong></td> <td width="241"><strong>Gelombang I</strong></td> <td width="168"><strong>Gelombang II</strong></td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="169">Pendaftaran</td> <td valign="top" width="241">21 April – 12 Mei 2010 (Apabila daya tampung terpenuhi, maka pendaftaran ditutup)</td> <td valign="top" width="168">1 – 24 Juni 2010</td> </tr>
<tr> <td width="169">Tes Seleksi</td> <td width="241">13 – 14 Mei 2010</td> <td width="168">25 – 26 Juni 2010</td> </tr>
<tr> <td width="169">Materi Tes</td> <td colspan="2" width="409">Al-Qur’an, AIA, Wawancara, dan Kesehatan</td> </tr>
<tr> <td width="169">Pengumuman</td> <td width="241">16 Mei 2010</td> <td width="168">29 Juni 2010</td> </tr>
<tr> <td width="169">Daftar Ulang</td> <td width="241">17 – 24 Mei 2010</td> <td width="168">1 – 7 Juli 2010</td> </tr>
</tbody> </table><strong>TEMPAT</strong><br />
Ponpes Ibnu Abbas As Salafy, Beku, Kliwonan, Masaran, Sragen, Jateng<br />
Telp. (0271) 7037931<br />
<strong>BIAYA DAFTAR ULANG</strong><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 577px;"><tbody>
<tr> <td rowspan="2" width="205"><strong>JENIS PEMBAYARAN</strong></td> <td colspan="2" width="371"><strong>PROGRAM PENDIDIKAN</strong></td> </tr>
<tr> <td width="162"><strong>MUTAWASITHOH</strong></td> <td width="210"><strong>MADRASAH ALIYAH</strong></td> </tr>
<tr> <td width="205"> <ol><li>Syahriyah</li>
</ol></td> <td width="162">Rp. 225.000,- /Bulan</td> <td width="210">Rp. 225.000,- /Bulan</td> </tr>
<tr> <td width="205"> <ol><li>Ospia</li>
</ol></td> <td width="162">Rp. 10.000,- /Bulan</td> <td width="210">Rp. 10.000,- /Bulan</td> </tr>
<tr> <td width="205"> <ol><li>Kesehatan</li>
</ol></td> <td width="162">Rp. 15.000,- /Bulan</td> <td width="210">Rp. 15.000,- /Bulan</td> </tr>
<tr> <td width="205"> <ol><li>Kitab</li>
</ol></td> <td width="162">Rp. 250.000,-</td> <td width="210">Rp. 250.000,-</td> </tr>
<tr> <td width="205"> <ol><li>Seragam</li>
</ol></td> <td width="162">Rp. 300.000,-</td> <td width="210">Rp. 300.000,-</td> </tr>
<tr> <td width="205"> <ol><li>Infaq Pengembangan</li>
</ol></td> <td width="162">Rp. 500.000,-</td> <td width="210">Rp. 500.000,-</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="205"> <ol><li>Prasarana<br />
(Dipan, Kasur, Lemari)</li>
</ol></td> <td colspan="2" width="371">DISUBSIDI</td> </tr>
<tr> <td width="205"><strong>JUMLAH</strong></td> <td width="162"><strong>Rp. 1.300.000,-</strong></td> <td width="210"><strong>Rp. 1.300.000,-</strong></td> </tr>
</tbody> </table><strong>Awal Tahun Ajaran Baru</strong><br />
Masa Orientasi : 10 Juli – 12 Juli 2010<br />
Mulai belajar : 13 Juli 2009<br />
<strong>Contact Person (Informasi)</strong><br />
\PP. Ibnu Abbas 0271.703 79 31 \Kholid Syamhudi 081 744 9676 \Azhar Robbani 085 229 990 020 \Muslim Atsari 0271.703 63 99 \Jabir 081 904 550 557 \Juli Dermawan 085 867 243 805<br />
Website : www.ustadzkholid.com \www.abu-ukkaasyah.co.cc<br />
<strong>DENAH & RUTE</strong><br />
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td valign="top"><br />
</td> <td valign="top"><a href="http://muslim.or.id/wp-content/uploads/2010/03/untitled2.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-2460" height="191" src="http://muslim.or.id/wp-content/uploads/2010/03/untitled2.jpg" title="untitled2" width="205" /></a>Arah barat Solo : Naik bus Sumatra/Jakarta/Solo – Sragen, turun Gronong, naik angkot atau ojek ke pondok.<br />
Arah timur Solo :<br />
Naik bus Surabaya – Solo, turun Gronong, naik angkot atau ojek ke pondok.</td></tr>
</tbody></table></div>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-15419259525485573542010-03-24T16:21:00.000+07:002010-03-24T16:21:13.900+07:00Bagaimana Menjadi Pegawai Yang Amanah ?<div style="text-align: center;">Syaikh Abdul Muhsin bin Hamad Al-Abad</div><div style="text-align: left;"> </div><div style="text-align: left;">MUKADIMAH<br />
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas penyempurna dan pelengkap agama dan penghulu para rasul serta imam orang-orang yang bertaqwa nabi kita, Muhammad dan atas keluarga serta shahabat-shahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari Kiamat. Amma ba’du<br />
<br />
Ini adalah risalah singkat berupa nasihat untuk para pegawai dan karyawan dalam menunaikan pekerjaan-pekerjaan yang diamanahkan kepada mereka. Aku menulisnya dengan harapan agar mereka mendapat manfaat darinya, dan supaya mambantu mereka untuk mengikhlaskan niat-niat mereka serta bersungguh-sungguh dalam bekerja dan menjalankan kewajiban-kewajiban mereka. Aku memohon kepada Allah agar semua mendapatkan taufik dan bimbingan-Nya.<a name='more'></a> [1]. AYAT-AYAT MENGENAI KEWAJIBAN MENUNAIKAN AMANAH<br />
Diantara ayat-ayat mengenai kewajiban menunaikan amanah dan larangan berkhianat adalah firman Allah Azza wa Jalla.<br />
<br />
“Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. [An-Nisa : 58]<br />
<br />
Ibnu Katsir berkata dalam tafsir ayat ini, “Allah Ta’ala memberitakan bahwasanya Ia memerintahkan untuk menunaikan amanah-amanah kepada ahlinya. Di dalam hadits yang hasan dari Samurah bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.<br />
<br />
“Artinya : Tunaikan amanah kepada orang yang memberi amanah kepadamu, dan janganlah kamu menghianati orang yang mengkhianatimu” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ahlussunnan]<br />
<br />
Dan ini mencakup semua bentuk amanah-amanah yang wajib atas manusia mulai dari hak-hak Allah Azza wa Jalla atas hamba-hamba-Nya seperti : shalat, zakat, puasa, kaffarat, nazar-nazar dan lain sebagainya. Dimana ia diamanahkan atasnya dan tidak seorang hamba pun mengetahuinya, sampai kepada hak-hak sesama hamba, seperti ; titipan dan lain sebagainya dari apa-apa yang mereka amanahkan tanpa mengetahui adanya bukti atas itu. Maka Allah memerintahkan untuk menunaikannya, barangsiapa yang tidak menunaikannya di dunia diambil darinya pada hari Kiamat”.<br />
<br />
Dan firman-Nya.<br />
<br />
“Artinya : Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu sedangkan kamu mengetahui” [Al-Anfal : 27]<br />
<br />
Ibnu Katsir berkata, “Dan khianat mencakup dosa-dosa kecil dan besar yang lazim (yang tidak terkait dengan orang lain) dan muta’addi (yang terkait dengan orang lain). Berkata Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas mengenai tafsir ayat ini, “Dan kalian mengkhianati amanah-amanah kalian”. Amanah adalah ama-amal yang diamanahakn Allah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu faridhah ( yang wajib), Allah berfirman : “Janganlah kamu mengkhianati” maksudnya : janganlah kamu merusaknya”. Dan dalam riwayat lain ia berkata, “(Janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul) Ibnu Abbas berkata, “(Yaitu) dengan meninggalkan sunnahnya dan bermaksiat kepadanya”.<br />
<br />
Dan firman-Nya.<br />
<br />
“Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia, sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” [Al-Ahzab : 72]<br />
<br />
Ibnu Katsir berkata setelah menyebutkan pendapat-pendapat mengenai tafsir amanah, diantaranya ketaatan, kewajiban, din (agama), dan hukum-hukum had, ia berkata, “Dan semua pendapat ini tidak saling bertentangan, bahkan ia sesuai dan kembali kepada satu makna, yaitu at-taklif serta menerima perintah dan larangan dengan syaratnya. Dan jika melaksanakan ia mendapat pahala, jika meninggalkannya dihukum, maka manusia menerimanya dengan kelemahan, kejahilan, dan kezalimannya kecuali orang-orang yang diberi taufik oleh Allah, dan hanya kepada Allah tempat meminta pertolongan”.<br />
<br />
Firman Allah Ta’ala.<br />
<br />
“Artinya : Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janji-janji” [Al-Mukminun : 8]<br />
<br />
Ibnu Katsir berkata, “Yaitu, apabila mereka diberi kepercayaan mereka tidak berkhianat, dan apabila berjanji mereka tidak mungkir, ini adalah sifat-sifat orang mukminin dan lawannya adalah sifat-sifat munafikin, sebagaimana tercantum dalam hadis yang shahih.<br />
<br />
“Tanda munafik ada tiga : apabila berbicara berdusta, apabaila berjanji ia mungkir dan apabila diberi amanat dia berkhianat”.<br />
<br />
Dalam riwayat lain.<br />
<br />
“Apabila berbicara ia berdusta, dan apabila berjanji ia mungkir dan apabila bertengkar ia berlaku keji”.<br />
<br />
[2]. HADITS-HADITS TENTANG MENUNAIKAN AMANAH<br />
Diantara hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kewajiban menjaga amanah dan ancaman dari meninggalkannya adalah sebagai berikut.<br />
<br />
Hadits Pertama.<br />
Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika Nabi di suatu majelis berbicara kepada orang-orang, datanglah seorang Arab badui lantas berkata. ‘Kapan terjadinya Kiamat? Rasulullah terus berbicara, sebagian orang berkata, ‘Beliau mendengar apa yang dikatakannya dan beliau membencinya’, sebagian lain mengatakan, ‘Bahkan ia tidak mendengar’, sehingga tatkala beliau menyelesaikan pembicaraannya beliau berkata, ‘Mana orang yang bertanya tentang hari Kiamat?’ Ia berkata, ‘Ini aku wahai Rasulullah’, Rasul bersaba, ‘Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah hari Kiamat’. Ia bertanya lagi, ‘Bagaimana menyia-nyiakannya?’ Beliau menjawab, ‘Apabila diserahkan urusan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah hari Kiamat” [Diriwayatkan Al-Bukhari]<br />
<br />
Hadits Kedua<br />
Dari Abu Hurairah, ia berkata, ‘Rasulullah telah bersabda, “Tunaikanlah amanah kepada orang yang memberi amanah kepadamu, dan janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud 3535 dan At-Tirmidzi 1264, ia berkata, “ini adalah hadits hasan gharib”. Lihatlah, As-Silsilah Ash-Shahihah oleh Al-Albani 424]<br />
<br />
Hadits Ketiga<br />
Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Yang pertama hilang dari urusan agama kalian adalah amanah, dan yang terakhirnya adalah shalat” [Diriwayatkan oleh Al-Khara-ithi dalam Makarimil Akhlak hal. 28. Lihat, As-Silsilah Ash-Shahihah oleh Al-Albani 1739]<br />
<br />
Hadits Keempat.<br />
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Tanda seorang munafik ada tiga : apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mungkir, dan apabila diberi amanah ia berkhianat” [Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim]<br />
<br />
[3]. PEGAWAI YANG MENUNAIKAN PEKERJAANNYA DENGAN IKHLAS MENDAPAT BALASAN DUNIA DAN AKHIRAT<br />
Apabila seorang pegawai menunaikan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh mengharapkan pahala dari Allah, maka ia telah menunaikan kewajibannya dan berhak mendapatkan balasan atas pekerjaannya di dunia dan beruntung dengan pahala di kampung akhirat. Telah datang nash-nash syar’iyah yang menunjukkan bahwasanya upah dan pahala atas apa yang dikerjakan oleh seorang dari pekerjaan didapat dengan ikhlas dan mengharapkan wajah Allah. <br />
<br />
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.<br />
<br />
“Artinya : Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepada-Nya pahala yang besar” [An-Nisa : 114]<br />
<br />
Imam Bukhari (55) dan Imam Muslim (1002) telah meriwayatkan dari Abu Mas’ud bahwasanya Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda.<br />
<br />
“Artinya : Apabila seseorang menafkahkan untuk keluarganya dengan ikhlas maka itu baginya adalah sedekah”.<br />
<br />
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Sa’ad bin Abi Waqash Radhiyallahu ‘anhu.<br />
<br />
“Artinya : Dan tidaklah engkau menafkahkan satu nafkah karena mengharapkan wajah Allah melainkan engkau mendapatkan pahala dengannya hingga sesuap yang engkau suapkan di mulu istrimu” [Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim]<br />
<br />
Nash-nash ini menunjukkan bahwasanya seorang Muslim apabila ia menunaikan kewajibannya terhadap sesama hamba lepaslah tanggung jawabnya, dan bahwasanya ia hanya akan mendapatkan balasan dan pahala dengan ikhlas dan mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala.<br />
<br />
[4]. MENJAGA JAM KERJA UNTUK KEPENTINGAN PEKERJAAN<br />
Wajib atas setiap pegawai dan pekerja untuk menggunakan waktu yang telah dikhususkan bekerja pada pekerjaan yang telah dikhususkan untuknya. Tidak boleh ia menggunakannya pada perkara-perkara lain selain pekerjaan yang wajib ditunaikannya pada waktu tersebut. Dan tidak boleh ia menggunakan waktu itu atau sebagian darinya untuk kepentingan pribadinya, atau kepentingan orang lain apabila tidak ada kaitannya dengan pekerjaan ; karena jam kerja bukanlah milik pegawai atau pekerja, akan tetapi untuk kepentingan pekerjaan yang ia mengambil upah dengannya.<br />
<br />
Syaikh Al-Mu’ammar bin Ali Al-Baghdadi (507H) telah menasihati Perdana Menteri Nizhamul Muluk dengan nasihat yang dalam dan berfedah. Di antara yang dikatakannya diawal nasihatnya itu.<br />
<br />
“Suatu hal yang telah maklum hai Shodrul Islam! Bahwasanya setiap individu masyarakat bebas untuk datang dan pergi, jika mereka menghendaki mereka bisa meneruskan dan memutuskan. Adapun orang yang terpilih menjabat kepemimpinan maka dia tidak bebas untuk bepergian, karena orang yang berada di atas pemerintahan adalah amir (pemimpin) dan dia pada hakikatnya orang upahan, ia telah menjual waktunya dan mengambil gajinya. Maka tidak tersisa dari siangnya yang dia gunakan sesuai keinginannya, dan dia tidak boleh shalat sunat, serta I’tikaf… karena itu adalah keutamaan sedangkan ini adalah wajib”.<br />
<br />
Di antara nasihatnya, “Maka hiudpkanlah kuburanmu sebagaimana engkau menghidupkan istanamu” [1]<br />
<br />
Dan sebagaimana seseorang ingin mengambil upahnya dengan sempurna serta tidak ingin dikurangi bagiannya sedikitpun, maka hendaklah ia tidak mengurangi sedikitpun dari jam kerjanya untuk sesuatu yang bukan kepentingan kerja. Allah telah mencela Al-Muthaffifin (orang-orang yang curang) dalam timbangan, yang menuntut hak mereka dengan sempurna dan mengurangi hak-hak orang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.<br />
<br />
“Artinya : Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah oran-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. Yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam” [Al-Muthaffifin : 1-6]<br />
<br />
[5]. KRITERIA-KRITERIA MEMILIH PEKERJA DAN PEGAWAI<br />
Landasan dalam memilih seorang pegawai atau pekerja hendaklah ia seorang yang kuat lagi amanah. Karena dengan kekuatan ia sanggup melaksanakan pekerjaan yang diembankan kepadanya, dan dengan amanah ia menunaikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan amanah ia akan meletakkan perkara-perkara pada tempatnya. Dan dengan kekuatan ia sanggup menunaikan kewajibannya.<br />
<br />
Allah telah memberitakan tentang salah seorang putri penduduk Madyan bahwasanya ia berkata kepada bapaknya tatkala Musa mengambilkan air untuk keduanya.<br />
<br />
“Artinya : Ya bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja kepada kita. Karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya” [Al-Qashash : 26]<br />
<br />
Dan Allah berfirman tentang Ifrit dari bangsa Jin yang mengutarakan kesanggupannya kepada Sulaiman Alaihissalam untuk mendatangkan singgasana Balqis.<br />
<br />
“Artinya : Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu ; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya” [An-Naml : 39]<br />
<br />
Maknanya, ia menggabungkan antara kemampuannya untuk membawa dan mendatangkannya serta menjaga apa yang dibawanya.<br />
<br />
Allah juga telah menceritakan tentang Yusuf Alaihissalam bahwasanya ia berkata kepada raja.<br />
<br />
“Artinya : Jadikanlahlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan” [Yusuf : 55]<br />
<br />
Lawan dari kuat dan amanah adalah lemah dan khianat. Dan itu alasan untuk tidak memilih seseorang dalam bekerja dan sebab-sebab sebenarnya untuk mecopotnya dari pekerjaan.<br />
<br />
Tatkala Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu menjadikan Sa’ad bin Abi Waqqash sebagai gubernur Kufah, dan sebagian orang-orang jahil negeri itu mencelanya di sisi Umar, maka Umar memandang maslahah dengan mencopotnya dari jabatan untuk menjaga dari terjadinya fitnah dan agar tidak seorangpun dari mereka mengganggunya. Akan tetapi Umar ketika sakit menjelang wafatnya telah menentukan enam orang shahabat Rasulullah yang dipilih dari mereka seorang yang akan menjabat khalifah setelahnya. Di antara mereka adalah Sa’ad bin Abi Waqqash, lantas Umar khawatir bahwa pencopotannya dari jabatan gubernur Kufah disangka karena ketidaklayakannya memimpin, maka umar menepis prasangka tersebut dengan perkataannya, “Jika kepemimpinan jatuh kepada Saad, maka dia layak untuk itu. Dan jika tidak hendaklah siapa pun dari kalian yang menjadi pemimpin meminta bantuannya, karena sesungguhnya aku tidak mencopotnya karena kelemahan dan khianat” [Diriwayatkan Al-Bukhari : 3700]<br />
<br />
Dan didalam Shahih Muslim : (1825)<br />
Dari Abu Dzar, ia berkata, “Aku berkata, ‘Hai Rasulullah! Tidaklah engkau memperkerjakan aku?’ Ia berkata, ‘Maka beliau menepuk pundakku dengan tanggannya kemudian bersabda, ‘Hai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah, dan sesungguhnya pekerjaan itu adalah amanah, dan sesungguhnya ia adalah kehinaan dan penyesalan di hari Kiamat kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikan kewajiban padanya”.<br />
<br />
Dalam riwayat lain di Shahih Muslim (1826)<br />
Dari Abu Dzar bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hai Abu Dzar sesungguhnya aku melihatmu lemah dan sesungguhnya aku mencintai untukmu apa yang kucintai untuk diriku, janganlah sekali-kali engkau memimpin dua orang dan janganlah sekali-kali engkau mengurus harta anak yatim”.<br />
<br />
[6]. ATASAN ADALAH TELADAN BAGI BAWAHANNYA DALAM BERSUNGGUH-SUNGGUH ATAU MALAS<br />
Apabila para atasan pegawai melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka dengan sempurna, pegawai-pegawai yang menjadi bawahannya akan mecontoh mereka. Dan setiap pemimpin dalam suatu pekerjaan akan diminta pertanggung jawabannya terhadap dirinya dan orang-orang yang dipimpinnya.<br />
<br />
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.<br />
“Artinya : Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawabannya tentang apa yang dipimpinnya. Seorang amir yang memimpin manusia, ia memimpin mereka dan akan diminta pertanggung jawabannya tentang mereka, seorang laki-laki pemimpin atas keluarganya dan ia akan diminta pertangung jawabannya tentang mereka, dan seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suami dan anaknya, dia akan diminta pertanggung jawabannya tentang mereka dan seorang budak pemimpin atas harta tuannya dan dia akan diminta pertanggung jawabannya terhadapnya, ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban terhadap apa yang dipimpinnya” [Diriwayatkan Al-Bukhari ; 2554 dan Muslim : 1829 dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma]<br />
<br />
Dan apabila para atasan menjaga pekerjaan-pekerjaan dalam segala waktu-waktunya, mereka akan menjaga teladan yang baik bagi orang-orang yang mereka pimpin.<br />
<br />
Seorang penyair berkata.<br />
<br />
“Dan engkau selama melakukan yang engkau perintahkan<br />
niscaya orang yang engkau perintahkan melakukannya”.<br />
<br />
Maknanya, apabila engkau memerintahkan orang lain dari bawahanmu agar melakukan kewajibannya, dan engkau terlebih dahulu menunaikan kewajiban, maka sesungguhnya orang yang selainmu akan mematuhimu dan melaksanakan apa yang engkau perintahkan kepadanya.<br />
<br />
[7]. PERLAKUAN PEGAWAI KEPADA ORANG LAIN SEPERTI APA IA INGIN DIPERLAKUKAN.<br />
Nasihat memiliki kedudukan yang agung di dalam Islam, oleh karenanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.<br />
<br />
“Artinya : Agama adalah nasihat’, kami berkata, ‘Untuk siapa?’, Beliau bersabda, ‘Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan para pemimpin kaum muslimin serta sesama mereka” [Diriwayatkan oleh Muslim 55 dari Abu Tamim bin Aus Ad-Dari Radhiyallahu ‘anhu]<br />
<br />
Dan berkata Jarir bin Abdullah Al-Bajali Radhiyallahu anhu, “Aku telah berba’iat kepada Rasulullah atas mendirikan shalat, membayar zakat dan menasihati untuk setiap Muslim” [Diriwayatkan Al-Bukhari 57 dan Muslim 56]<br />
<br />
Sebagaimana seorang pegawai atau karyawan apabila ia punya kebutuhan pada yang lain, orang lain itu wajib memperlakukannya dengan mu’amalah yang baik. Maka wajib pula atasnya untuk memperlakukan orang lain dengan mu’amalah hasanah (perlakuan yang baik).<br />
<br />
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.<br />
<br />
“Artinya : Maka barangsiapa yang ingin dijauhkan dari api nereka dan masuk surga, hendaklah ia meninggal sedang ia beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hendaklah ia memperlakukan manusia sebagaimana ia ingin diperlakukan” [Diriwayatkan oleh Muslim]<br />
<br />
Dalam hadits yang panjang dari Abdullah bin Amr. Dan maknanya adalah perlakukanlah manusia sebagaimana engkau ingin diperlakukan.<br />
<br />
Rasulullah bersabda.<br />
<br />
“Artinya : Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sehingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri” [Diriwayatkan Al-Bukhari 13 dan Muslim 45 dari Anas]<br />
<br />
Allah Ta’ala telah mencela orang yang memperlakukan orang lain tidak seperti ia ingin diperlakukan dalam firman-Nya.<br />
<br />
“Artinya : Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi” [Al-Muthaffifin : 1-3]<br />
<br />
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.<br />
<br />
“Artinya : Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas kalian durhaka kepada para ibu, pelit dan rakus, menguburkan anak perempuan hidup-hidup, dan membenci untuk kalian tiga perkara yaitu ; kata-kata omong kosong, banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta” [Diriwayatkan Al-Bukhari 2408 dan Muslim 593 dari Al-Mughirah bin Syu’bah]<br />
<br />
Di dalam hadits ini terdapat celaan terhadap yang rakus lagi pelit, yang mengambil dan tidak memberi.<br />
<br />
Allah telah mngingatkan wali-wali anak-anak yatim bahwasanya mereka khawatir terhadap anak keturunan mereka yang kecil-kecil kalau mereka tinggalkan. Allah berfirman.<br />
<br />
“Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” [An-Nisa ; 9]<br />
<br />
Maknanya, sebagaimana mereka ingin anak-anak keturunan mereka nantinya diperlakukan dengan baik, maka wajib atas mereka untuk berlaku baik terhadap anak-anak yatim yang mereka menjadi wali atasnya.<br />
<br />
[Disalin dari kitab Kaifa Yuaddi Al-Muwazhzhaf Al-Amanah, Penulis Syaikh Abdul Muhsin bin Hamad Al-Abad, Penerjemah Agustimar Putra, Penerbit Darul Falah, Jakarta 2006]<br />
_________<br />
Foote Note<br />
[1]. Dzailul Thabaqat Al-Hanabilah oleh Ibnu Rajab (1/107) </div>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-92172853742455850182010-03-24T12:28:00.003+07:002010-03-24T16:22:29.863+07:00INFORMASI PENERIMAAN SANTRI BARU PONPES IMAM BUKHARI<h1 dir="rtl" style="direction: rtl; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: x-large;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span style="color: black;"><b><span style="font-family: 'MCS Shafa E_U 3D.'; line-height: 35px;">معهد الإمام البخاري</span></b></span></span></span></h1><h1 dir="rtl" style="direction: rtl; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="color: black;"><span style="font-family: 'Traditional Arabic'; font-size: 14pt; line-height: 35px;">لتعليم</span><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span><span style="font-family: 'Traditional Arabic'; font-size: 14pt;">القرآن والسنة على نهج سلف الأمة</span><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span></span></h1><h1 style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: 12pt;"><br />
INFORMASI PENERIMAAN SANTRI BARU</span></b></span></h1><h1 style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: 12pt;">PONDOK PESANTREN IMAM BUKHARI</span></b></span></h1><h1 style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: 12pt;">TAHUN PELAJARAN 2010-2011</span></b></span></h1><br />
<span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><b>Tujuan : </b>Membentuk Generasi Thalibul Ilmi Yang Bermanhaj Salaf dalam Beraqidah, Beribadah, Berakhlak, Bermuamalah, dan Berdakwah.</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b>Visi : </b>Menjadi Lembaga Pendidikan dan Dakwah Islam Bermanhaj Salaf yang Unggul dan Amanah.</span></span></span><br />
<span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><b>Misi : </b>Mengemban Risalah Dakwah Melalui Jalur Lembaga Kaderisasi Ilmiah Berbentuk Pondok Pesantren yang Bermanhaj Salaf</span></span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"></span></span><b><span style="text-transform: uppercase;"><span style="color: black; font-size: small;"> </span></span></b></span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="text-transform: uppercase;">Program Pendidikan</span></b></span></span><br />
<span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;">1.</span> </b><span style="font-size: small;"><b>Program</b> <b>Ibtidaiyah Tahfidzul Qur'an (Setingkat SD) 6 tahun Putra dan Putri (terpisah)</b></span></span></span><br />
<blockquote><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;">A.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Target</span></b></span></span><br />
<ul><li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Hafal Al-Qur'an 30 juz</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Hafal Hadits Arba'in Nawawi</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Memahami dan menguasai ilmu Syar'i dasar, yang terpenting diantaranya; Tauhid, fiqih, dan Hadits</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Memahami dan menguasai bahasa arab tingkat </span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Mengerti beberapa ilmu pengetahuan umum </span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Menguasai doa dan praktek ibadah dengan benar</span></span></li>
</ul><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;">B.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Ijazah</span></b></span></span><br />
<span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Program Ibtidaiyyah, di samping mengeluarkan ijazah khusus pesantren, juga mengeluarkan ijazah Negara (melalui Program Pendidikan Kesetaraan Paket A)</span></span><span style="color: black; font-size: small;"> </span></span></blockquote><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;">2.</span> </b><span style="font-size: small;"><b>Program</b> <b>Mutawasithah (setingkat SLTP) berlanjut Tsanawiyah (setingkat SMU) 6 Tahun Putra dan Putri (terpisah)</b></span></span></span><br />
<blockquote><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;">A.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Target </span></b></span></span><br />
<ul><li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Target hafalan Al Qur'an 10 Juz</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Hafalan hadits-hadits ahkam dan pilihan</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Memahami dan menguasai pelajaran ilmu-ilmu syar'i tingkat menengah yang meliputi: Aqidah, Tafsir, Hadits, Fiqih, Dll</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Memahami dan menguasai bahasa arab tingkat menengah</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Menguasai doa dan praktek ibadah dengan benar</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Mengerti beberapa mata pelajaran umum penunjang seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan IPS</span></span></li>
</ul><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;">B.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Ijazah</span></b></span></span><br />
<span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Program Mutawasitah, di samping mengeluarkan ijazah khusus pesantren, juga mengeluarkan ijazah Negara (melalui Program Pendidikan Kesetaraan Paket B)</span></span><span style="color: black; font-size: small;"> </span></span></blockquote><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;">3.</span> </b><span style="font-size: small;"><b>Program</b> <b>Tsanawiyah (setingkat SMU Lanjutan dari Mutawasithah) Putra dan Putri (terpisah)</b></span></span></span><br />
<blockquote><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;">A.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Target </span></b></span></span><br />
<ul><li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Target hafalan Al Qur'an 10 Juz lanjutan dari Mutawasithah</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Hafal hadits-hadits ahkam dan umum</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Memahami dan menguasai pelajaran ilmu-ilmu syar'iyyah tingkat menengah atas yang meliputi : Aqidah, Tafsir, Hadits, Fiqih, dll</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Memahami dan menguasai bahasa arab tingkat menengah atas </span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Menguasai doa dan praktek ibadah secara benar dan lebih sempurna dengan dalil-dalilnya.</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Menguasai ilmu-ilmu alat seperti Nahwu, Sharaf, Usul Fiqih dasar, Musthalah hadits, dll.</span></span></li>
</ul><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;">B.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Ijazah</span></b></span></span><br />
<ul><li><span style="color: black;"><span style="letter-spacing: -0.2pt;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Mengeluarkan ijazah khusus pesantren </span></span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;"><span style="letter-spacing: -0.2pt;">Mengeluarkan ijazah Negara (melalui Program Pendidikan Kesetaraan Paket C).</span></span></span></li>
<li><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;">Ijazah khusus pesantren, sedang dalam proses muadalah / akreditasi oleh Universitas Islamiyah Madinah An-Nabawiyah KSA, dan akan terus diusahakan untuk bisa diakui di beberapa perguruan tinggi, dalam maupun luar negri.</span></span><span style="color: black; font-size: small;"> </span></span></li>
</ul></blockquote><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;">4.</span> </b><span style="font-size: small;"><b>Program</b> <b>I'dad Lughawi 1 tahun Putra dan Putri (terpisah)</b></span></span></span><br />
<blockquote><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;">A.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Tujuan </span></b></span></span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Menjaring lulusan SMP/SLTP/MTS/Sederajat putra putri untuk dipersiapkan masuk program Tsanawiyah.</span></span></blockquote><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: small;">B.</span> </b><b><span style="font-size: small;">Target</span></b></span></span><br />
<ul><li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Menguasai dasar-dasar bahasa arab dan ilmu agama setingkat mutawasithah, secara simple hingga mampu mengikuti program Tsanawi</span></span></li>
<li><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;">Hafal 3 juz Al-Qur'an : juz 30, 29, 28</span></span><b><span style="color: black; font-size: small;"> </span></b></span></li>
</ul><div align="center"></div><div align="center"><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b>KEGIATAN EKSTRA KURIKULER</b></span></span></div><ul><li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Komputer</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Olah raga bela diri</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">OSPIM ((Kegiatan Santri; bulletin Al-Ilmu, mading, lughah, muhadhoroh (ceramah baik berbahasa Arab atau Indonesia), dll))</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Menjahit</span></span></li>
<li><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;">Tata Boga, dll</span></span><span style="color: black;"><span style="font-size: small;"> </span></span></span></li>
</ul></blockquote><br />
<div align="center"></div><div align="center"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;"><b><span style="text-transform: uppercase;">PROGRAM BEASISWA</span></b></span></span></div><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;">Pondok Pesantren Imam Bukhari memberikan beasiswa kepada santri yang meraih prestasi dengan predikat istimewa. Beasiswa ini diberikan selama santri bersangkutan dapat mempertahankan prestasinya.</span></span><b><span style="text-transform: uppercase;"><span style="color: black; font-size: small;"> </span></span></b></span><br />
<div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"><b><span style="text-transform: uppercase;"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">FASILITAS </span></span></span></b></div><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Dari luas areal yang kami miliki seluas lebih kurang 2 ha, alhamdulillah sudah berdiri di atasnya berupa bangunan-bangunan sebagai berikut:</span></span><br />
<ul><li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">1 masjid pusat putra</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">1 masjid Ibtida’iyyah putra</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">1 masjid putri</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Ruang kelas</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Asrama</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Perpustakaan</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Perkantoran</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Dapur umum</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Ruang makan santri</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Perumahan ustadz</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Ruang kesehatan putra dan putri</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Dan lain-lain</span></span></li>
</ul><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Disamping bangunan-bangunan tersebut, alhamdulillah kami sudah memiliki fasilitas berupa:</span></span><br />
<ul><li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Perpustakaan</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">2 unit Laboratorium bahasa</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">1 unit Laboratorium komputer</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Klinik kesehatan dan gigi</span></span></li>
<li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Sarana olah raga</span></span></li>
<li><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;">Sarana ketrampilan santri (mesin jahit dan peralatan tata boga), dan lain-lain.</span></span><span style="color: black; font-size: small;"> </span></span></li>
</ul><br />
<div align="center"></div><div align="center"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;"><b>TENAGA PENDIDIK</b></span></span></div><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;">Alumni Timur Tengah, Pakistan, LIPIA, Pesantren, Hafidz dan Hafidzah, Perguruan Tinggi, dan tenaga-tenaga ahli lainnya.</span></span><span style="color: black;"><span style="font-size: small;"> </span></span> <span style="color: black;"> </span></span><br />
<br />
<div align="center"></div><div align="center"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;"><b><span style="text-transform: uppercase;">JADWAL</span></b><span style="text-transform: uppercase;"> <b>Pendaftaran dan Tes seleksi</b></span></span></span><span style="color: black; font-size: small;"> </span></span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: medium none; margin: auto auto auto 5.4pt;"><tbody>
<tr> <td style="background-color: transparent; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 150pt;" valign="top" width="200"><b><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Agenda</span></span></b></td> <td style="background-color: transparent; border-color: windowtext windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 150pt;" valign="top" width="200"><b><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Gelombang I</span></span></b></td> <td style="background-color: transparent; border-color: windowtext windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 132pt;" valign="top" width="176"><b><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Gelombang II</span></span></b></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 150pt;" valign="top" width="200"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Pendaftaran & Tes seleksi</span></span></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 150pt;" valign="top" width="200"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;"><span style="color: black;">27 Maret – 18 April 2010</span></span></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 132pt;" valign="top" width="176"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">25 April – 09 Mei 20<span style="color: black;">10</span></span></span></span></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 150pt;" valign="top" width="200"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Pengumuman </span></span></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 150pt;" valign="top" width="200"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;"><span style="color: black;">24 April 2010</span></span></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 132pt;" valign="top" width="176"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">15 Mei 20<span style="color: black;">10</span></span></span></span></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 150pt;" valign="top" width="200"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Daftar Ulang</span></span></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 150pt;" valign="top" width="200"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;"><span style="color: black;">26 April – 02 Mei 2010</span></span></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 132pt;" valign="top" width="176"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">17 – 23 Mei 20<span style="color: black;">10</span></span></span></span></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 150pt;" valign="top" width="200"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Serah Terima Santri Baru</span></span></td> <td colspan="2" style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 282pt;" valign="top" width="376"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">04 Juli 20<span style="color: black;">10</span></span></span></span></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 150pt;" valign="top" width="200"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Orentasi Santri Baru</span></span></td> <td colspan="2" style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 282pt;" valign="top" width="376"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">05 – 08 Juli 2010</span></span></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 150pt;" valign="top" width="200"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">KBM TP 2010-2011</span></span></td> <td colspan="2" style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 282pt;" valign="top" width="376"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">10 Juli 20<span style="color: black;">10</span></span></span></span></td> </tr>
</tbody> </table><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><i> </i></b><b><i><span style="color: black;"><span style="font-size: small;">Catatan:</span></span></i></b><b><i><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Khusus calon santri dari Luar Negeri, pendaftaran dilayani mulai bulan Januari 20<span style="color: black;">10</span></span></span></i></b><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><b><span style="text-transform: uppercase;"> </span></b></span></span></span><br />
<div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="text-transform: uppercase;">Tempat Pendaftaran dan tes seleksi </span></b></span></span></div><b><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Pusat :</span></span></b><br />
<blockquote><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Pondok Pesantren Imam Bukhari d.a. Jl. Raya Solo - Purwodadi Km. 8 Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar 57773 - Solo.</span></span></blockquote><b><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Perwakilan : </span></span></b><br />
<blockquote><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;">- </span></span></b><b><span style="font-size: small;">Riau<span style="text-transform: uppercase;"> :</span></span></b><span style="font-size: small;"><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b>Ustadz Anas Wahyudi Arif</b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b></span></span></span><br />
<blockquote><span style="color: black;"><span style="font-size: small;"><b><span style="font-weight: normal;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">d.a. Jln. Arbes Rt. 05/VI Pangkalan Kerinci Pelalawan Riau Sumatra 28300 Telp. 081365600966 081365600966 </span></span></b></span></span></blockquote><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-weight: normal; text-transform: uppercase;"><span style="font-size: small;">- </span></span></b><b><span style="font-size: small;">Palembang :</span></b><span style="font-size: small;"><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b>Ustadz Firdaus Dzakir </b></span></span></span><br />
<blockquote><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;"><b><span style="font-weight: normal;">d.a. Jln. Jendral A. Yani No. 263 Simpang 4 Relly (Ruko H. Darman Ruanggap) Prabumulih Sumatra Selatan Telp. 08127331014</span></b></span></span><span style="color: black;"><b><span style="font-weight: normal; text-transform: uppercase;"><span style="font-size: small;">3.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b></span></span></blockquote><span style="color: black;"><b><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">- Jakarta : </span></b><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;"><b>Abu Maryam </b></span></span><br />
<blockquote><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;"><b><span style="font-weight: normal;">d.a. Radio Rodja/</span></b>Masjid Al Barkah Jl.Pahlawan kp Tengah Rt/Rw 03 Cileungsi 16820 Bogor <b><span style="font-weight: normal;">Telp. 081393717993</span></b></span></span><span style="color: black;"><b><span style="font-weight: normal; text-transform: uppercase;"><span style="font-size: small;">4.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b></span></span></blockquote><span style="color: black;"><b><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">- Surabaya : </span></b><span style="font-size: small;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b>Abu Fargan</b><b> </b></span></span></span><br />
<blockquote><span style="color: black;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-weight: normal;">d.a. Perum Bumi Marina Emas Jl. Marina Emas Timur 5/4 Blok C 119 Keputih Sukolilo Surabaya</span></b><b> </b><b><span style="font-weight: normal;">Telp. 08123260601</span></b></span></span></span><b><span style="font-family: Tahoma; font-size: 8pt;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"> </span></span></b></blockquote></blockquote><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><i><span style="color: black;">(Khusus di perwakilan, waktu pendafataran tanggal </span></i></b><b><i><span style="color: black;">12-15 April 2010 dan Tes seleksi tanggal 16-18 April 2010</span></i></b></span><b><span style="text-transform: uppercase;"><span style="color: black; font-size: small;"> </span></span></b></span><br />
<div align="center"></div><div align="center"><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="text-transform: uppercase;">KRITERIA santri diterima</span></b></span></span></div><ul><li><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="text-transform: uppercase;">l</span>ulus tes lisan, tulis, dan wawancara dengan kualifikasi kelulusan / skor yang ditentukan panitia.</span></span></span></li>
<li><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Sehat Jasmani dan Rohani.</span></span><span style="color: black; font-size: small;"> </span></span></li>
</ul><div align="center"></div><div align="center"><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="text-transform: uppercase;">Seleksi</span></b></span></span></div><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b>Materi tes seleksi meliputi : </b></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b>1. Tes Lisan</b></span></span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">A. Program Ibtida'iyyah</span></span></blockquote><ul><li> <br />
<ul><li><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Baca Iqra', baca latin</span></span></li>
<li><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Wawancara anak dan </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">orang tua</span></span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Pemeriksaan kesehatan</span></span></li>
</ul></li>
</ul><blockquote><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">B. Program Mtw/I'dad Lughawi</span></span></blockquote><ul><li> <br />
<ul><li><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Baca Iqra', baca latin</span></span> </span></span></span></li>
<li><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Wawancara anak dan </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">orang tua</span></span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Pemeriksaan kesehatan</span></span></li>
</ul></li>
</ul><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"> <span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><b>2. Tes Tulis</b></span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"> </span></span></span><br />
</span></span><br />
<blockquote><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Program Mtw/I'dad Lughawi : </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Pengetahuan Agama, Matematika dan </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Bahasa Indonesia</span></span></span></blockquote><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b> </b><b> </b></span><br />
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><b><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">One Day Service (Mendaftar langsung di tes)</span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Tes seleksi dilaksanakan pada saat pendaftaran (<i>one day service</i>), calon santri yang baru datang mendaftar di Ma'had Imam Bukhari sekaligus dilaksanakan serangkaian tes seleksi. </span></div><br />
<div align="center"><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="text-transform: uppercase;">Syarat-syarat Pendaftaran :</span></b></span></span></div><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b>1. Syarat-syarat Umum:</b></span></span><br />
<ul><li><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Diantar oleh orang tuanya atau walinya</span></span> </span></li>
<li><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Membayar uang pendaftaran Rp 250.000,-</span></li>
<li><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Mengisi formulir pendaftaran</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">d. Melampirkan foto kopi akte/kenal lahir dari desa 3 lembar</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">. Tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan/berat semisal<i> Hepatitis, Epilepsi, Asma, dan lain-lain.</i></span></span></span></li>
</ul><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b>2. Syarat-syarat Khusus:</b></span></span><br />
<blockquote><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b>a. Program Ibtida'iyah Tahfidzul Qur'an</b></span></span><br />
<ul><li><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Usia minimal 6 tahun maksimal 7 tahun</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Sudah mempunyai kemampuan mandiri</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Ijin tertulis dan pernyataan kesanggupan dari wali (disediakan blangko)</span></span></li>
</ul><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b>b. Program Mutawasithah</b></span></span><br />
<ul><li><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Telah duduk di kelas terakhir SD/MI/Sederajat </span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Menyerahkan foto Copy raport 3 tahun terakhir (kelas 4, 5, dan 6)</span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Ijin tertulis dan pernyataan kesanggupan dari wali (disediakan blangko)</span></span></li>
</ul><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b>c. Program I'dad Lughawi </b></span></span><br />
<ul><li><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Telah lulus atau duduk di kelas terakhir SLTP/Sederajat </span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Menyerahkan foto Copy raport kelas 1, 2, dan 3</span></span></li>
<li><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Ijin tertulis dan pernyataan kesanggupan dari wali (disediakan blangko)</span></span><b><span style="text-transform: uppercase;"><span style="color: black; font-size: small;"> </span></span></b></span></li>
</ul><br />
</blockquote><div align="center"><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="text-transform: uppercase;">AWAL TAHUN PELAJARAN</span></b></span></span></div><ul><li><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Serah Terima Santri Baru : 4 Juli 2010 (Wali santri wajib hadir)</span></span></li>
<li><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;">Orentasi Santri Baru : 5 – 8 Juli 2010</span></span><span style="color: black;"><span style="font-size: small;">3.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></li>
<li><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;">Awal kegiatan belajar : 10 Juli 2010</span></span><span style="color: black; font-size: small;"> </span></span></li>
</ul><br />
<div align="center"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><b><span style="text-transform: uppercase;">BIAYA Daftar Ulang</span></b></span></span> </span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: medium none; margin: auto auto auto 5.4pt;"><tbody>
<tr style="height: 16.5pt;"> <td rowspan="2" style="background-color: transparent; border: 1pt solid windowtext; height: 16.5pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 29pt;" width="39"><b><span style="text-transform: uppercase;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">No</span></span></span></b></td> <td rowspan="2" style="background-color: transparent; border-color: windowtext windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; height: 16.5pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 211pt;" width="281"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b><span style="text-transform: uppercase;">Jenis</span><span style="text-transform: uppercase;"> </span></b><b><span style="text-transform: uppercase;">Sum</span><span style="text-transform: uppercase;">bangan</span></b></span></span></span></td> <td colspan="3" style="background-color: transparent; border-color: windowtext windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; height: 16.5pt; padding: 0cm; width: 198pt;" width="264"><b><span style="font-size: 11pt;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">PROGRAM PENDIDIKAN</span></span></b></td> </tr>
<tr style="height: 16.5pt;"> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 16.5pt; padding: 0cm; width: 60pt;" width="80"><b><span style="color: black; font-size: 11pt;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Ibtida’iyyah</span></span></b></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 16.5pt; padding: 0cm; width: 72pt;" width="96"><b><span style="color: black; font-size: 11pt;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Mutawasithah</span></span></b></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 16.5pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 66pt;" width="88"><b><span style="font-size: 11pt;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">I’dad Lughawi</span></span></b></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 29pt;" valign="top" width="39"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">1.</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 211pt;" width="281"><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Sumbangan Pembangunan</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm; width: 60pt;" width="80"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">2,000,000</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm; width: 72pt;" width="96"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">2,000,000</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 66pt;" width="88"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">2,000,000</span></div></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 29pt;" valign="top" width="39"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">2.</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 211pt;" width="281"><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm -5.4pt 0pt 0cm;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Sumbangan Pengembangan pendidikan </span></span></span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm; width: 60pt;" width="80"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">500,000 </span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm; width: 72pt;" width="96"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">500,000 </span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 66pt;" width="88"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">500,000 </span></div></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 29pt;" valign="top" width="39"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">3.</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 211pt;" width="281"><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Sumbangan Pengembangan Perpustakaan</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm; width: 60pt;" width="80"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">250,000</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm; width: 72pt;" width="96"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">250,000</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 66pt;" width="88"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">250,000</span></div></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 29pt;" valign="top" width="39"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">4.</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 211pt;" width="281"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Sumbangan Peralatan meliputi; ranjang, meja belajar, kasur, sprei, bantal, sarung bantal, almari, dan peralatan makan dan minum.</span></span></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm; width: 60pt;" width="80"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">1,<span style="color: black;">500,</span>000</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm; width: 72pt;" width="96"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">1,<span style="color: black;">500,</span>000</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 66pt;" width="88"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">1,<span style="color: black;">500,</span>000</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 10.6pt;"> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 10.6pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 29pt;" valign="top" width="39"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">5.</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 10.6pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 211pt;" width="281"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Sumbangan buku pelajaran</span></span></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 10.6pt; padding: 0cm; width: 60pt;" valign="bottom" width="80"><div align="right"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">150,000</span></span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 10.6pt; padding: 0cm; width: 72pt;" valign="bottom" width="96"><div align="right"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">300,000</span></span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 10.6pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 66pt;" valign="bottom" width="88"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">250,000</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 17.2pt;"> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 17.2pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 29pt;" width="39"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">6.</span></span></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 17.2pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 211pt;" width="281"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Sumbangan OSPIM / tahun</span></span></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 17.2pt; padding: 0cm; width: 60pt;" width="80"><div align="right"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">50,000</span></span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 17.2pt; padding: 0cm; width: 72pt;" width="96"><div align="right"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">100,000</span></span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 17.2pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 66pt;" width="88"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">100,000</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt;"> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 29pt;" width="39"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">7.</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 27.75pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 211pt;" width="281"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Sumbangan extra kurikuler dan kegiatan lain</span></span></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 27.75pt; padding: 0cm; width: 60pt;" width="80"><div align="right"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">100,00</span></span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 27.75pt; padding: 0cm; width: 72pt;" width="96"><div align="right"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">150,000</span></span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 27.75pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 66pt;" width="88"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">150,000</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 27.75pt;"> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 27.75pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 29pt;" width="39"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">8.</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 27.75pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 211pt;" width="281"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Sumbangan pelayanan Kesehatan dan Perawatan gigi </span></span></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 27.75pt; padding: 0cm; width: 60pt;" width="80"><div align="right"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;"><span style="color: black;">150,000</span></span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 27.75pt; padding: 0cm; width: 72pt;" width="96"><div align="right"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;">150,</span><span style="color: black;">000</span></span></span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 27.75pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 66pt;" width="88"><div align="right"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;">150,</span><span style="color: black;">000</span></span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 29pt;" valign="top" width="39"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">9.</span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 211pt;" width="281"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Sumbangan untuk kegiatan akhir semester (2 X semester)</span></span></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm; width: 60pt;" width="80"><div align="right"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">100,000</span></span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm; width: 72pt;" width="96"><div align="right"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">100,000</span></span></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 66pt;" width="88"><div align="right" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: right;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;">100,</span><span style="color: black;">000</span></span></span></div></td> </tr>
<tr> <td colspan="2" style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 240pt;" width="320"><b><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">JUMLAH</span></span></b></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm; width: 60pt;" width="80"><div align="right"><b><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">4,800,000</span></span></b></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm; width: 72pt;" width="96"><div align="right"><b><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">5,050,000</span></span></b></div></td> <td style="background-color: transparent; border-color: rgb(236, 233, 216) windowtext windowtext rgb(236, 233, 216); border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 66pt;" width="88"><div align="right"><b><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">5,000,000</span></span></b></div></td> </tr>
</tbody> </table><blockquote><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b>SPP / <span style="text-transform: uppercase;">Syahriyah</span> per bulan Rp<span style="text-transform: uppercase;"> </span></b><b>450,000,-</b></span></span></span></blockquote><br />
<div align="center"></div><div align="center"><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b>LOKASI PESANTREN </b></span></span></div><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">1.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-size: small;">Dari luar kota Solo, menuju arah terminal Tirtonadi Solo, selanjutnya ke arah Purwodadi, <span style="text-decoration: underline;">+</span> 8 km lagi sampai di pesantren Imam Bukhari</span></span></span><br />
<span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">2.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-size: small;">Dari terminal Tirtonadi Solo : Naik minibus jurusan Gemolong/Kaliyoso, turun di pesantren Imam Bukhari <span style="text-decoration: underline;">+</span> 8 km, atau naik Taxi menggunakan argo <span style="text-decoration: underline;">+</span> Rp 20.000,-</span></span></span><br />
<span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">3.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-size: small;">Dari Stasiun Balapan : Naik Taxi menggunakan argo <span style="text-decoration: underline;">+</span> Rp 30.000,-</span></span></span><br />
<span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">4.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-size: small;">Dari Bandara Adi Sumarmo : Naik Taxi <span style="text-decoration: underline;">+</span> Rp 80.000,-</span></span></span><br />
<span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b> </b></span><br />
<b><i><span style="font-size: small;"><span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Catatan:</span></span></i></b><br />
<span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">1.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-size: small;">Tes seleksi dilaksanakan pada saat pendaftaran (<i>one day service</i>), calon santri yang baru datang mendaftar di Ma'had Imam Bukhari sekaligus dilaksanakan serangkaian tes seleksi.</span></span></span><br />
<span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="color: black;"><span style="font-size: small;">2.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="color: black;"><span style="font-size: small;">Pengumuman tes seleksi akan di upload di situs </span><a href="http://bukhari.or.id//"><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: purple; font-size: small;">http://bukhari.or.id</span></span></a><span style="font-size: small;"> atau bisa ditanyakan melalui SMS ke 081393099045, 081329776541 atau telpon ke nomor (0271) 858199 atau datang langsung ke Pondok Pesantren Imam Bukhari.</span></span></span><br />
<span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><i><span style="color: black; font-style: normal;"><span style="font-size: small;">3.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i><span style="font-size: small;"><i><span style="color: black; font-style: normal;">Saat Serah Terima Santri Baru; Hari AHAD tanggal 04 Juli 2010 jam 09.00,</span></i><b><i><span style="color: black;"> </span></i></b><b><span style="color: black; font-weight: normal;">(</span></b><i><span style="color: black; font-style: normal;">wali santri wajib hadir)</span></i></span></span><br />
<span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">4.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-size: small;"><b><span style="color: black; font-weight: normal;">Informasi lebih lanjut hubungi : </span></b></span></span></span><br />
<blockquote><span style="color: black;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;"><b>Sekretariat :</b> </span></span></span><br />
<blockquote><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Jl. Raya Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Karanganyar 57773 Solo </span></span><br />
<span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Telp. (0271) 858199 </span><br />
<span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">Fax. (0271) 858196</span><br />
<span style="color: black; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;">HP 081393099045, 081329776541</span><br />
<span style="color: black; font-size: small;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">E.mail: <span class="MsoHyperlink"><span style="color: black;"><a href="mailto:%20%3Cscript%20language=%27JavaScript%27%20type=%27text/javascript%27%3E%20%3C%21--%20var%20prefix%20=%20%27mailto:%27;%20var%20suffix%20=%20%27%27;%20var%20attribs%20=%20%27%27;%20var%20path%20=%20%27hr%27%20+%20%27ef%27%20+%20%27=%27;%20var%20addy66789%20=%20%27ppsbppib%27%20+%20%27@%27;%20addy66789%20=%20addy66789%20+%20%27yahoo%27%20+%20%27.%27%20+%20%27com%27;%20document.write%28%20%27%3Ca%20%27%20+%20path%20+%20%27%5C%27%27%20+%20prefix%20+%20addy66789%20+%20suffix%20+%20%27%5C%27%27%20+%20attribs%20+%20%27%3E%27%20%29;%20document.write%28%20addy66789%20%29;%20document.write%28%20%27%3C%5C/a%3E%27%20%29;%20//--%3E%20%3C/script%3E%20%3Cscript%20language=%27JavaScript%27%20type=%27text/javascript%27%3E%20%3C%21--%20document.write%28%20%27%3Cspan%20style=%5C%27display:%20none;%5C%27%3E%27%20%29;%20//--%3E%20%3C/script%3EThis%20e-mail%20address%20is%20being%20protected%20from%20spambots.%20You%20need%20JavaScript%20enabled%20to%20view%20it%20%3Cscript%20language=%27JavaScript%27%20type=%27text/javascript%27%3E%20%3C%21--%20document.write%28%20%27%3C/%27%20%29;%20document.write%28%20%27span%3E%27%20%29;%20//--%3E%20%3C/script%3E"><span style="color: black;"><span style="text-decoration: underline;"> <script language="JavaScript" type="text/javascript">
<!--
var prefix = 'mailto:';
var suffix = '';
var attribs = '';
var path = 'hr' + 'ef' + '=';
var addy50777 = 'ppsbppib' + '@';
addy50777 = addy50777 + 'yahoo' + '.' + 'com';
document.write( '<a ' + path + '\'' + prefix + addy50777 + suffix + '\'' + attribs + '>' );
document.write( addy50777 );
document.write( '<\/a>' );
//-->
</script></span></span></a><a href="mailto:ppsbppib@yahoo.com">ppsbppib@yahoo.com</a> <script language="JavaScript" type="text/javascript">
<!--
document.write( '<span style=\'display: none;\'>' );
//-->
</script><span style="display: none;">This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it <script language="JavaScript" type="text/javascript">
<!--
document.write( '</' );
document.write( 'span>' );
//-->
</script></span></span></span><span style="text-decoration: underline;">,</span></span></span><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><a href="mailto:%20%3Cscript%20language=%27JavaScript%27%20type=%27text/javascript%27%3E%20%3C%21--%20var%20prefix%20=%20%27mailto:%27;%20var%20suffix%20=%20%27%27;%20var%20attribs%20=%20%27%27;%20var%20path%20=%20%27hr%27%20+%20%27ef%27%20+%20%27=%27;%20var%20addy24806%20=%20%27pondok%27%20+%20%27@%27;%20addy24806%20=%20addy24806%20+%20%27bukhari%27%20+%20%27.%27%20+%20%27or%27%20+%20%27.%27%20+%20%27id%27;%20document.write%28%20%27%3Ca%20%27%20+%20path%20+%20%27%5C%27%27%20+%20prefix%20+%20addy24806%20+%20suffix%20+%20%27%5C%27%27%20+%20attribs%20+%20%27%3E%27%20%29;%20document.write%28%20addy24806%20%29;%20document.write%28%20%27%3C%5C/a%3E%27%20%29;%20//--%3E%20%3C/script%3E%20%3Cscript%20language=%27JavaScript%27%20type=%27text/javascript%27%3E%20%3C%21--%20document.write%28%20%27%3Cspan%20style=%5C%27display:%20none;%5C%27%3E%27%20%29;%20//--%3E%20%3C/script%3EThis%20e-mail%20address%20is%20being%20protected%20from%20spambots.%20You%20need%20JavaScript%20enabled%20to%20view%20it%20%3Cscript%20language=%27JavaScript%27%20type=%27text/javascript%27%3E%20%3C%21--%20document.write%28%20%27%3C/%27%20%29;%20document.write%28%20%27span%3E%27%20%29;%20//--%3E%20%3C/script%3E"><span style="color: black;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;"> <script language="JavaScript" type="text/javascript">
<!--
var prefix = 'mailto:';
var suffix = '';
var attribs = '';
var path = 'hr' + 'ef' + '=';
var addy42003 = 'pondok' + '@';
addy42003 = addy42003 + 'bukhari' + '.' + 'or' + '.' + 'id';
document.write( '<a ' + path + '\'' + prefix + addy42003 + suffix + '\'' + attribs + '>' );
document.write( addy42003 );
document.write( '<\/a>' );
//-->
</script></span></span></span></a><a href="mailto:pondok@bukhari.or.id">pondok@bukhari.or.id</a> <script language="JavaScript" type="text/javascript">
<!--
document.write( '<span style=\'display: none;\'>' );
//-->
</script><span style="display: none;">This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it <script language="JavaScript" type="text/javascript">
<!--
document.write( '</' );
document.write( 'span>' );
//-->
</script></span><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;"> , </span><a href="mailto:%20%3Cscript%20language=%27JavaScript%27%20type=%27text/javascript%27%3E%20%3C%21--%20var%20prefix%20=%20%27mailto:%27;%20var%20suffix%20=%20%27%27;%20var%20attribs%20=%20%27%27;%20var%20path%20=%20%27hr%27%20+%20%27ef%27%20+%20%27=%27;%20var%20addy90251%20=%20%27mukti310571%27%20+%20%27@%27;%20addy90251%20=%20addy90251%20+%20%27gmail%27%20+%20%27.%27%20+%20%27com%27;%20document.write%28%20%27%3Ca%20%27%20+%20path%20+%20%27%5C%27%27%20+%20prefix%20+%20addy90251%20+%20suffix%20+%20%27%5C%27%27%20+%20attribs%20+%20%27%3E%27%20%29;%20document.write%28%20addy90251%20%29;%20document.write%28%20%27%3C%5C/a%3E%27%20%29;%20//--%3E%20%3C/script%3E%20%3Cscript%20language=%27JavaScript%27%20type=%27text/javascript%27%3E%20%3C%21--%20document.write%28%20%27%3Cspan%20style=%5C%27display:%20none;%5C%27%3E%27%20%29;%20//--%3E%20%3C/script%3EThis%20e-mail%20address%20is%20being%20protected%20from%20spambots.%20You%20need%20JavaScript%20enabled%20to%20view%20it%20%3Cscript%20language=%27JavaScript%27%20type=%27text/javascript%27%3E%20%3C%21--%20document.write%28%20%27%3C/%27%20%29;%20document.write%28%20%27span%3E%27%20%29;%20//--%3E%20%3C/script%3E"><span style="text-decoration: underline;"><span style="color: #107410; font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;"> <script language="JavaScript" type="text/javascript">
<!--
var prefix = 'mailto:';
var suffix = '';
var attribs = '';
var path = 'hr' + 'ef' + '=';
var addy27725 = 'mukti310571' + '@';
addy27725 = addy27725 + 'gmail' + '.' + 'com';
document.write( '<a ' + path + '\'' + prefix + addy27725 + suffix + '\'' + attribs + '>' );
document.write( addy27725 );
document.write( '<\/a>' );
//-->
</script></span></span></a><a href="mailto:mukti310571@gmail.com">mukti310571@gmail.com</a> <script language="JavaScript" type="text/javascript">
<!--
document.write( '<span style=\'display: none;\'>' );
//-->
</script><span style="display: none;">This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it <script language="JavaScript" type="text/javascript">
<!--
document.write( '</' );
document.write( 'span>' );
//-->
</script></span></blockquote></blockquote><blockquote><blockquote><span style="color: black;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif;">Website: </span><span style="color: black;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: tahoma,arial,helvetica,sans-serif; font-size: small;"><a href="http://www.bukhari.or.id/">http://www.bukhari.or.id</a></span></span></span></span></blockquote></blockquote>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-44923860938345280212010-03-24T06:52:00.000+07:002010-03-24T06:52:49.624+07:00Bedah Kisah-Kisah Tidak Nyata yang Tersebar di Masyarakat!<div style="text-align: center;"><strong>Bagian I</strong></div><div style="text-align: center;"><strong>Muqaddimah</strong></div><div style="text-align: center;">disusun oleh:</div><div style="text-align: center;"><a href="http://ahmadsabiq.com/"><strong>Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf</strong></a></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"> </div><div style="text-align: left;"><strong>I. PENGANTAR<br />
</strong></div>Insya Alloh, tidak terlalu berlebihan kalau saya katakan bahwa kisah mempunyai pengaruh yang sangat besar pada jiwa seseorang, mulai dari anak kecil sampaipun orang dewasa bahkan terkadang yang sudah lanjut usia.<br />
Kisah bisa mempengaruhi jiwa sehingga menjadi pemberani, jujur, berpikir optimis dan lainnya, namun disisi lainnya juga bisa mempengaruhinya sehingga menjadi penakut, cengeng, pemalu dan lainnya.<br />
Oleh karena itu Alloh dalam kitab suci Al Qur’an banyak sekali menyebutkan kisah umat terdahulu, baik kisah para nabi dan orang-orang sholih untuk dijadikan ibroh kebaikannya, juga kisah kaum yang dholim untuk dijadikan pelajaran akan akibat perbuatan dholimnya.<br />
<span id="more-4"></span><br />
Alloh Ta’ala berfirman :<br />
<div style="text-align: center;">لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ</div><div style="text-align: center;">“Sungguh dalam kisah-kisah mereka terdapat sebuah pelajaran bagi orang-orang yang berakal.”</div><div style="text-align: center;">(QS. Yusuf : 111)</div><div style="text-align: center;">فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ</div><div style="text-align: center;">“Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al A’rof : 176)</div>begitu pula Rosululloh, beliau sering menceritakan banyak kisah yang terjadi pada ummat yang telah lampau, sebagaimana hal ini diketahui bersama oleh orang-orang yang menelaah sunnah beliau. Begitu pula dengan salafus sholeh dan para ulama’ ahlus sunnah setelahnya<br />
<br />
<strong>II. ANTARA KISAH SHAHIH DAN LEMAH</strong><br />
<strong><a name='more'></a></strong><br />
<strong> </strong>Namun tidak semua kisah yang berkembang dimasyarakat yang dinisbahkan kepada Rosululloh, juga para sahabat, para ulama’ serta lainnya itu benar-benar shohih berasal dari mereka, akan tetapi sebagiannya adalah kisah-kisah palsu, sebagiannya lagi lemah dan sebagiannya lagi ada yang inti kisahnya benar namun dibumbui dengan beberapa tambahan yang tidak ada asal usulnya. Padahal banyak sekali kisah-kisah yang tidak shohih tersebut membahwa pengaruh terhadap penyelewengan yang tidak ringan dalam masalah aqidah, ibadah, muamalah , akhlak serta lainnya.<br />
Dan bahaya ini semakin nampak tatkala itu adalah cerita yang dinisbahkan kepada Rosululloh, karena itu bisa merupakan sebuah kedustaan atas nama beliau, padahal beliau pernah bersabda :<br />
<div style="text-align: center;">َمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّار</div><div style="text-align: center;">“Barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja , maka hendaklah dia menyiapkan tempat duduknya di neraka.”</div><div style="text-align: center;">(Hadits mutawatir)</div>dan seandainyapun kisah itu tidak sampai pada derajat kisah palsu, dan hanya sebuah cerita yang lemah sanadnya, namun menceritakannya pun merupakan sesuatu yang berbahaya dalam pandangan syar’i. Perhatikanlah apa yang dikatakan oleh <strong>Syaikh Al Albani </strong>:<br />
<blockquote>“Ketahuilah, bahwa yang melakukan perbuatan ini adalah salah satu diantara dua kemungkinan :<br />
Pertama : Mungkin orang tersebut mengetahui kelemahan hadits-hadits (yang dalam hal ini adalah hadits Rosululloh yang berupa kisah –pent) tersebut lalu dia tidak menerangkan sisi kelemahannya, maka orang semacam ini menipu kaum muslimin. Dan dia jelas-jelas masuk dalam ancaman sabda Rosululloh :<br />
<div style="text-align: center;">مَنْ حَدَّثَ عَنِّي بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِين<br />
َ<br />
“Barang siapa yang menceritakan dariku sebuah hadits yang dia sangka bahwa hadits itu dusta, maka dia adalah salah satu dari pendusta.”</div><div style="text-align: center;">(HR. Muslim dalam Muqoddimah shohih beliau)</div>Berkata<strong> Imam Ibnu Hibban</strong> dalam kitab Adl Dlu’afa’ : 1/7-8 :<br />
“Hadits ini menunjukkan bahwa seorang ahli hadits kalau meriwayatkan sebuah hadits yang tidak shohh dari Rosululloh padahal dia mengetahuinya maka dia termasuk salah satu pendusta, padahal dhohirnya hadits tersebut menjelaskan perkara yang lebih besar lagi, dimana Rosululloh bersabda : “Barang siapa yang menceritakan dariku sebuah hadits yang dia sangka bahwa itu dusta ..” dan Rosululloh tidak bersabda : “Yang dia yakini bahwa itu dusta..” maka semua orang yang masih ragu-ragu pada apa yang dia riwayatkan apakah hadits itu shohih ataukah tidak maka dia termasuk dalam ancaman hadits tersebut.”<br />
[Ucapan Imam Ibnu Hibban ini di nukil oleh Imam Ibnu Abdil Hadi dalam Ash Shorim Al Munki hal : 165-166 dan beliau menyepakatinya]<br />
<strong><br />
</strong><br />
<strong> Kedua</strong> : Atau mungkin orang tersebut tidak mengetahui kelemahan sebuah hadits yang diriwayatkannya. Dan kalau begitu, maka dia tetap berdosa juga, karena dia berani menisbahkan sebuah hadits kepada Rosululloh tanpa ilmu. Padahal Rosululloh bersabda :<br />
<div style="text-align: center;">عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ</div><div style="text-align: center;">Dari Hafsh bin Ashim bersabda : “Rosululloh bersabda : “Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta, kalau dia menceritakan semua yang dia dengar.”</div><div style="text-align: center;">(HR. Muslim : 5, Abu Dawud : 4992. Lihat ash Shohihah : 205)</div>Maka orang ini mendapatkan bagian dosa berdusta atas nama Rosululloh, karena Rosululloh menjelaskan bahwa orang yang menceritakan semua yang dia dengar akan terjerumus pada berdusta atas nama beliau. Dan dengan sebab inilah dia termasuk salah satu diantara dua pendusta, yang pertama adalah yang membuat kedustaan itu sendiri dan yang kedua adalah yang menyebarkannya.<br />
<strong><br />
Imam Ibnu Hibban</strong> berkata lagi 1/9 :<br />
“Hadits ini merupakan ancaman bagi seseorang yang menceritakan semua yang dia dengar sampai dia mengetahui dengan pasti akan keshohihannya.”<br />
Imam Nawawi juga menegaskan bahwa orang yang tidak mengetahui keshohihan sebuah hadits maka tidak boleh untuk berhujjah dengannya tanpa meneliti terlebih dahulu jika dia sanggup melakukanya atau bertanya kepada para ulama’.”<br />
<div style="text-align: center;">(Lihat Tamamul Minnah ha : 32-34, dan lihat juga Silsilah adl Dlo’ifah 1/10-12)</div></blockquote><strong>III. PERHATIAN PARA ULAMA TERHADAP HADITS, KISAH LEMAH, DAN KISAH PALSU</strong><br />
Para ulama’ ahlus sunnah sangat memberikan perhatian untuk memperingatkan umat dari hadits dan kisah yang lemah dan palsu. Hal ini mereka lakukan agar ummat islam bisa menerima ajaran agama mereka sebagaimana yang benar-benar pernah disampaikan oleh Rosululloh, dan membersihkan semua tambahan dan polusi yang sebabkan oleh tersebarnya hadits dan kisah yang lemah dan palsu.<br />
Mereka berjuang sekuat tenaga untuk melawan hadits dan kisah lemah serta palsu ini dengan segenap kemampuan yang mereka miliki, diantara yang mereka lakukan adalah :<br />
<strong>1. Meneliti sanad hadits</strong><br />
<ul><li> Para sahabat Rosululloh adalah orang-orang terpercaya yang tidak pernah berbohong, bagaimana mungkin mereka berbohong padahal mereka adalah orang-orang yang dipilih oleh Alloh Ta’ala untuk menemani dan membantu Rosululloh dalam mengemban risalah dari Alloh ini ?</li>
</ul><ul><li> Oleh karena itu kalau salah seorang dari mereka meriwayatkan sebuah hadits dari Rosululloh maka mereka langsung mempercayainya, dan itu pulalah yang dilakukan oleh para tabi’in. Namun setelah muncul fitnah, dan kaum muslimin terpecah belah menjadi berbagai kelompok dan golongan, serta munculnya orang-orang yang berani berdusta atas nama Rosululloh, maka para ulama’ mulai meneliti hadits yang mereka dengar.</li>
</ul><ul><li> Berkata <strong>Imam Muhammad bin Sirin</strong> :</li>
</ul><blockquote>“Kami tidak pernah bertanya tentang sanad, namun tatkala muncul fitnah, maka kami mengatakan : “Sebutkan para perowi kalian.” Lalu dilihat kalau dia dari kalangan ahli sunnah maka haditsnya diterima, namun kalau dari ahli bid’ah maka haditsnya ditolak.”</blockquote><ul><li> Berkata <strong>Abdulloh bin Mubaro</strong>k :</li>
</ul><blockquote>“Sanad adalah bagian dari agama, seandainya tidak ada sanad niscaya semua orang akan bicara semaunya sendiri.”</blockquote>Perhatian pada sanad ini sangat dikedepankan oleh para ulama’ hadits dalam menerima sebuah riwayat, sehingga mereka tidak menerima kecuali yang benar-benar shohih dari Rosululloh. (Lihat As Sunnah Qoblat Tadwin oleh Muhammad Ajaj Al Khothib hal : 220-225)<br />
<strong>2. Melipatgandakan kesungguhan dalam mencari hadits Rosululloh</strong><br />
Termasuk kemurahan Alloh Ta’ala yang dicurahkan kepada ummat ini adalah Alloh memanjangkan umur sebagian para sahabat Rosululloh, agar mereka bisa menjadi nara sumber yang menunjukkan kepada kaum muslimin sunnah Rosul mereka, mereka bisa menjadi tempat bertanya dan minta fatwa. Namun karena para sahabat tidak berada disatu tempat akan tetapi mereka berpencar disegala penjuru negri, maka itu mengharuskan adanya perjalanan untuk mendapatkan hadits Rosululloh yang dibawa oleh mereka, akhirnya banyak sekali para penuntut ilmu dari kalangan sahabat, tabi’in dan orang-orang setelah mereka yang mengadakan perjalanan berbulan-bulan demi mendapatkan hadits Rosululloh.<br />
Ambil contoh apa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitabul ilmi bahwa Jabir bin Abdillah melakukan perjalanan selama satu bulan penuh untuk mendapatkan satu buah hadits dari Abdulloh bin Unais.<br />
<ul><li> Berkata<strong> Sa’id bin Musayyib</strong> :</li>
</ul><blockquote>“Saya pernah berjalan berhari-hari demi mendapat satu buah hadits.” (Lihat Jami’ Bayanil Ilmi Wa fadllihi oleh Imam Ibnu Abdil Bar 1/113)</blockquote><ul><li>Berkata <strong>Imam Ibnu Hibban</strong> :</li>
</ul><blockquote>“Para ulama’ yang menjaga agamanya kaum muslimin dan memberi petunjuk mereka kepada jalan yang lurus, mereka adalah orang-orang yang lebih mengutamakan menempuh perjalanan melewati padang pasir nan luas daripada harus bersenang-senang dengan tetap tinggal dikampung halaman, semua itu demi mencari sunnah Rosululloh diberbagai penjuru negeri lalu mengumpulkannya dalam kitab dan buku, sampai-sampai salah satu dari mereka ada yang berjalan ribuan kilo meter demi mencari satu hadits, juga ada yang berjalan berhari hari demi mendapatkan sebuah hadits. Ini semua agar tidak ada diantara kaum penyesat yang bisa memasuki mereka, kalau ada yang melakukan itu, maka para ulama’ tersebut segera mengetahui dan membongkar kedoknya.”<br />
(Lihat Al Majruhin oleh Imam Ibnu Hibban 1/27 dengan sedikit perubahan)</blockquote><strong>3. Studi kritis terhadap para perowi hadits</strong><br />
Para ulama’ hadits sangat perhatian untuk mengetahui para perowi hadits, karena dengan cara ini mereka bisa membedakan antara sebuah hadits yang shohih dan hasan dengan sebuah hadits yang lemah dan palsu, oleh karena itu mereka mempelajari biografi setiap perowi hadits, baik yang nampak maupun bukan, baik yang menyenangkan maupun mungkin yang menyakitkan.<br />
<blockquote>Pernah ada seseorang yang berkata kepada <strong>Imam Yahya bin Sa’id Al Qothon</strong> :“Tidakkah engkau takut bahwa orang-orang yang tidak engkau ambil haditsnya akan menjadi musuhmu pada hari kiamat kelak ? maka beliau menjawab : “Mereka menjadi musuhku itu jauh lebih baik daripada yang menjadi musuhku adalah Rosululloh, dimana besok beliau akan mengatakan : “Kenapa engkau tidak membersihkan haditsku dari para pendusta ?.” (Lihat Al Kifayah fi Ilmir Riwayah oleh al Khothib al Baghdadi hal : 44)</blockquote><blockquote>Juga pernah ada yang berkata kepada<strong> Imam Ahmad bin Hanbal</strong> : “Sangat berat bagiku untuk mengatakan : “ Si Fulan lemah, si fulan pendusta.” Maka Imam Ahmad berkata : “Jika engkau diam, dan sayapun diam, lalu dari mana orang akan bisa mengetahui mana hadits yang shohih dengan hadits yang lemah ?.” (Lihat Al Kifayah hal : 46)</blockquote>Para ulama’ telah mengerahkan segala kemampuan mereka untuk membedakan mana rowi yang lemah dengan yang terpercaya, mereka menulis banyak kitab, baik kitab yang besar maupun kecil.<br />
Diantara kitab-kitab tersebut adalah :<br />
<ul><li>Syaikh Abu Ishaq Al Huwaini dalam Shohih Al Qoshosh An Nabawi</li>
<li> Al Kamal Fi Asma’ir Rijal oleh imam Abdul Ghoni Al Maqdisi</li>
<li>Tahdzibul Kamal oleh Imam Al Mizzi</li>
<li>Tahdzibut Tahdzib oleh al Hafidz Ibnu Hajar</li>
<li>Mizanul I’tidal oleh Imam Adz Dzahabi</li>
<li>Lisanul Mizan oleh Al Hafidl Ibnu Hajar</li>
<li>Siyar a’lamin Nubala’oleh Adz Dzahabi</li>
<li>Thobaqot al Kubro oleh Ibnu Sa’ad</li>
<li>Ats Tsiqot oleh Ibnu Hiban</li>
<li>Al Majruhin oleh Ibnu Hibban</li>
<li>Adl Dlu’afa’ wal Matrukin oleh Imam Ad Daruquthni</li>
<li>At Tarikh al Kabir oleh Imam Bukhori</li>
<li>Al Jarh wat Ta’dil oleh Ibnu Abi Hatim</li>
<li>Adl Dlu’afa’ al Kabir oleh al Uqoili</li>
<li>Al Kamil fidl Dlu’afa’ oleh Ibnu ‘Adi</li>
<li>dan masih banyak lagi kitab lainnya.</li>
</ul><strong>4. Menulis kitab yang mengumpulkan hadits lemah dan palsu</strong><br />
Para ulama’ sejak zaman dahulu sangat perhatian terhadap pengumpulan hadits-hadits lemah dan palsu dalam sebuah kitab. Tujuan mereka adalah agar kaum muslimin mengetahui bahwa hadits tersebut adalah lemah atau palsu, sehingga bisa menghindarinya.<br />
Diantara kitab-kitab tersebut adalah :<br />
<ul><li> Al Maudlu’at minal Ahadits Al Marfu’at oleh Imam Ibnul Jauzi</li>
<li>Al La’ali Al Mashnu’ah fil Ahaditsil Maudlu’ah oleh Imam As Suyuthi</li>
<li>Tanzihusy Syari’ah al Marfu’ah min Akhbar Asy Syani’ah Al Maudlu’ah oleh Syaikh Ibnu ‘Aroq Al Kanani</li>
<li>Al ‘Ilal Al Mutanahiyyah minal Ahaditsil Wahiyah oleh Imam Ibnul Jauzi</li>
<li>Al Fawa’id Al Majmu’ah fil Ahadits al Maudlu’ah oleh Imam Syaukani</li>
<li>Al Manarul Munif fish Shohih wadl Dlo’if oleh Imam Ibnul Qoyyim</li>
<li>Silsilah Ahadits Dlo’ifah wal Maudlu’ah oleh Imam Al Albani</li>
<li>Dan masih banyak kitab lainnya.</li>
</ul>Dan para ulama’ mu’ashirin banyak yang menuliskan mengenai kisah tak nyata ini dalam sebuah risalah tersendiri, di antaranya adalah :<br />
<ul><li>Syaikh Mayhur Hasan Salman dalam kitab beliau : Qoshoshun la tastbut</li>
<li>Syaikh Fauzi bin Abdur Rohman dalam Tabshirotu Ulil Ahlam min Qoshoshin fiha kalam</li>
<li>Syaikh Ali bin Ibrohim Al Hasyisy dalam silsilah “Tahdzirud Da’iyah min Al Qoshosh al Wahiyah” yang beliau tulis secara berurutan dalam majalah At Tauhid di Mesir</li>
<li>Syaikh Yusuf bin Muhammad Al Atiq dalam Qoshosh la Tastbut</li>
</ul>Dan sebagian ulama’ lainnya ada yang mengumpulkan kisah kisah yang shohih dari Rosululloh, sebagai ganti dari kisah-kisah lemah tersebut, diantaranya adalah :<br />
<ul><li> Syaikh Masyhur Hasan Salman dalam Qoshosh Tatsbut</li>
<li>Syaikh Sulaiman Al Asyqor dalam Shohih Al Qoshos an NAbawi</li>
</ul><strong>5. Meletakkan kaedah untuk mengetahui hadits yang shohih dengan yang lemah</strong><br />
Adanya ilmu mushtholah hadits yang di buat oleh para ulama’ untuk membikin sebuah kaedah untuk bisa dibedakan hadits yang shohih dengan yang lemah. Itu semuanya adalah bukti akan kesungguhan ulama’ islam dalam membela haditsnya Rosululloh.<br />
<strong>IV. KISAH TAK NYATA YANG DINISBATKAN KEPADA SELAIN RASULULLAH</strong><br />
Kalau itu bahaya kisah tak nyata yang dinisbahkan kepada Rosululloh, demikian juga dengan kisah yang dinisbahkan kepada selain Rosululloh, baik itu kepada para sahabat, para ulama’, raja, panglima dan pemimpin kaum muslimin pun <strong>merupakan perkara yang membahayaka</strong>n. Diantara bahaya tersebut adalah :<br />
<strong>1. Berdusta atas nama seorang muslim.</strong><br />
Merupakan sesuatu yang dipahami bersama bahwa dusta terhadap sesama muslim adalah dosa besar dan salah satu tanda kemunafikan.<br />
Rosululloh bersabda :<br />
<blockquote> <div style="text-align: center;">أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ</div><div style="text-align: center;">“Ada empat perkara yang apabila terdapat pada seseorang maka dia itu seorang munafiq yang murni, namun kalau cuma ada salah satunya saja maka berarti dia memiliki bagian dari kemunafikan sehingga dia mau meninggalkannya, yaitu apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji tidak menepati, apabila melakukan perjanjian maka dia berkhianat dan apabila bermusuhan maka dia berbuat melampaui batas.”</div><div style="text-align: center;">(HR. Bukhori : 38, Muslim : 58 dari Abdulloh bin ‘Amr bin Ash)</div></blockquote><strong>2. Merusak citra mereka</strong><br />
Hal ini sangat nampak pada sebagian cerita, yang insya Alloh akan kita bahas satu persatu, namun cukuplah sebagai sebuah contoh kecil, yaitu:<br />
<ul><li>Kisah <strong>Amirul Mu’minin Harun Ar Rosyid</strong>, yang digambarkan bahwa beliau adalah teman karib Abu Nawas (seorang penyair zindiq dan syairnya banyak bicara tentang wanita dan khomer, meskipun dikatakan bahwa dia bertaubat diakhir hayatnya), lalu banyak minum khomer, main wanita, dan lainnya.</li>
</ul><em>Wallohi</em> ini adalah sebuah kedustaan nyata, karena beliau adalah seorang raja muslim yang dekat dengan para ulama’ dan banyak memberikan perhatian kepada sunnah Rosululloh, meskipun kita tidak menafikan kesalahan-kesalahan beliau, namun <strong>kisah dengan Abu Nawas itu adalah kedustaan</strong>.<br />
<strong>3. Tersebarnya kisah tak nyata dikalangan kaum muslimin</strong><br />
Dan ini hal yang tidak bisa dipungkiri, sehingga akhirnya banyak kisah-kisah yang tidak shohih tersebut banyak dinukil diceramah-ceramah maupun dikitab, padahal semua itu hanyalah kedustaan belaka.<br />
Dan masih banyak bahaya lainnya<br />
<strong>VI. CONTOH KISAH TAK NYATA DI NEGERI KITA (INDONESIA)</strong><br />
Jangan kaget kalau saya katakan banyak banyak sekali kisah palsu yang tersebar di Indnesia dan negeri muslim lainnya, dan saya harap jangan ada seorangpun yang berpikir bahwa kisah palsu itu hanyalah dongeng yang banyak disebarkan di buku-buku dan majalah anak-anak atau di pelajaran sekolah dasar, sepertidongeng asal muasal Danau Toba, asal muasal Banyuwangi, cerita tentang kahyangan dengan bidadarinya yang bisa terbang dengan selendangnya dan lainnya, karena itu semua hanyalah dongeng kuno yang <strong>semua mengetahui bahwa itu hanyalah sebuah kedustaan</strong>.<br />
Namun, <strong>yang saya maksud</strong> adalah kisah yang banyak disampaikan oleh para<strong> ‘ustadz, kyai, penceramah’,</strong> di antaranya adalah :<br />
<strong>A. Kisah yang dinisbahkan kepada Rosululloh :</strong><br />
<ul><li> kisah tentang perjalanan Nur Muhammad, yang dikatakan pindah dari rahim wanita-wanita suci sampai kepada Abdulloh bapaknya Rosululloh yang kemudian berpindah kepada Aminah ibunda Rosululloh.</li>
<li>kisah seputar kelahiran Rosululloh yang dikatakan bahwa patung-patung tersungkur, yang banyak dibaca dan disampaikan saat peringatan maulid nabi</li>
<li>kisah seputar hijroh Rosululloh yang dikatakan bahwa saat beliau bersama Abu Bakr di gua Tsaur maka ada laba-laba yang membuat rumah dimulut gua, juga ada burung merpati yang juga membuat sarang serta bertelur dimulut gua, serta kisah bahwa saat berada dalam gua Abu Bakr tersengat ular.</li>
<li>Kisah sambutan dengan “<strong>Thola’al badru alaina</strong>” saat Rosululloh datang kekota Madinah dari Mekkah</li>
<li>Kisah demonstrasi unjuk kekuatan yang dilakukan oleh kaum muslimin saat masuk islamnya Umar bin Khothob</li>
<li>Dan masih banyak lainnya</li>
</ul><strong>B. Kisah yang dinisbahkan kepada para sahabat</strong><br />
<ul><li> Kisah seputar <strong>perang Jamal dan Shiffin</strong></li>
<li>Kisah Tsa’labah yang tidak mau membayar zakat</li>
<li>Kisah Alqomah yang tidak bisa mengucapkan kalimat tauhid saat sakarotul maut karena durhaka pada ibunya</li>
<li>Dan kisah lainnya</li>
</ul><strong>C. Kisah yang dinisbahkan kepada para raja dan panglima muslim</strong><br />
<ul><li>Kisah <strong>Harun Ar Rosyid</strong> dengan<strong> Abu Nawas</strong></li>
<li>Kisah seputar kehidupan<strong> Amirul Mu’minin Mu’awiyyah bin Abu Sufyan</strong></li>
<li>Kisah <strong>Thoriq bin Ziyad</strong> yang membakar perahu saat menyerang Andalus (Spanyol)</li>
<li>Kisah<strong> Sholahuddin al Ayyubi</strong> yang dikatakan bahwa beliau adalah yang pertama kali memperingati maulid nabi</li>
<li>Dan lainnya</li>
</ul><strong>D. Kisah yang dinisbahkan kepada para ulama’<br />
</strong><br />
<ul><li> Kisah <strong>Imam Ahmad bin Hambal</strong> dan <strong>Yahya bin Ma’in</strong> dengan seorang tukang cerita</li>
<li>Kisah <strong>Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah</strong> di atas mimbar Masjid Jami’ Damaskus yang dikatakan bahwa beliau mengatakan : Alloh turun kelangit dunia seperti turunku dari atas mimbar ini.”</li>
<li>Kisah <strong>Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab</strong> yang dikatakan bahwa beliau mengkafirkan kaum muslimin serta kedustaan lainnya atas beliau</li>
<li>Kisah <strong>Al Hafizh Ibnu Hajar</strong>, yang diceritakan bahwa belau dulunya santri bodoh lalu bertemu dengan air yang menetes pada batu cadas dan mampu melobanginya, sehingga beliau disebut Ibnu Hajar yang artinya anak batu</li>
</ul><strong>E. Kisah-kisah seputar Indonesia</strong><br />
Dinegeri kita berkembang banyak cerita yang harus diberi sebuah tanda tanya besar akan keshohihannya, diantaranya adalah :<br />
<ul><li> Kisah <strong>Sunan Kalijaga</strong> yang katanya menunggu tongkat sunan Bonang dipinggir kali dalam waktu yang sangat lama sehingga tubuhnya ditumbuhi lumut air dan tumbuhan</li>
<li>Kisah <strong>Syaikh Siti Jenar</strong> yang katanya berasal dari cacing tanah merah</li>
<li>Kisah tentang sebab <strong>perang Pangeran Diponegoro</strong> dengan penjajah Belanda yang katanya hanya karena masalah tanah kuburan yang masuk dalam proyek jalan yang dibuat belanda</li>
<li>Dan banyak kisah lainnya.</li>
</ul><strong>VII. Tashfiyah dan Tarbiyah</strong><br />
Mudahan sadarnya kembali sebagian ummat islam terutama di kalangan generasi mudanya untuk belajar islam, dibarengi dengan semangat untuk mepelajar islam yang murni berasal dari Rosululloh, terbebas dari hitamnya semua yang mengotori kemurnian islam, termasuk diantaranya hadits-hadits dan kisah-kisah lemah serta palsu, yang banyak mebuat berbagai macam khurofat, bid’ah, kesalahan hukum dan lain sebagainya.<br />
Dan inilah yang selalu didengungkan oleh <strong>Imam Ahlus Sunnah</strong> dan mujaddid abad ini Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani dengan syi’ar <strong>“At Tashfiyah wat Tarbiyyah” At Tasfiyyah</strong> artinya membersihkan islam dan semua yang mengotori kesucianya dan dengan isam yang sudah di tashfiyah itulah kita mentarbiyyah (mendidik) ummat, ang dengan inilah insya Alloh kaum muslimin sekarang ini akan kembali meraih kejayaanya.<br />
<blockquote> <div style="text-align: center;">عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ<br />
Dari Ibnu Umar berkata : “Saya mendengar Rosululloh bersabda : “Apabila kalian jual beli dengan cara ‘inah dan kalian memegang ekor sapi serta kalian ridlo dengan cocok tanam juga kalian tinggalkan jihad maka Alloh akan menimpakan kehinaan kepada kalian, Dia tidak akan menghilangkannya sehingga kalian kembali kepada agama kalian.”<br />
(HR. Abu Dawud dan lainnya dengan sanad shohih, lihat Ash Shohihah : 11)</div></blockquote>Alangkah benarnya apa yang dikatakan oleh <strong>Imam Malik</strong> :<br />
<blockquote> <div style="text-align: center;">لا يصلح آخر هذه الأمة إلا بما صلح به أولها<br />
“Tidak akan baik akhir ummat ini kecuali dengan sesuatu yang membuat baik pada awalnya”</div></blockquote>Wallohu A’lam.<br />
<blockquote> <div style="text-align: center;"><em><strong>—-bersambung—</strong></em></div></blockquote><span class="fullpost"><br />
<br />
</span>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-66226352870070088522010-03-23T07:11:00.001+07:002010-03-23T07:11:44.862+07:00ADAB MENUNTUT ILMU<div style="text-align: center;"><b>Oleh : Majid bin Su’ud Alu ‘Usyin</b></div><div style="text-align: center;">Penerjemah Fuad Hamzah, Lc</div><div style="text-align: center;"><br />
</div>Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Dan dalam menuntut ilmu itu ada beberapa ada yang harus diperhatikan, berikut di antaranya. <b> </b><br />
<b> </b><br />
<b>BEBERAPA ADAB MENUNTUT ILMU</b><br />
<ol><li>Mengikhlaskan niat karena Allah <i>ta’âlâ</i>.</li>
<li>Berdoa kepada Allah <i>ta’âlâ</i> supaya mendapatkan taufiq dalam menuntut ilmu.</li>
<li>Bersemangat (antusias) untuk melakukan perjalanan dalam menuntut ilmu.</li>
<li>Berusaha semaksimal mungkin untuk menghadiri kajian-kajian ilmu.</li>
<li>Apabila ada seseorang yang datang belakangan di tempat kajian hendaknya tidak mengucapkan salam apabila dapat memotong pelajaran yang berjalan, kecuali kalau tidak mengganggu maka mengucapkan salam itu sunnah. (Pendapat Syaikh al-Utsaimin dalam <i>Fatawa Islamiyyah:</i>, jilid 1, hlm. 170)</li>
<li>Tidak mengamalkan ilmu merupakan salah satu sebab hilangnya barakah ilmu. Allah ta’âlâ mencela orang-orang yang tidak mengamalkan ilmunya dalam firman-Nya:<br />
<a name='more'></a><span id="more-956"></span> </li>
</ol><i>Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”. </i>(QS. ash-Shaf: 2-3)<br />
Imam Ahmad rahimahullahu mengatakan: “Tidaklah aku menulis satu hadits pun dari Nabi n, kecuali telah aku amalkan, sampai ada hadits bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berbekam kemudian memberikan Abu Thaybah satu dinar,<a href="http://abusalma.wordpress.com/2009/11/22/adab-menuntut-ilmu/#_ftn1">[1]</a> maka aku pun memberi tukang bekam satu dinar tatkala aku dibekam.” (<i>al-Adab asy-Syar’iyyah</i>, jilid 2, hlm. 14)<br />
<ol><li>Merasa sedih tatkala ada masyayikh yang sezaman tapi tidak sempat bertemu, serta mencontoh adab dan akhlak mereka.</li>
</ol>al-Khalal meriwayatkan akhlak Imam Ahmad rahimahullahu dari Ibrahim, ia berkata: “Apabila mereka mendatangi seseorang yang akan mereka ambil ilmunya, mereka memperhatikan shalat, kehormatan dan gerak-gerik serta tingkah lakunya, kemudian barulah mereka mengambil ilmu darinya.<br />
Dan dari al-A’masy rahimahullahu berkata, “Orang dahulu belajar kepada ahli fikih tentang semua hal termasuk pakaian dan sandalnya. (<i>al-Adab asy-Syar’iyyah</i>, jilid 2, hlm. 145)<br />
<ol><li>Sopan santun dalam menuntut ilmu.</li>
<li>Kontinyu (konsisten) untuk hadir dan tidak malas.</li>
</ol>10. Tidak berputus asa dan mencela diri (merendahkan diri). Hendaknya ingat firman Allah <i>ta’âlâ</i>:<br />
<i>Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”</i> (QS. an-Na<span style="text-decoration: underline;">h</span>l: 78)<br />
Terlebih apabila kesulitan dalam mempelajari sesuatu.<br />
11. Membaca kitab-kitab yang berkaitan dengan thalabul ilmi dan mempelajari metode yang benar dalam menuntut ilmu, serta berusaha mengetahui kekurangan dan kesalahan yang ada pada dirinya.<br />
12. Antusias untuk hadir lebih awal dan mempergunakan waktu dengan baik.<br />
13. Berusaha melengkapi pelajaran yang terlewatkan.<br />
14. Mencatat faedah pada halaman depan atau buku catatan.<br />
15. Berusaha keras untuk mengulang-ulang faedah yang telah didapatkan.<br />
16. Tatkala membeli buku hendaknya diperhatikan terlebih dahulu.<br />
17. Tidak melemparkan kitab ke tanah.<br />
Ada seseorang yang melakukan itu di hadapan Imam Ahmad rahimahullahu dan beliau marah seraya mengatakan, “Beginikah kamu memperlakukan ucapan orang-orang baik?” (<i>al-Adab asy-Syar’iyyah</i>, jilid 2, hlm. 389)<br />
18. Tidak memotong perkataan guru sampai beliau menyelesaikannya.<br />
Imam al-Bukhari berkata: Bab barangsiapa yang ditanya tentang ilmu, sedangkan dia sibuk berbicara, maka selesaikan dulu permbicaraannya. Kemudian beliau membawakan hadits:<br />
أَنَّ أَعْرَابِياًّ قَالَ وَالنَّبِيُّ يَخْطُبُ: مَتَى السَّاعَةُ؟ فَمَضَى الرَّسُوْلُ فِي حَدِيْثِهِ وَأَعْرَضَ عَنْهُ حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيْثَهُ قَالَ: أَيْنَ أَرَاهُ السَّائِلُ عَنِ السَّاعَةِ؟<br />
Ada seorang Arab Badui bertanya kapan hari kiamat tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkhutbah, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melanjutkan khutbahnya dan berpaling dari orang itu, tatkala Nabi menyelesaikan khutbahnya, kemudian bertanya: <i>“Dimana orang yang tadi bertanya tentang hari kiamat.”</i> (<i>al-Fat<span style="text-decoration: underline;">h</span></i>, jilid 1, hlm. 171)<br />
19. Ibnul Jauzi rahimahullahu berkata: “Kapan saja ada yang tidak dapat dipahami dari perkataan guru oleh muridnya, hendaklah dia bersabar sampai sang guru menyelesaikan ucapannya, baru kemudian dia meminta penjelasan gurunya dengan penuh adab dan kelembutan dan tidak memotong di tengah-tengah pembicaraannya.” (<i>al-Adab asy-Syar’iyyah</i>, jilid 2, hlm. 163)<br />
20. Sopan tatkala mengajukan pertanyaan kepada guru, tidak menanyakan sesuatu yang dibuat-buat atau berlebihan atau menanyakan sesuatu yang sudah tahu jawabannya dengan tujuan supaya gurunya tidak mampu menjawab dan menunjukkan bahwa dia tahu jawabannya, atau menanyakan sesuatu yang belum terjadi, dimana salafush shalih mencela hal seperti ini apabila pertanyaan itu dibuat-buat. (<i>Tahdzib at-Tahdzib</i>, jilid 8, hlm. 274, <i>as-Siyar</i>, jilid 1, hlm. 398)<br />
21. Membaca biografi para ulama.<br />
22. Membaca topik dan tema yang berbeda sebelum tiba waktunya. Seperti Ramadhan dan hukum-hukum yang berkaitan dengan puasa, sepuluh awal dzulhijah dan kurban.<br />
23. Antusias untuk membeli kitab-kitab yang khusus membahas permasalahan-permasalahan fikih. Seperti kitab yang berkaitan dengan sunnah-sunnah Rawatib atau qiyamullail, dll.<br />
24. Memprioritaskan hal-hal yang utama dalam menuntut ilmu.<br />
25. Memulai dengan yang lebih penting.<br />
Sebagaimana petunjuk Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memulai yang lebih penting yang beliau lakukan dengan tujuan itu. Oleh karena itu tatkala ‘Utban bin Malik memanggil Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam seraya berkata kepada beliau, “Aku ingin Anda datang untuk shalat di rumahku, supaya aku jadikan tempat itu menjadi mushalla”, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam keluar beserta beberapa orang sahabatnya.<br />
Tatkala sampai di rumah ‘Utban, mereka meminta izin untuk masuk, kemudian mereka masuk, dan ‘Utban telah membuatkan makanan untuk mereka, maka Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak makan terlebih dahulu, bahkan berkata: <i>“Dimana tempat yang ingin kamu jadikan mushalla itu?”</i> kemudian diperlihatkan kepada beliau, kemudian beliau shalat, setelah itu baru duduk untuk menyantap hidangan. (HR. al-Bukhari, no. 425 & 667, Muslim, no. 263 dan disebutkan juga oleh Syaikh al-Utsaimin rahimahullahu dalam <i>Syar<span style="text-decoration: underline;">h</span> Riyadhu ash-Shali<span style="text-decoration: underline;">h</span>in</i>, jilid 3, hlm. 98)<br />
26. Tidak sok pintar.<br />
27. Memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala menyebut-Nya.<br />
28. Bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tatkala menyebutnya.<br />
29. Mengucapkan <i>radhiyallahu ‘anhum</i> (رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ) kepada para sahabat tatkala menyebut mereka.<br />
30. Mengucapkan <i>ra<span style="text-decoration: underline;">h</span>imahullah</i> (رَحِمَهُ اللَّهُ) kepada para ulama tatkala menyebut mereka.<br />
31. Tidak menyandarkan sesuatu kepada <i>maraji’</i> apapun kecuali apabila kita membaca berita itu darinya.<br />
32. Tidak menyandarkan hadits kepada selain Imam al-Bukhari dan Imam Muslim apabila hadits itu ada pada keduanya atau salah satu dari keduanya.<br />
33. Berhati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam menyalin.<br />
34. Menyandarkan faedah kepada yang empunya.<br />
35. Tidak meremehkan faedah walaupun sedikit.<br />
36. Tidak menyembunyikan faedah.<br />
37. Tidak mempergunakan dalil hadits dhaif atau maudhu’.<br />
38. Tidak mendhaifkan hadits, kecuali setelah meneliti an menanyakan kepada ahlinya.<br />
39. Tidak mengacuhkan permasalahan-permasalahan yang ditanyakan kepada dirinya, karena itu dapat mendorong anda untuk meneliti dan menggali lebih dalam masalah itu.<br />
40. Membawa buku catatan kecil untuk mencatat faedah-faedah dan berbagai macam permasalahan.<br />
41. Tidak menyibukkan diri dengan hal-hal yang mubah.<br />
42. Tidak menyibukkan diri dengan memperbanyak manuskrip atau satu buku yang berbeda penerbitnya, terkecuali ada faedahnya.<br />
43. Mengunjungi perpustakaan-perpustakaan untuk menelaah kitab-kitab yang ada.<br />
44. Menghindari keumuman istilah ilmiah yang mirip lafazhnya.<a href="http://abusalma.wordpress.com/2009/11/22/adab-menuntut-ilmu/#_ftn2">[2]</a><br />
45. Antusias untuk membaca kitab-kitab yang menjelaskan istilah-istilah penulis atau menjelaskan metode kitab dan bahasan-bahasannya.<br />
46. Tidak terburu-buru dalam memahami ucapan, baik yang tertulis atau yang terdengar. Ibnul Qayyim rahimahullahu menyebutkan dari Ayub as-Sakhtiyani rahimahullahu, “Apabila ia mengulangi soal itu sama seperti awal, maka ia jawab, kalau tidak maka beliau pun tidak menjawabnya.” (<i>I’lam al-Muwaqi’in</i> 2/187)<br />
47. Banyak membaca kitab-kitab tentang fatwa-fatwa.<br />
48. Tidak terburu-buru untuk menafikan secara umum.<br />
49. Apabila anda meriwayatkan hadits secara makna hendaknya anda jelaskan hal itu.<br />
50. Hindari penggunaan lafadz-lafadz pengagungan untuk memuji diri sendiri.<br />
51. Terimalah kritikan dan nasihat dengan lapang dada bukan karena basa basi.<br />
52. Tidak sedih dan patah semangat karena sedikitnya orang yang belajar darinya. Imam adz-Dzahabi menyebutkan biografi Atha’ bin Abi Rabah bahwasanya dia, tidak ada yang duduk bersamanya (dalam menuntut ilmu –pent) kecuali sembilan atau delapan orang saja. (<i>Siyar A’lam an-Nubala`</i> 8/107)<br />
53. Tidak menghabiskan waktu untuk membahas perkara-perkara yang tidak bermanfaat, seperti masalah-masalah yang ganjil lagi aneh, seperti warna anjng Ashabul Kahfi, pohon yang Nabi Adam p memakan buah darinya, dan panjang kapal Nabi Nuh p, dll.<br />
54. Tidak terpancing untuk keluar jauh dari fokus pembahasan.<br />
55. Tidak berlebih-lebihan dalam merangkai kata-kata dan menjelaskan ucapan serta tidak mempergunakan ibarat dan istilah yang asing.<br />
56. Tidak berbicara tanpa ilmu, dan tidak merasa kesal jika pertanyaannya tidak dijawab.<br />
57. Tidak terpengaruh dengan celaan pribadi apabila agamamu selamat, dan ingatlah ucapan penyair:<br />
وَإِنْ بُلِيْتَ بِشَخْصٍ لاَ خَلاَقَ لَهُ فَكُنْ كَأَنَّكَ لَمْ تَسْمَعْ وَلَمْ يَقُلْ<br />
<i>Apabila engkau diuji dengan orang yang tidak baik</i><br />
<i>Maka bersikaplah seolah-olah engkau tidak mendengarnya dan dia tidak berkata</i><br />
58. Tidak berputus asa.<br />
59. Semangat dalam menjalankan shalat malam.<br />
60. Tidak banyak bicara, istirahat dan tidur dalam menuntut ilmu.<br />
61. Secara khusus thalibul ilmi dan secara umum seorang muslim:<br />
<ol><li>Memenuhi kebutuhan orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:</li>
</ol>اِشْفَعُوْا تُؤْجَرُوْا.<br />
<i>Berilah syafaat niscaya kalian dapat pahala. </i>(HR. al-Bukhari)<br />
<ol><li>Menepati janji. Allah memuji para Nabi dan Rasul sebagaimana firman-Nya etntang Nabi Ismail p:</li>
</ol>â ¼çm¯RÎ) tb%x. s-ÏŠ$|¹ ωôãuqø9$# á<br />
<i>Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya. </i>(QS. Maryam: 54)<br />
<ol><li>Bijaksana, sabar dan lemah lembut. Allah <i>ta’âlâ</i> berfirman:</li>
</ol><i>Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. </i>(QS. al-A’raf: 199)<br />
As-Sam’ani rahimahullahu menyebutkan dalam kitab <i>al-Ansab</i>, adz-Dzahabi dalam kitab <i>Tajrid ash-Shahabah</i>, tentang biografi Auf bin Nu’man, berkata: Di masa jahiliyah dahulu dia lebih senang untuk mati dalam kondisi kehausan dari pada mati dalam kondisi ingkar janji, sebagaimana disebutkan:<br />
إِذَا قُلْتَ فِي شَيْءٍ نَعَمْ فَأَتِمَّهُ فَإِنَّ نَعَمْ دَيْنٌ عَلَى الْحُرِّ وَاجِبُ<br />
وَإِلاَّ فَقُلْ لاَ وَاسْتَرِحْ وَأَرِحْ بِهَا لِئَلاَّ يَقُوْلَ النَّاسُ: إِنَّكَ كَاذِبُ<br />
<i>Apabila anda telah mengatakan ‘ya’ maka laksanakanlah</i><br />
<i>Karena ucapan ‘ya’ adalah hutang yang harus di lunasi</i><br />
<i>Kalau tidak mampu katakanlah ‘tidak’ dan istirahatlah</i><br />
<i>Supaya orang lain tidak mengatakan anda pendusta</i><br />
<ol><li>Tawadhu’. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:</li>
</ol>وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوْا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ.<br />
<i>Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling bertawadhu’, supaya tidak ada yang membanggakan dan menyombongkan diri.</i> (HR. Muslim)<br />
<ol><li>Gembira, lapang dada, dan mau mendengarkan problema orang lain.</li>
<li>Mengajak bicara dan memberi nasihat kepada manusia.</li>
</ol>‘Ikrimah rahimahullahu mengatakan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu : “Nasihati manusia satu jum’at sekali, jikalau mau maka dua kali, jika mau maka tiga kali, jangan bikin mereka bosan dengan al-Qur`an dan jangan mendatangi mereka tatkala sedang dalam urusannya dan kau sela pembicaraannya, sehingga mereka merasa jemu, akan tetapi diamlah, jikalau mereka meminta, maka nasihati karena mereka menginginkannya dan hindari olehmu sajak dalam berdoa, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabatnya tidak melakukan hal itu. (HR. al-Bukhari, no. 6337)<br />
<ol><li>Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu berkata:</li>
</ol>حَدِّثُوْا النَّاسَ بِمَا يَعْرِفُوْنَ.<br />
“Ajaklah bicara manusia dengan apa yang mereka ketahui.”<br />
Disitu ada dalil, seyogyanya sesuatu yang tidak jelas tidak di sampaikan ke khalayak ramai, dan hendaknya berkata sesuai dengan apa yang dipahami orang lain, juga ucapan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, “Jangan kau ajak bicara satu kaum yang tidak dapat dipahami oleh mereka karena tu dapat menimbulkan fitnah.” (HR. Muslim)<br />
<br />
<hr size="1" /><a href="http://abusalma.wordpress.com/2009/11/22/adab-menuntut-ilmu/#_ftnref1">[1]</a> <i>Muttafaq ‘alaih.</i> <a href="http://abusalma.wordpress.com/2009/11/22/adab-menuntut-ilmu/#_ftnref2">[2]</a> Seperti <i>muttafaqun ‘alaih</i> yang populer riwayat al-Bukhari & Muslim tapi <i>muttafaqun alaih</i> dalam kitab <i>Muntaqa al-Akhbar</i> karya Majiduddin Ibnu Taimiyah rah artinya riwayat Ahmad, al-Bukhari dan Muslim.<br />
<div style="text-align: left;"><br />
</div>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-41420402824172844162010-03-23T07:01:00.000+07:002010-03-23T07:01:27.390+07:00Pilih – Pilih Guru NgajiMalik bin Anas mengatakan,<br />
لا يؤخذ العلم عن أربعة ، سفيه معلن السفه وصاحب هوى يدعو الناس إليه ، ورجل معروف بالكذب في أحاديث الناس وإن كان لا يكذب على رسول الله صلى الله عليه وسلم ، ورجل له فضل وصلاح لا يعرف ما يحدث به<br />
“Ilmu agama tidak boleh diambil dari empat jenis manusia. <strong>Pertama</strong>, orang bodoh yang jelas kebodohannya. <strong>Kedua</strong>, pengikut hawa nafsu (baca:ahli bid’ah) yang mendakwahkan kebid’ahannya. <strong>Ketiga</strong>, seorang yang diketahui suka berdusta dalam pembicaraan keseharian dengan sesama manusia meski belum pernah terbukti membuat hadits palsu. <strong>Keempat</strong>, orang yang shalih dan bagus agamanya namun dia tidak mengetahui apa yang dia sampaikan” (Jami’ Bayan al Ilmi karya Ibnu Abdil Barr, 3/35, Maktabah Syamilah).<br />
Terkait dengan ilmu ada dua prinsip penting yang harus diketahui dan dibedakan oleh seorang muslim.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<strong>Yang pertama</strong>, seorang muslim tidaklah menolak kebenaran dari mana pun asalnya. Bahkan perkataan Iblis sekalipun wajib kita terima ketika kita tahu bahwa perkataannya itu benar. Kebencian kita kepadanya tidak boleh menghalangi kita untuk menerima pendapat dan perkataannya yang benar.<span id="more-407"></span><br />
<strong>Yang kedua</strong>, seorang muslim tidak boleh mencari kebenaran dan menimba ilmu dari sembarang orang karena tidak semua orang layak kita jadikan guru. Meski demikian ketika orang yang tidak layak dijadikan guru itu memiliki perkataan dan pendapat yang benar wajib kita akui sebagai sebuah kebenaran dan ilmu yang manfaat.<br />
<span style="text-decoration: underline;">Dua prinsip ini harus kita bedakan dengan baik</span>. Ketika kita telah mengetahui prinsip pertama dengan baik bukan berarti kita sembarangan memilih orang yang hendak kita jadikan sebagai tempat menimba ilmu.<br />
Dalam kutipan di atas Imam Malik, seorang imam mazhab yang terkenal menasehati kita untuk tidak berguru kepada empat jenis manusia.<br />
<strong>Yang pertama</strong>, orang yang bodoh yaitu orang yang tidak berakal sempurna karena keterbatasan ilmu yang dia miliki. Aneh tapi nyata, banyak orang ketika menghadapi suatu masalah terkait dengan agama merasa cukup dengan bertanya kepada teman, tetangga dan saudaranya yang tidak lebih pintar dibandingkan dirinya dalam masalah agama. Dia paham dengan baik bahwa orang yang dia tanyai bukanlah seorang yang menekuni belajar agama. Tentu jawaban dari orang semisal ini sangat rentan untuk keliru.<br />
<strong>Yang kedua</strong>, orang yang memiliki pemahaman yang menyimpang dan dia mendakwahkan penyimpangannya. Belajar kepada orang semisal ini menyebabkan kita tidak merasa nyaman. Tidak menutup kemungkinan kebenaran yang dia sampaikan disisipi pemahaman menyimpang yang dia miliki. Karena kita sedang dalam proses belajar, tentu kita tidak bisa menyadari hal ini dengan baik bahkan boleh jadi pemahaman menyimpang yang dia miliki kita anggap sebagai sebuah kebenaran yang tak terbantahkan.<br />
<strong>Yang ketiga</strong>, orang yang suka berdusta. Kualitas keilmiahan orang semisal ini sangat meragukan. Boleh jadi dia menyatakan ini adalah pendapat ulama A, padahal ulama yang bersangkutan tidak berpendapat demikian. Mungkin pula dia katakan hal ini ada di buku B, namun ternyata sedikitpun hal tersebut tidak ada di sana. Ini semua dia lakukan untuk mendukung pendapat yang dia yakini kebenarannya, padahal pendapat tersebut sama sekali tidak memiliki dasar yang bisa dipertanggungjawabkan dengan baik. Hal ini mungkin terjadi karena dia dikenal sebagai seorang yang suka berdusta bahkan perbuatannya menunjukkan kalau dia menghalalkan dusta.<br />
<strong>Yang keempat</strong>, orang shalih namun tidak berilmu. Banyak orang beranggapan bahwa jika seorang itu rajin ke masjid dan gemar dengan berbagai amal yang dianjurkan maka berarti dia adalah seorang yang berilmu. Padahal seorang ahli ibadah itu belum tentu adalah seorang yang berilmu. Bahkan tidak sedikit orang yang nampak gemar dengan berbagai amal shalih adalah seorang yang jauh dari ilmu agama.Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-49609108158557706142010-03-22T06:49:00.002+07:002010-03-22T06:55:26.920+07:00PAHALA BERLIMPAH PARA PENCARI NAFKAH<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpr55_1qZBfyEXWtcWqGoEi8V9r11e0BZLR2frPbEB1-4YHcfKOF5N-udoDPCL4vJU1V3dtRm4Xtml88Hi3q9xBGieWX8lNxrfkfc2Cs405PkNLAq-YWTOFL2LbeVNha6CoJ1a7pmsRxBV/s1600-h/copy-of-tempe.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5451238782576111714" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 232px; CURSOR: hand; HEIGHT: 144px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpr55_1qZBfyEXWtcWqGoEi8V9r11e0BZLR2frPbEB1-4YHcfKOF5N-udoDPCL4vJU1V3dtRm4Xtml88Hi3q9xBGieWX8lNxrfkfc2Cs405PkNLAq-YWTOFL2LbeVNha6CoJ1a7pmsRxBV/s320/copy-of-tempe.jpg" border="0" /></a><br /><strong>Oleh Ustadz Zainal Abidin, Lc. hafizhahullah</strong><br /><br />Para pengusaha muslim harus memiliki dedikasi yang tinggi dalam mengembangkan usahanya, bersemangat memerangi kemalasan, mengenali medan usaha, tidak berputus asa dalam menghadapi kendala dan hambatan dalam berusaha sehingga menjadi pengusaha yang tangguh, mandiri dan mampu memberantas kemiskinan.<br />Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda<em>:“Tidak ada makanan yang dimakan seseorang yang lebih baik dari makanan yang merupakan usaha tangannya sendiri, karena Nabi Allah, Daud, makan dari hasil usaha tangannya sendiri.”</em>(1)<br /><span class="fullpost"><br /><br />Islam sangat membenci pemalas yang menjadi beban orang dan pengemis yang menjual harga diri dengan meminta-minta belas kasihan orang sebagaimana yang ditegaskan dalam sebuah hadits dari Abdullah Ibnu Umar radhiyallohu’anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: <em>"Tidaklah sikap meminta-minta terdapat pada diri seseorang di antara kalian kecuali ia bertemu dengan Allah sementara di wajahnya tidak ada secuil dagingpun.(2)<br /></em><br />Abu Qasim Al Khatly bertanya kepada Imam Ahmad: Apa komentar anda terhadap orang yang hanya berdiam di rumah atau di sebuah masjid lalu berkata aku tidak perlu bekerja karena rizkiku tidak akan lari dan pasti datang? Maka beliau menjawab: <em>"Orang tersebut bodoh terhadap ilmu, apakah tidak mendengarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam: Allah menjadikan rizkiku di bawah kilatan pedang (jihad). (3)<br /></em><br />Sahl bin Abdullah At Tustary berkata: <em>Barangsiapa yang merusak tawakkal berarti telah merusak pilar keimanan dan siapa yang merusak pekerjaan berarti telah membuat kerusakan dalam sunnah. (4)<br /></em><br />Allah subhanahu wata’ala tidak melarang para hamba-Nya berusaha, bahkan Allah mencintai segala bentuk usaha asalkan sesuai dengan kaidah dan prinsip agama, maka tidak ada alasan untuk mencela jalur-jalur usaha yang halal, tetapi yang tercela adalah usaha yang haram atau melalaikan ibadah kepada Allah. Bahkan Allah akan memberi ampunan kepada orang yang kelelahan karena mencari nafkah dan gigih bekerja sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam: <em>Barangsiapa yang bermalam badannya lelah karena pekerjaannya, maka bermalam dalam keadaan terampuni dosanya. (5)<br /></em><br />Wahai saudaraku, saya sengaja memaparkan beberapa atsar dari para ulama yang mulia untuk menepis anggapan sebagian orang bodoh bahwa mencari nafkah dengan cara yang benar agar hidup mandiri dan tidak menjadi beban orang lain merupakan cinta dunia yang menodai sikap kezuhudan. Padahal tidaklah demikian bahkan Abu Darda’ berkata: <em>Termasuk tanda kefahaman seseorang terhadap agamanya, adalah adanya kemauan untuk mengurusi nafkah rumah tangganya.(6)<br /></em><br /><strong>Pengusaha Muslim Harus Bangkit<br /></strong><br />Krisis global yang melanda sebagian pengusaha sekarang ini jangan mematahkan semangat para pengusaha muslim untuk mengembangkan usahanya, justru keadaan ini digunakan untuk mengoreksi apa yang menjadi sebab terjadinya krisis ekonomi. Jangan bersikap seperti orang-orang kafir, berputus asa dengan melampiaskannya ke diskotik, menenggak khamer atau bahkan tidak sedikit yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Seorang Muslim dalam menghadapi setiap krisis, hendaknya menyadari bahwa kehidupan adalah sebuah realita yang harus dihadapi dengan bekal kesungguhan, ilmu, ketawakalan dan menjauhi sifat pengecut serta pandai mengolah kelemahan menjadi sebuah kekuatan.<br /><br />Situasi krisis harus menjadi cambuk bagi para pengusaha muslim untuk bangkit mencari peluang bisnis dan membuka kran rizki yang mampet. Karena pengusaha muslim dituntut menjadi teladan paripurna, termasuk semangatnya dalam mengais rizki dan membuka lapangan kerja yang halal. Abdurrahman bin Auf radhiyallohu’anhu ketika datang di Madinah dengan segala keterbatasan dan kehidupan yang serba susah, karena konsekwensi hijrah, beliau harus meninggalkan seluruh hartanya di Makkah. Pada kondisi seperti itu beliau mendapat tawaran bantuan namun beliau mengatakan “Tunjukkan kepadaku di mana pasar Madinah”. Dalam waktu yang tidak begitu lama beliau sudah mampu hidup mandiri dan menikah dari hasil usahanya.<br /><br />Kesibukan para utusan Allah subhanahu wata’ala dan para ulama salaf, dalam mencari ilmu dan berda’wah tidak melalaikan mereka mengais rizki yang halal untuk menafkahi keluarganya. Maka, para pengusaha muslim harus bisa meneladani mereka, kesibukannya dalam berusaha jangan membuatnya lalai menuntut ilmu atau alasan menuntut ilmu membuatnya malas untuk mencari nafkah.<br /><br />Apapun bentuk usaha seorang muslim asalkan halal dan diperoleh dengan cara yang benar harus ditekuni dan dijalani dengan sungguh-sungguh dan penuh suka cita, hilangkan perasaan rendah diri, malu atau gengsi dengan profesi yang dijalaninya karena mungkin dianggap oleh kebanyakan orang sebagai bentuk profesi hina dan tidak bermartabat, sementara mulia dan tidaknya sebuah usaha atau profesi tidak bergantung pada bergengsi atau tidaknya di pandangan manusia seperti bekerja di perusahan asing ternama atau jabatan kelas tinggi atau bekerja ditempat yang basah duitnya, namun kemuliaan sebuah usaha sangat ditentukan oleh kehalalan dan benarnya jenis usaha dihadapan Allah serta terpuji dipandangan syariat islam.<br /><br />Para nabi dan rasul telah memberikan contoh kepada kita dalam berusaha dan berkarya untuk menopang kelangsungan dakwah dan tersebarnya risalah, nabi Zakaria menjadi tukang kayu, nabi Idris menjahit pakaian dan nabi Daud membuat baju perang, sehingga bekerja untuk bisa hidup mandiri merupakan sunnah para utusan Allah subhanahu wata’ala dan berusaha untuk mencari nafkah baik dengan berniaga, bertani atau berternak tidak dianggap menjatuhkan martabat dan tidak bertentangan dengan sikap tawakkal.(7)<br /><br />Begitu pula para ulama salaf mereka tergolong orang-orang yang rajin bekerja dan ulet dalam berusaha, tapi mereka juga gigih dan tangguh dalam menuntut ilmu dan menyebarkan agama. Tidak mengapa seorang bekerja di bidang dakwah dan urusan kaum muslimlin lalu mendapat imbalan dari pekerjaan tersebut karena Umar bin Khaththab radhiyallohu’anhu ketika menjadi Khalifah mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dari baitul mal.(8)<br /><br />Perlu diketahui bahwa kualitas seseorang sangat tergantung pada keberhasilannya, daya tariknya untuk memberi manfaat orang lain, hasil pekerjaannya, dan martabatnya di hadapan Allah dan hamba-Nya, maka seorang pengusaha muslim harus hidup berkecukupan agar menuntut ilmu menjadi mudah, beribadah menjadi lancar, bersosialisasi menjadi gampang, bergaul semakin indah, berdakwah semakin sukses, berumah tangga semakin stabil dan beramal shalih semakin tangguh.<br /><br />Footnote:<br />1. Shahih diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahihnya (2072) dan Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, 8/ 6<br />2. H.R Bukhari, Muslim dan Nasa’i dalam sunannya.<br />3. Talbisul Iblis, Ibnul Jauzi, Hal: 302.<br />4. Talbisul Iblis, Ibnul Jauzi, Hal: 299.<br />5. LIhat fathul Bari, 4/353.<br />6. Diriwayatkan Ibnu Abu Dunya dalam Ishlahul Mal Hal:223, Ibnu Abu Syaibah (34606) dan Al Baihaqi dalam As Syuab (2/365)<br />7. Lihat Fathul Bary, Juz 4. / l 358 dan Al Minhaj Syarah Sahih Muslim Juz, 15/ 133.<br />8. Lihat Fathul Bary, 4 / 357.<br /><br /></span>Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-54252586412813483082010-03-12T17:57:00.006+07:002010-03-23T07:02:49.013+07:00Antara Cinta Rasul & Perayaan MaulidSebenarnya adakah kaitan antara cinta Rasul dan perayaan maulid, alias hari kelahiran beliau? Pertanyaan ini mungkin terdengar aneh bagi mereka yang kerap merayakannya. Bagaimana tidak, sedang disana dibacakan sejarah hidup beliau, diiringi dengan syair-syair pujian dalam bahasa Arab untuk beliau (yang dikenal dengan nama burdah), yang kesemuanya tak lain demi mengenang jasa beliau dan memupuk cinta kita kepadanya?<br />
<br />
<br />
Dalam sebuah muktamar negara-negara Islam sedunia, salah seorang dai kondang dari Saudi yang bernama Dr. Said bin Misfir Al Qahthani, berjumpa dengan seorang tokoh Islam (syaikh) dari negara tetangga. Melihat pakaiannya yang khas ala Saudi, Syaikh tadi memulai pembicaraan (Sebagaimana yang dituturkan sendiri oleh Dr. Said Al Qahthani ketika berkunjung ke kampus kami, Universitas Islam Madinah dan memberikan ceramah di sana.):<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Syaikh: “Assalaamu ‘alaikum…”<br />
<br />
Dr. Said: “Wa’alaikumussalaam warahmatullah wabaraatuh…”<br />
<br />
Syaikh: “Nampaknya Anda dari Saudi ya?”<br />
<br />
Dr. Said: “Ya, benar.”<br />
<br />
Syaikh: “Oo, kalau begitu Anda termasuk mereka yang tidak cinta kepada Rasul…!”<br />
<br />
(kaget bukan kepalang dengan ucapan Syaikh ini, ia berusaha menahan emosinya sembari bertanya):<br />
<br />
Dr. Said: “Lho, mengapa bisa demikian?”<br />
<br />
Syaikh: “Ya, sebab seluruh negara di dunia merayakan maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali negara Anda; Saudi Arabia… ini bukti bahwa kalian orang-orang Saudi tidak mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”<br />
<br />
Dr. Said: “Demi Allah… tidak ada satu hal pun yang menghalangi kami dari merayakan maulid Beliau, kecuali karena kecintaan kami kepadanya!”<br />
<br />
Syaikh: “Bagaimana bisa begitu??”<br />
<br />
Dr. Said: “Anda bersedia diajak diskusi…?”<br />
<br />
Syaikh: “Ya, silakan saja..”<br />
<br />
Dr. Said: “Menurut Anda, perayaan Maulid merupakan ibadah ataukah maksiat?”<br />
<br />
Syaikh: “Ibadah tentunya!” (dengan nada yakin).<br />
<br />
Dr. Said: “Baik… apakah ibadah ini diketahui oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, ataukah tidak?”<br />
<br />
Syaikh: “Tentu beliau tahu akan hal ini!”<br />
<br />
Dr. Said: “Jika beliau tahu akan hal ini, lantas beliau sembunyikan ataukah beliau ajarkan kepada umatnya?”<br />
<br />
(…. Sejenak syaikh ini terdiam. Ia sadar bahwa jika ia mengatakan “ya”, maka pertanyaan berikutnya ialah: Mana dalilnya? Namun ia juga tidak mungkin mengatakan tidak, sebab konsekuensinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih menyembunyikan sebagian ajaran Islam. Akhirnya dengan terpaksa ia menjawab )<br />
<br />
Syaikh: “Iya… beliau ajarkan kepada umatnya…”<br />
<br />
Dr. Said: “Bisakah Anda mendatangkan dalil atas hal ini?”<br />
<br />
(Syaikh pun terdiam seribu bahasa… ia tahu bahwa tidak ada satu dalil pun yang bisa dijadikan pegangan dalam hal ini…)<br />
<br />
Syaikh: “Maaf, tidak bisa…”<br />
<br />
Dr. Said: “Kalau begitu ia bukan ibadah, tapi maksiat.”<br />
<br />
Syaikh: “Oo tidak, ia bukan ibadah dan bukan juga maksiat, tapi bidáh hasanah.”<br />
<br />
Dr. Said: “Bagaimana Anda bisa menyebutnya sebagai bid’ah hasanah, padahal Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa setiap bid’ah itu sesat??”<br />
<br />
Setelah berdialog cukup lama, akhirnya syaikh tadi mengakui bahwa sikap sahabatnyalah yang benar, dan bahwa maulid Nabi yang selama ini dirayakan memang tidak berdasar kepada dalil yang shahih sama sekali.<br />
<br />
Ini merupakan sepenggal dialog yang menggambarkan apa yang ada di benak sebagian kaum muslimin terhadap sikap sebagian kalangan yang enggan merayakan maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dialog singkat di atas tentunya tidak mewakili sikap seluruh kaum muslimin terhadap mereka yang tidak mau ikut maulidan. Kami yakin bahwa di sana masih ada orang-orang yang berpikiran terbuka dan obyektif, yang siap diajak berdiskusi untuk mencapai kebenaran sesungguhnya tentang hal ini.<br />
<br />
Namun demikian, ada juga kalangan yang bersikap sebaliknya. Menutup mata, telinga, dan fikiran mereka untuk mendengar argumentasi pihak lain. Karenanya kartu truf terakhir mereka ialah memvonis pihak lain sebagai ‘wahhabi’ yang selalu dicitrakan sebagai ’sekte Islam sempalan’, yang konon diisukan sebagai kelompok yang gampang membid’ahkan, mengkafirkan, mengingkari karomah para wali, dan sederet tuduhan lainnya.<br />
<br />
Cara seperti ini bukanlah hal baru. Sejak dahulu pun mereka yang tidak senang kepada dakwah tauhid, selalu berusaha memberikan gelar-gelar buruk kepada para dainya. Tujuannya tak lain ialah agar masyarakat awam antipati terhadap mereka. Simaklah bagaimana Fir’aun dan kaumnya menggelari Musa dan Harun ‘alaihimassalam:<br />
<br />
(57) Fir’aun mengatakan: “Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami dengan sihirmu hai Musa? (58) Sungguh kami pasti mendatangkan pula kepadamu sihir semacam itu, maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak pula kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya).” (59) Musa menjawab: “Waktu pertemuan itu ialah di hari raya dan hendaklah manusia dikumpulkan pada waktu dhuha.” (60) Maka Fir’aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang. (61) Musa berkata kepada mereka: “Celakalah kamu, janganlah kamu mengadakan kedustaan terhadap Allah, hingga Dia membinasakanmu dengan siksa.” Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan. (62) Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara mereka, dan mereka merahasiakan percakapan (mereka). (63) Mereka berkata: “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kalian dari negeri kalian dengan sihirnya, dan hendak melenyapkan kedudukan kalian yang utama…” (Qs. Thaha: 57 – 63)<br />
<br />
Dalam ayat lain Allah berfirman:<br />
“Sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, (24) kepada Fir’aun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata: “Ia (Musa) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.” (Qs. Ghafir: 23-24)<br />
<br />
Simak pula bagaimana kaum Nabi Luth ‘alaihissalam hendak mengusir beliau dan para pengikutnya dengan tuduhan ‘orang-orang yang sok menyucikan diri’:<br />
<br />
Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan: “Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwakan dirinya) bersih.” (Qs. An Naml: 56)<br />
<br />
Atau Nabi Shalih ‘alaihissalam yang dianggap sombong dan pembohong oleh kaumnya… Allah berfirman:<br />
<br />
(23) Kaum Tsamudpun telah mendustakan ancaman-ancaman (itu). (24) Mereka berkata: “Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau begitu kita benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila”, (25) Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya -yakni Nabi Shaleh ‘alaihissalam- di antara kita? Sebenarnya dia seorang yang amat pendusta lagi sombong.” (26) Kelak mereka akan tahu siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong. (Qs. Al Qamar: 23 – 26)<br />
<br />
Sampai junjungan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tak luput dari julukan-julukan buruk kaumnya. Allah berfirman:<br />
<br />
(1) Shaad, demi al-Qur’an yang mempunyai keagungan (2) Sebenarnya orang-orang kafir itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit. (3) Betapa banyaknya ummat sebelum mereka yang telah kami binasakan, lau mereka meminta tolong padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri. (4) Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: “ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta.” (Qs. Shaad: 1 – 4)<br />
<br />
Jadi, banyaknya tuduhan-tuduhan jelek terhadap suatu golongan, mestinya tidak menghalangi kita untuk bersikap adil dan obyektif terhadap mereka. Karena boleh jadi kebenaran justeru berpihak kepada mereka, dan dalam hal ini yang menjadi patokan adalah dalil-dalil dari Al Qur’an dan Hadits yang shahih.<br />
<br />
Berangkat dari sini, penulis ingin mengajak para pembaca yang budiman untuk mendudukkan masalah perayaan maulid Nabi, benarkah ia merupakan bid’ah hasanah? Benarkah ia merupakan perwujudan cinta kepada Rasul yang dibenarkan? Apakah asal muasal perayaan ini? dan berbagai masalah lainnya seputar maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentunya semua akan disajikan secara ilmiah dengan merujuk kepada Al Qur’an dan Sunnah, sesuai dengan pemahaman As Salafus shaleh.<br />
**<br />
Penulis: Ustadz Sufyan bin Fuad Baswedan, Lc. (Mahasiswa Pasca Sarjana, Fakultas Hadits & Dirosah Islamiyyah, Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia)<br />
Artikel www.muslim.or.id<br />
Diposkan oleh Akh Ahmad di Senin, Februari 22, 2010<br />
Label: Maulid, Moslem, SunnahAkh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-2885569676769507862010-03-12T17:50:00.002+07:002010-03-19T09:05:47.259+07:00Apa Hukum Merayakan Maulid Nabi?Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah menjawab:<br />
<br />
<br />
Pertama, malam kelahiran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak diketahui secara pasti kapan. Bahkan sebagian ulama masa kini menyimpulkan hasil penelitian mereka bahwa sesungguhnya malam kelahiran beliau adalah pada tanggal 9 Robi’ul Awwal dan bukan malam 12 Robi’ul Awwal. Oleh sebab itu maka menjadikan perayaan pada malam 12 Robi’ul Awwal tidak ada dasarnya dari sisi latar belakang historis.<br />
<a name='more'></a>Kedua, dari sisi tinjauan syariat maka merayakannya pun tidak ada dasarnya. Karena apabila hal itu memang termasuk bagian syariat Allah maka tentunya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya atau beliau sampaikan kepada umatnya. Dan jika beliau pernah melakukannya atau menyampaikannya maka mestinya ajaran itu terus terjaga, sebab Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran dan Kami lah yang menjaganya.” (QS. Al-Hijr: 9)<br />
<br />
Sehingga tatkala ternyata sedikit pun dari kemungkinan tersebut tidak ada yang terbukti maka dapat dimengerti bahwasanya hal itu memang bukan bagian dari ajaran agama Allah. Sebab kita tidaklah diperbolehkan beribadah kepada Allah ‘azza wa jalla dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara-cara seperti itu. Apabila Allah ta’ala telah menetapkan jalan untuk menuju kepada-Nya melalui jalan tertentu yaitu ajaran yang dibawa oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam maka bagaimana mungkin kita diperbolehkan dalam status kita sebagai hamba yang biasa-biasa saja kemudian kita berani menggariskan suatu jalan sendiri menurut kemauan kita sendiri demi mengantarkan kita menuju Allah? Hal ini termasuk tindakan jahat dan pelecehan terhadap hak Allah ‘azza wa jalla tatkala kita berani membuat syariat di dalam agama-Nya dengan sesuatu ajaran yang bukan bagian darinya. Sebagaimana pula tindakan ini tergolong pendustaan terhadap firman Allah ‘azza wa jalla yang artinya,<br />
<br />
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي<br />
<br />
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku kepada kalian.” (QS. Al-Maa’idah: 3)<br />
Oleh sebab itu kami katakan bahwasanya apabila perayaan ini termasuk dari kesempurnaan agama maka pastilah dia ada dan diajarkan sebelum wafatnya Rasul ‘alaihish shalatu wa salam. Dan jika dia bukan bagian dari kesempurnaan agama ini maka tentunya dia bukan termasuk ajaran agama karena Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian.” Barang siapa yang mengklaim acara maulid ini termasuk kesempurnaan agama dan ternyata ia terjadi setelah wafatnya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam maka sesungguhnya ucapannya itu mengandung pendustaan terhadap ayat yang mulia ini. Dan tidaklah diragukan lagi kalau orang-orang yang merayakan kelahiran Rasul ‘alaihis shalatu was salam hanya bermaksud mengagungkan Rasul ‘alaihis shalaatu was salaam. Mereka ingin menampakkan kecintaan kepada beliau serta memompa semangat agar tumbuh perasaan cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui diadakannya perayaan ini. Dan itu semua termasuk perkara ibadah. Kecintaan kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ibadah. Bahkan tidaklah sempurna keimanan seseorang hingga dia menjadikan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai orang yang lebih dicintainya daripada dirinya sendiri, anaknya, orang tuanya dan bahkan seluruh umat manusia. Demikian pula pengagungan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk perkara ibadah. Begitu pula membangkitkan perasaan cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga termasuk bagian dari agama karena di dalamnya terkandung kecenderungan kepada syariatnya. Apabila demikian maka merayakan maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah serta untuk mengagungkan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah suatu bentuk ibadah. Dan apabila hal itu termasuk perkara ibadah maka sesungguhnya tidak diperbolehkan sampai kapan pun menciptakan ajaran baru yang tidak ada sumbernya dari agama Allah. Oleh sebab itu merayakan maulid Nabi adalah bid’ah dan diharamkan.<br />
<br />
Kemudian kami juga pernah mendengar bahwa di dalam perayaan ini ada kemungkaran-kemungkaran yang parah dan tidak dilegalkan oleh syariat, tidak juga oleh indera maupun akal sehat. Mereka bernyanyi-nyanyi dengan mendendangkan qasidah-qasidah yang di dalamnya terdapat ungkapan yang berlebih-lebihan (ghuluw) terhadap Rasul ‘alaihish sholaatu was salaam sampai-sampai mereka mengangkat beliau lebih agung daripada Allah -wal ‘iyaadzu billaah-. Dan kami juga pernah mendengar kebodohan sebagian orang yang ikut serta merayakan maulid ini yang apabila si pembaca kisah Nabi sudah mencapai kata-kata “telah lahir Al-Mushthafa” maka mereka pun serentak berdiri dan mereka mengatakan bahwa sesungguhnya ruh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam hadir ketika itu maka kita berdiri demi mengagungkan ruh beliau. Ini adalah tindakan yang bodoh. Dan juga bukanlah termasuk tata krama yang baik berdiri ketika menyambut orang karena beliau tidak senang ada orang yang berdiri demi menyambutnya. Dan para sahabat beliau pun adalah orang-orang yang paling dalam cintanya kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam serta kaum yang lebih hebat dalam mengagungkan beliau daripada kita. Mereka itu tidaklah berdiri tatkala menyambut beliau karena mereka tahu beliau membenci hal itu sementara beliau dalam keadaan benar-benar hidup. Lantas bagaimanakah lagi dengan sesuatu yang hanya sekedar khayalan semacam ini?<br />
<br />
Bid’ah ini -yaitu bid’ah Maulid- baru terjadi setelah berlalunya tiga kurun utama. Selain itu di dalamnya muncul berbagai kemungkaran ini yang merusak fondasi agama seseorang. Apalagi jika di dalam acara itu juga terjadi campur baur lelaki dan perempuan dan kemungkaran-kemungkaran lainnya. (Diterjemahkan Abu Muslih dari Fatawa Arkanil Islam, hal. 172-174).<br />
***<br />
Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin<br />
<br />
Penerjemah: Abu Mushlih Ari Wahyudi<br />
<br />
Artikel www.muslim.or.id<br />
<br />
Diposkan oleh Akh Ahmad di Kamis, Februari 25, 2010<br />
<br />
Label: MoslemAkh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3005402194714072238.post-78781580554132642212010-03-12T17:35:00.004+07:002010-03-26T06:52:01.526+07:00Doa Doa Saat Hujan“Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan angin ini, dan aku berlindung kepadaMu dari kejelekannya.”*1 <br />
<a name='more'></a><br />
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلْتَ بِهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلْتَ بِهِ.<br />
<br />
“Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan angin (ribut ini), kebaikan apa yang di dalamnya dan kebaikan tujuan angin dihembuskan. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan angin ini, kejahatan apa yang di dalamnya dan kejahatan tujuan angin dihembuskan.” *2<br />
2.DOA UNTUK MINTA HUJAN<br />
<br />
اَللَّهُمَّ أَسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلاً غَيْرَ آجِلٍ.<br />
<br />
"Ya Allah! Berilah kami hujan yang merata, menyegarkan tubuh dan menyuburkan tanaman, bermanfaat, tidak membahayakan. Kami mohon hujan secepatnya, tidak ditunda-tunda.”*3<br />
<br />
اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا.<br />
<br />
"Ya Allah! Berilah kami hujan. Ya Allah, turunkan hujan pada kami. Ya Allah! Hujanilah kami,”*4<br />
<br />
اَللَّهُمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ، وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ، وَأَحْيِي بَلَدَكَ الْمَيِّتَ.<br />
<br />
“Ya Allah! Berilah hujan kepada hamba-hambaMu, ternak-ternakMu, berilah rahmatMu dengan merata, dan suburkan tanahMu yang tandus.”*5<br />
<br />
3.DOA APABILA HUJAN TURUN<br />
<br />
اَللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا.<br />
<br />
“Ya Allah! Turunkanlah hujan yang bermanfaat (untuk manusia, tanaman dan binatang).”*6<br />
<br />
4. BACAAN SETELAH HUJAN TURUN<br />
<br />
مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ.<br />
<br />
“Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah.”*6<br />
<br />
5.DOA AGAR HUJAN BERHENTI<br />
<br />
اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى اْلآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ.<br />
<br />
“Ya Allah! Hujanilah di sekitar kami, jangan kepada kami. Ya, Allah! Berilah hujan ke daratan tinggi, beberapa anak bukit perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.” *7<br />
<br />
8.DOA KETIKA ADA HALILINTAR<br />
<br />
سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ.<br />
<br />
“Maha Suci Allah yang halilintar bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya.”*8<br />
---------------------------------------------------------------------------------<br />
<br />
[1] HR. Abu Dawud 4/326, Ibnu Majah 2/1228, dan lihatlah kitab Shahih Ibnu Majah 2/305.<br />
<br />
[2] HR. Muslim 2/616 dan Al-Bukhari 4/76.<br />
<br />
[3] HR. Abu Dawud 1/303, dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Abi Dawud 1/216.<br />
<br />
[4] HR. Al-Bukhari 1/224 dan Muslim 2/613.<br />
<br />
[5] HR. Abu Dawud 1/305 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Abi Dawud 1/218.<br />
<br />
[6] HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 2/518.<br />
<br />
[7] HR. Al-Bukhari 1/205, Muslim 1/83.<br />
<br />
[8] HR. Al-Bukhari 1/224 dan Muslim 2/614.Akh Ahmadhttp://www.blogger.com/profile/00108688249962873532noreply@blogger.com0